Asumsi Klasik METODOLOGI PENELITIAN

dan uji F yang dilakukan sebelumnya menjadi tidak valid dan secara statistik dapat mengacaukan kesimpulan yang diperoleh, untuk itu dilakukan uji asumsinya. Tujuan utama penggunaan uji asumsi klasik adalah untuk mendapatkan koefisien regresi yang terbaik, linier dan tidak bias BLUE : Best Linear Unbiased Estimator, sifat dari BLUE adalah : a. Best : pentingnya sifat ini bila diterapkan dalam uji signifikan baku terhadap  dan  b. Linear : sifat ini dibutuhkan untuk memudahkan dalam penaksiran c. Unbiased : nilai jumlah sampel sangat besar penafsiran parameter yang diperoleh dari sampel besar kira-kira lebih mendekati nilai parameter sebenarnya. d. Estimasi : e diharapkan sekecil mungkin 1. Autokorelasi Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai korelasi antara data observasi yang diurutkan berdasarkan urut waktu data time series0 atau data yang diambil pada waktu tertentu data cross-sectional. Untuk mengetahui ada tidaknya korelasi dapat menggunakan metode Durbin Watson.          n t 1 t 2 t n t 2 t 2 1 t t e e e d Gujarati, 1999 : 215 Keterangan : d = Nilai Durbin Watson e t = Residual pada waktu ke-t e t-1 = Residual pada waktu ke t-1 satu periode sebelumnya n = Banyaknya Data. Gambar 8 : Daerah Keputusan Uji Durbin Watson Menolak H Bukti autokorelasi positif Daerah keragu- raguan E D B A Menerima H atau H i, atau kedua-duanya. Daerah keragu- raguan Menolak H Bukti autokorelasi negatif C d L 2 4-d U 4-d L 4 0 d L Sumber : Gujarati, Damodar, Ekonometrika Dasar, Penerbit Erlangga, Jakarta, hal 216. Adanya autokorelasi ini biasanya varians dengan nilai yang lebih kecil dari nilai sebenarnya, sehingga nilai-nilai R 2 dan F hitung yang dihasilkan cenderung sangat berlebih overestimated. Cara mendeteksi adanya autokorelasi adalah dengan membandingkan nilai Durbin Watson DW dengan DW tabel keputusan adanya autokorelasi didasarkan atas: Daerah A = DW d 1 tolak H autokorelasi positif Daerah B = d 1 DW d U , ragu-ragu Daerah C = d U DW d U , terima H , non autokorelasi Daerah D = 4-d u DW 4-d U ragu-ragu Daerah E = DW 4-d 1 , ditolak H , autokorelasi negatif Gujarati, 1999 : 217 2. Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas adalah gejala dimana varians tidak sama atau tidak homogen, hal ini bisa diketahui berdasarkan penguji korelasi Rank Spearman. Koefisien Rank Spearman : R s = 1 - 6 = 1 N N di 2 2   Sudrajat, 1988 :198 Keterangan : d = Selisih dalam rank antara residual dengan variabel bebas k1 N = Jumlah pengamatan 3. Multikolineraitas Multikolineraitas adalah adanya hubungan yang sempurna antara semua atau beberapa variabel eksplanatori dalam model regresi yang dikemukakan. Untuk mengetahui adanya multikolineraitas di dalam model regresi dapat dilihat dengan ciri-ciri sebagai berikut : 1. Nilai R 2 yang dihasilkan model regresi sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tinggi signifikan mempengaruhi terhadap variabel dependen. 2. Menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independen. Jika antara variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi umumnya diatas 0,90, maka hal ini merupakan indikasi adanya miltikolinieritas. 3. Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance an VIF. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi karena VIF = 1Tolerance. Nilai yang digunakan untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF10 Sudrajat, 1988 : 167.

BAB IV USULAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 . Deskripsi Obyek Penelitian 4.1.1. Kondisi Geografis Indonesia adalah Negara kesatuan yang berbentuk Republik yang terletak 6° Lintang Utara dan 11° Lintang Selatan dan antara 94° Bujur Timur dan 141° Bujur Timur. Indonesia juga merupakan Negara berkembang yang terletak di antara dua samudra, samudra pasifik dan samudra Hindis dan berbatasan dengan samudera Indonesia utara, sebelah timur berbatasan dengan Papua Nugini dan sebelah barat berbatasan dengan samudera Indonesia Sejak tahun 2001 Indonesia dibagi menjadi 30 Propinsi dengan 4 tambahan propinsi, yaitu kepulauan Bangka Belitung, Banten, Gorontalo dan Maluku Utara terdiri dari 268 kabupaten 85 kotamadya 4.424 kecamatan dan 68.819 desa. Indonesia merupakan Negara bahari dengan luas lautnya sekitar 7,9 juta Km Termasuk daerah Zone Economic Eclusive atau 81 dari luas keselurahan. Daratan Indonesia mempunyai luas lebih dari 1,9 juta Km dan mempunyai puluhan atau mungkin ratusan gunung merapi dan sungai. 62

4.1.2. Kependudukan Dilihat dari jumlah penduduk Indonesia termasuk Negara dengan

penduduk keempat di dunia setelah Cina, India dan Amerika Serikat. Berdasarkan hasil sensus penduduk pada tahun 2000 sebesar 206,3 juta jiwa. Jumlah ini mencakup penduduk bertempat tinggal tetap sebesar 205,8 juta dan penduduk tidak bertempat tinggal tetap sebesar 421.399 jiwa. Laju pertumbuhan 1,49 pertahun selama periode 2000-2001. jumlah penduduk yang begiti besar dan terus bertambah setiap tahunnya tidak diimbangi dengan pemerataan penyebaran penduduk. Hasil sensus penduduk 2002 menentukan sekitar 61 penduduk tinggal di pulau Jawa gambaran ini menunjukan daya dukung lingkungan yang kurang seimbang di propinsi – propinsi di jawa.

4.1.3. Perkembangan Penanaman Modal Asing di Indonesia

Perkembangan investasi, baik investasi penanaman modal asing PMA maupun penanaman modal dalam negeri PMDN,pada tahun 2000 sampai dengan 2004 secara komulatif pada tahun 2000 adalah sebagai berikut; jumlah proyek baru yang disetujui PMDN berjumlah 27 buah dengan investasi senilai US 1.534.804 sedangkan proyek dalam bentuk PMA berjumlah 59 buah dengan jumlah investasi senilai US 318.480. Pada tahun 2001 secara komulatif jumlah proyek baru yang disetujui PMDN sejumlah 22 buah dengan investasi senilai US 1.534.804 sedangkan proyek dalam bentuk PMA berjumlah 57 buah dengan jumlah investasi senilai US