Teknis Analisis Data METODE PENELITIAN

H. Teknis Analisis Data

Data-data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis supaya dapat menjawab pertanyaan penelitian. Data-data yang diperoleh tersebut juga merupakan bagian-bagian dari langkah-langkah diagnosis kesulitan belajar menurut Entang. Oleh karena itu, dalam sub bab ini akan dijelaskan bagaimana peneliti melaksanakan langakah-langkah diagnosis kesulitan belajar dan pelaksanaan pengajaran remedial sebagai upaya mengatasi kesulitan belajar dalam pembelajaran matematika yang dialami oleh subjek penelitian. 1. Uji coba instrumen tes penelaahan status Kegiatan uji coba ini ini bertujuan untuk mengetahui tingkat validitas soal yang akan digunakan dan reliabilitas dari instrumen tersebut. Hal ini dilaksanakan supaya instrumen yang akan digunakan dapat berperan dengan baik, yaitu dapat memberikan informasi yang valid berkaitan dengan siswa-siswa yang mengalami kesulitan belajar. Untuk mengetahui validitas dari tiap soal hasil dari tes ini akan di analisis menggunakan rumus korelasi product moment yaitu, ∑ ∑ ∑ √{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ } . Sedangkan, untuk mengetahui reliabilitas dari instrumen tersebut akan digunakan rumus K-R.20 yaitu, ∑ . 2. Identifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar Untuk mengidentifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar, peneliti mengadakan tes penelaahan status. Hasil tes penelaahan status akan diperiksa dan diolah untuk menentukan subjek penelitian. Penentuan subjek penelitian ini berdasarkan pada prosedur diagnosis kesulitan belajar menurut Entang 1984, pada poin Identifikasi Siswa yang Mengalami Kesulitan Belajar. Dalam penelitian ini, penentuan subjek penelitian akan menggunakan alternatif pertama yang ditawarkan oleh Entang 1984 pada prosedur tersebut yaitu, menandai siswa dalam satu kelas atau dalam satu kelompok siswa-siswa yang mengalami kesulitan belajar dengan cara membandingkan posisi peringkat dalam kelas dengan ketentuan minimal penguasaan materi yang telah ditetapkan sebelumnya PAP dan didukung dengan alternatif-alternatif lainnnya. 3. Melokalisasikan letak kesulitan permasalahan a. Mendekati kesulitan belajar dalam bidang studi tertentu. Dalam penelitian ini, peneliti telah fokus pada bidang tertentu, yaitu pada pembelajaran matematika. Oleh karena itu, secara otomatis tahap ini telah dilaksanakan. b. Mendeteksi pada kawasan tujuan belajar dan bahan ruang lingkup bahan pelajaran manakah kesulitan terjadi. Data yang diperoleh pada tes diagnosis akan digunakan untuk mengetahui tujuan belajar yang belum dicapai oleh subjek penelitian, sehingga dapat menjawab langkah ini. c. Analisis terhadap catatan mengenai proses belajar Hasil wawancara menggunakan instrumen wawancara dengan guru mata pelajaran matematika pada poin a akan diolah sebagai salah satu informasi untuk menentukan letak kesulitan belajar yang dialami oleh subjek penelitian. 4. Lokalisasi Jenis Faktor dan Sifat yang Menyebabkan Mereka Mengalami Kesulitan Untuk menentukan faktor penyebab kesulitan belajar yang dialami oleh subjek penelitian, dilaksanakan beberapa hal yaitu wawancara dengan subjek penelitian, wawancara dengan guru dan wali kelas, dan observasi aktivitas siswa selama disekolah. Instrumen wawancara yang akan digunakan untuk mewawancarai subjek penelitian adalah instrumen wawancara yang pertama, yaitu wawancara yang dilaksanakan setelah pelaksanaan tes diagnostik. 5. Perkiraan kemungkinan bantuan Setelah tahap pertama sampai tahap ketiga terlaksana, peneliti menganalsisis kembali data-data yang diperoleh untuk memperkirakan kemungkinan bantuan yang dapat dilaksanakan. Pada tahap ini ada beberapa rambu-rambu pertanyaan yang harus dijawab sesuai dengan prosedur diagnosis kesulitan belajar yang disampaikan oleh Entang 1984: 29 atau yang telah ditulis pada bab II. 6. Penetapan kemungkinan cara mengatasinya Kemungkinan cara mengatasi kesulitan belajar yang dialami oleh subjek penelitian akan dikemas dalam bentuk pengajaran remedial. Pada pelaksanaan pengajaran remedial dimungkinkan adanya berbagai macam tindakan. Data yang diperoleh pada tahap-tahap sebelumnya akan digunakan untuk menentukan teknik pelaksanaan pengajaran remedial. 7. Tindak lanjut Tahap ini akan diisi dengan pelaksanan pengajaran remedial. Data yang diperoleh dalam kegiatan pengajaran remedial digunakan untuk melihat perkembangan yang dialami subjek penelitian. Data ini juga digunakan untuk mengetahui dampak pelaksanaan pengajaran remedial terhadap kesulitan belajar yang dialami oleh subjek penelitian dalam pembelajaran matematika. 8. Evaluasi Untuk melaksanakan evaluasi kegiatan, peneliti telah menyiapkan dua instrumen tes tertulis. Hasil dari tes tertulis dengan menggunakan instrumen pertama akan dibandingkan dengan hasil tes diagnostik dari masing-masing subjek penelitian. Kemudian, hasil dari tes tertulis menggunakan instrumen kedua akan dibandingkan dengan hasil tes penelaahan status dari masing-masing subjek penelitian untuk melihat dampak pelaksanaan diagnosis dan pengajaran remedial terhadap kesulitan belajar matematika yang dialami kedua subjek peneltian. Selain menggunakan hasil dari tes tertulis, peneliti juga akan melihat sikap atau reaksi subjek penelitian terhadap pelaksanaan pengajaran remedial. Hal ini bertujuan untuk melihat kesesuaian metode pengajaran remedial yang dilaksanakan terhadap karakteristik subjek penelitian.

I. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari beberapa langkah. Langkah- langkah tersebut adalah sebagai berikut: 1. Penyusunan Proposal Penelitian Sebelum pelaksanan penelitian dimulai, peneliti wajib menyusun proposal penelitian. Proposal tersebut terdiri dari gambaran umum kegiatan penelitian, alat, dan rencana kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan. Oleh karena itu, proposal penelitan ini sangat penting untuk kelancaran pelaksanaan penelitian. 2. Pengajuan Izin Penelitian Ke Sekolah Setelah proposal penelitian selesai disusun, peneliti datang ke sekolah yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian untuk meminta izin penelitian. Setelah izin penelitian tersebut diberikan oleh sekolah, peneliti dapat memulai rangkaian penelitian yang akan dilaksankan. 3. Uji coba tes penelaahan status Uji coba ini dilaksanakan di suatu kelas VIII SMP Maria Immaculata Yogyakarta. Kegiatan inu dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui kualitas soal yang akan digunakan. Setelah uji coba soal dilaksanakan, peneliti melakukan analisis butir soal. 4. Tes Penelaahan status Tes penelaahan status merupakan tes yang dilaksanakan untuk menentukan subjek penelitian. Tes ini ditujukan kepada semua siswa dalam suatu kelas tertentu. Dalam tes ini, materi yang diujikan adalah materi kelas VIII semester II yang telah diajarkan sebelum ulangan tengah semester II, yaitu garis lurus, sistem persamaan linear dua variabel, dan teorema Pythagoras. Hal ini bertujuan supaya siswa masih memiliki ingatan yang segar tentang materi pembelajaran tersebut. Oleh karena itu, peneliti dapat lebih mudah menentukan siswa yang memerlukan bantuan. 5. Wawancara Guru Mata pelajaran dan Wali Kelas Wawancara ini dilaksanakan untuk meperkuat pemilihan subjek penelitian. Dilaksanakan setelah tes penelaahan status, dan dilaksanakan untuk menggali informasi tentang siswa-siswa yang sebelumnya telah dipilih sebagai kandidat subjek penelitian. 6. Penentuan Subjek Penelitian Subjek penelitian ditentukan berdasarkan hasil tes penelaahan status dan diperkuat dengan wawancara dengan guru mata pelajaran serta wali kelas. Siswa yang dipilih adalah siswa yang mendapatkan peringkat dua terendah dari hasil tes penelaahan status tersebut, dan yang menjadi patokan adalah nilai Kriteria Ketuntasan Minimum KKM. 7. Wawancara Subjek Penelitian Wawancara ini dilaksankan untuk mengetahui lebih dalam tentang subjek penelitian. Selain itu, wawawancara dilaksanakan dengan tujuan untuk memperoleh informasi tentang faktor penyebab kesulitan beajar yang dialami oleh subjek penelitian. 8. Tes diagnositk Tes diagnostik ini dilaksanakan dengan berdasarkan pada tes penelaahan status yang sebelumnya dilakukan, serta berdasarkan pada hasil wawancara. Peserta dari tes ini merupakan subjek penelitian yang sudah ditentukan. Tujuan dari tes ini adalah untuk mengetahui letak dan penyebab kesulitan belajar yang dialami oleh subjek penelitian dalam pembelajaran matematika. 9. Wawancara Subjek Penelitian, Guru Mata pelajaran dan Wali Kelas Wawancara ini dilaksankan untuk mengetahui lebih dalam tentang subjek penelitian. Selain itu, wawawancara dilaksanakan dengan tujuan untuk memperkuat letak dan penyebab kesulitan beajar yang dialami oleh subjek penelitian. 10. Penentuan Letak dan Penyebab Kesulitan Belajar dalam Pembelajaran Matematika Setelah tes diagnostik dan berbagai rangkaian wawancara yang sebelumnya telah dilaksanakan, peneliti dapat menentukan letak dan penyebab kesulitan belajar yang dialami oleh subjek penelitian. Selain itu, peneliti juga dapat menentukan kemungkinan tindakan yang akan dilaksanakan sebagai upaya mengatasi kesulitan belajar yang dialami oleh subjek penelitian tersebut. Sebelum treatment terhadap kesulitan belajar tersebut dilaksanakan, peneliti melakukan verifikasi kembali terhadap letak dan penyebab kesulitan belajar tersebut, sehingga treatment yang akan diberikan diharapkan dapat membantu subjek penelitian. 11. Pengajaran Remedial Pengajaran remedial yang akan diterapkan dalam penelitian ini menggunakan kemungkinan pertama berdasarkan landasan teori yag telah dicantumkan. Kemungkinan pertama tersebut adalah dengan cara mengulang kembali materi pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik dan kelemahan masing-masing subjek penelitian. Dalam hal ini dimungkinkan pula adanya pengulangan materi prasyarat jika kesulitan belajar yang dialami oleh subjek penelitian terletak pada materi prasyarat tersebut. Kegiatan ini akan dilaksanakan sebanyak 3 pertemuan untuk masing-masing subjek penelitian. Pada pertemuan pertama, kegiatan yang akan dilaksanakan adalah mengulang kembali materi pembelajaran yang masih belum dapat dikuasai dengan baik oleh subjek penelitian, terutama pada topik persamaan garis lurus. Peneliti akan menjelasakan ulang materi-materi pelajaran guna mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang belum dicapai. Pada setiap tujuan sub materi peneliti akan memberikan pula contoh-contoh soal dan soal latihan yang dapat dikerjakan oleh subjek penelitian. Hal ini bertujuan untuk semakin mempermudah subjek dalam memahami materi pembelajaran. Materi yang akan disampaikan pada pertemuan kedua adalah sistem persamaan linear dua variabel. Teknik yang akan dilaksanakan pada pertemuan kedua sama seperti teknik yang dilaksanakan pada pertemuan pertama, peneliti akan menjelesakan ulang dan memberikan latihan soal dari setiap sub materi. Begitu pula dengan pelaksanaan pada pertemuan ketiga. Akan tetapi, pada pertemuan ketiga ini, materi yang disampaikan adalah teorema Pythagoras. Selain itu, peneliti juga memberikan kesempatan kepada subjek penelitian untuk mempersiapkan evaluasi. Persiapan tersebut dapat berupa tanya jawab berkaitan dengan ketiga topik tersebut yang dirasa masih belum dipahami oleh subjek penelitian. Demikian kegiatan yang akan dilaksanakan pada saat pengajaran remedial. Pelaksanaan pengajaran remidal tersebut tetap harus menyesuaikan dengan karakteristik masing-masing subjek dan memungkinkan terjadi perubahan teknis pelaksanaan. 12. Evaluasi kegiatan diagnostik dan pengajaran Remedial Setelah rangkaian kegiatan pengajaran remedial dilaksanakan, peneliti melakukan kegiatan evaluasi. Evaluasi ini terdiri dari dua tahap tes tertulis. Tahap pertama menggunakan instrumen soal seperti tes diagnostik, dan untuk tahap kedua menggunakan soal yang sama dengan soal tes penelaahan status. Selain itu, evaluasi juag mempertimbangkan sikap atau reaksi subjek peneltian terhadap pelaksanaan pengajaran remedial. Tujuan dilaksanakannya evaluasi yaitu, untuk mengetahui dampak diagnosis dan pengajaran remedial yang telah dilaksankan terhadap kesulitan belajar yang dialami oleh subjek penelitian dalam pembelajaran matematika. 13. Penarikan kesimpulan Penarikan kesimpulan berisi kesimpulan peneliti terhadap pelaksanaan kegiatan upaya mengatasi kesulitan belajar matematika dengan diagnosis dan pengajaran remedial pada studi kasus siswa kelas VIII SMP Maria Immaculata Yogyakarta tahun ajaran 20142015. Serta peneliti berharap pelaksanaan penelitian ini dapat bermanfaat bagi siswa, guru, dan pembaca. 66

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, HASIL, DAN PEMBAHASAN

A. Profil Sekolah

SMP Maria Immaculata Yogyakarta terletak di Jalan Brigdjen Katamso No.4, Yogyakarta dan berada dalam naungan yayasan Marsudirini. Visi dari SMP ini adalah menyelenggarakan pendidikan dengan semangat persaudaraan, membentuk pribadi yang utuh, berkualitas, berwawasan iptek berdasarkan nilai-nilai kristiani, Pancasila dan UUD 1945. Visi tersebut ingin diraih dengan 4 cara yang dirumuskan dalam Misi sekolah. Letak sekolah yang strategis dan berada di tengah-tengah kota, menjadikan sekolah ini mudah dikunjungi. Jumlah rombongan belajar di sekolah ini ada 6 di setiap tingkatnya, sehingga ada 18 rombongan belajar untuk tiga tingkat. Sekolah ini memiliki berbagai fasilitas untuk menunjang pelaksanaan belajar mengajar.

B. Pelaksanaan Penelitian

1. Observasi

Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu dilaksanakan observasi untuk mengetahui materi pembelajaran yang telah diajarkan oleh guru. Selain itu, observasi dilaksanakan juga untuk mengetahui hal- hal yang dibutuhkan dalam penelitian.