Sedangkan inflasi tidak berpengaruh nyata terhadap investasi di Indonesia.
4. Sulistiawati 2000 tentang “Analisis Tentang Perkembangan
Penanaman Modal Asing dan Beberapa Faktor yang Mempengaruhi di Indonesia”. Dari hasil analisis dengan menggunakan uji F diperoleh
nilai sebesar 10,984 dengan F
tabel
sebesar 4,35. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas PDB, Inflasi dan Kurs Dolar AS berpengaruh
secara nyata terhadap Penanaman Modal Asing, sedangkan dari hasil analisa dengan menggunakan uji t nilai PDB = 5,709. Inflasi = -2,888.
Kurs Dollar AS = -3,635 dengan t
tabel
sebesar 2,2281. Hal ini menunjukkan PDB berpengaruh secara nyata terhadap Penanaman
Modal Asing, sedangkan Inflasi dan Kurs Dollar AS berpengaruh secara nyata dan negatif terhadap Penanaman Modal Asing.
2.2. Landasan Teori 2.2.1 Investasi
2.2.1.1 Definisi Investasi
Menurut Nopirin 1987; 133, investasi atau investment disebut
juga penanaman modal yaitu penanaman modal baru. Menurut
Dornsbusch dan Discher 1991; 236, investasi adalah
pengeluaran yang disediakan untuk meningkatkan atau mempertahankan barang-barang modal.
Investasi atau penanaman modal juga dapat diartikan sebagai pengeluaran atau perbelanjaan penanam-penanam modal atau perusahaan
untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan
jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian. Sukirno, 1995 : 107. Jadi dapat disimpulkan bahwa investasi adalah merupakan suatu
pengeluaran untuk pembelian barang-barang modal dalam rangka meningkatkan kapasitas produksi. Tercapainya kapasitas produksi yang
sudah ditargetkan mengakibatkan jumlah pekerjaan akan meningkat. Adanya tingkat produksi yang tinggi dapat menghasilkan surplus yang
tinggi pula, sehingga dapat terhimpun dana yang lebih besar untuk investasi yang dibutuhkan.
2.2.1.2. Teori Mengenai Investasi
Masalah investasi baik penentuan jumlah maupun kesempatan untuk melakukan investasi oleh Keynes didasarkan atas konsep Marginal
Efficiency of Investment MEI yaitu bahwa investasi itu akan dijalankan
oleh seseorang pengusaha bilamana MEI masih lebih tinggi dari pada tingkat bunga interest. Secara garis besar, MEI ini digambarkan
sebagai suatu schedule yang menurun. Schedule ini menggambarkan jumlah investasi yang terlaksana pada setiap tingkat bunga.