a. Transfer dan atau daya beli suatu negara dan mata uang terhadap yang lain.
b. Memberikan kredit jangka pendek untuk membiayai perdagangan. c. Fasilitas untuk menghindari resiko pertukaran atau hedging.
Salvatore, 1994 : 116
Berdasarkan perbedaan derajat konvertibilitas daripada mata uang dalam lalu lintas pembayaran internasional bisa dibedakan :
a. Hard Currencies, atau mata uang kuat atau keras yaitu mata uang yang memiliki sifat acceptability yang tinggi. Pada umumnya mata uang
semacam ini dengan sendirinya juga mempunyai convertibility yang tinggi. Contohnya ialah : US Dollar, Canada, Swiss, Franch.
b. Kalau Hard Currencies sangat disukai masyarakat dunia pada umumnya dipakai oleh kebanyakan negara sebagai cadangan
internasional, soft currencies sangat sedikit atau bahkan mungkin tidak
ada peminatnya. Boediono, 1984 : l7.
2.2.2.3. Sistem Kurs Tetap
Kurs tetap bukan merupakan kurs yang secara permanen abadi atau tetap, tetapi kurs tetap lebih merupakan sistem yang diperkenankan untuk
berfluktuasi dalam batas Bans sempit yang mengelilingi nilai prioritas di mana keduanya tetap tetapi tidak abadi atau kekal. Sistem kurs tetap
ini diperkenalkan setelah Perang Dunia ltu yang diadakan di Bretton Woods pada tahun 1994, sistem ini bertahan selama hampir 30 tahun
yaitu sejak 1944-1997, sehingga periode itu disebut Era Bretton Wood.
Jamli, 1991 : 189.
Gambar 2: Sistem Kurs Tetap
Harga Dollar A. S. dalam Rupiah
1 US = Rp. 9500 1 US = Rp. 9000
Sumber : Jamli, Ahmad, 1993, dasar-dasar Keuangan Internasional, BPFE, Yogyakarta, hal 192.
Dari gambar 2, menunjukkan bahwa peningkatan terus menerus permintaan Dollar A.S. D
D
1
, yang disebabkan oleh peningkatan ekspor A.S. ke Indonesia atau aliran modal masuk dari Indonesia
menaikkan kurs dari titik a ke titik b. Sehingga diperlukan bantuan pemerintah berupa peningkatan penawaran Dollar A.S. Hal tersebut
berperan untuk mempertahankan kurs pada titik c.
2.2.2.4. Sistem Kurs Mengambang
Karakteristik dalam sistem kurs mengambang yaitu kurs yang berfluktuasi dengan bebas sebagai reaksi terhadap perubahan permintaan
dan penawaran valuta asing. Penyesuaian neraca pembayaran terutama melalui perubahan kurs dan tingkat bunga dan tidak adanya Cadangan
Internasional Emas dan Valuta Asing. Sistem kurs mengambang tercipta pada tahun 1973. Sistem kurs ini merupakan sistem kurs yang paling
tidak rumit dan amat sesuai dengan model persaingan kompetitif di mana terdapat campur tangan pemerintah untuk mendukung kurs dan kurs
bebas bereaksi terhadap perubahan kondisi pasar dan juga faktor-faktor yang mendasari permintaan dan penawaran valuta asing. Implikasi
adalah bahwa sistem kurs mengambang akan lebih berfluktuasi daripada
sistem kurs tetap. Jamli, 1993 : 209.
Gambar 3: Sistem Kurs Mengambang