adalah nilai ekspor menurun dan impor naik sampai keseimbangan neraca pembayaran kembali tercapai.
Meskipun neraca pembayaran harus selalu dalam keadaan keseimbangan secara akuntansi, namun tidak harus dalam keadaan
keseimbangan secara ekonomis. Hal ini karena kredit otonomi tidak selalu sama dengan debit otonomi.
Transaksi otonomi dilakukan untuk pos-pos itu sendiri sebagai respon stimulasi ekonomi, sosial, bahkan politik yang berbeda-beda.
Transaksi demikian diciptakan untuk menciptakan pendapat serta memperbaiki kesejahteraan ekonomi. Pos-pos yang termasuk dalam
transaksi otonomi adalah ekspor-impor barang dan jasa, investasi asing, bantuan pemerintah, bantuan militer, serta kelompok bagian tertentu arus
kapital. Semua ini dicatat dalam rekening neraca pembayaran sebagai kredit dan debit seusai dengan yang dicerminkan.
Transaksi penampungan atau mengakomodasikan sebaliknya dilakukan untuk mengkompensasikan transaksi otonomi dan secara
esensial mencerminkan mitra finansial dari transaksi tersebut. Transaksi pengakomodasi ini pada dasarnya terdiri atas arus kapital jangka pendek
swasta dan pemerintah yang dicatat sebagai kredit dan debit sesuai arus
yang mencerminkan Jamli, 1992:4.
Faktor-faktor yang menimbulkan ketidakseimbangan neraca pembayaran internasional antara lain :
1. Perubahan tingkat harga dalam negeri
Faktor utama penyebab perubahan tingkat harga dalam negeri adalah biaya produksi barang, yaitu menurunkan atau menaikkan biaya
operasi barang ekspor. Sebab menurunnya harga barang ekspor berarti bahwa untuk mengimpor sejumlah barang tertentu harus
mengorbankan barang ekspor dengan jumlah yang relatif besar.
2. Struktur pasar
Struktur produksi tertentu, membutuhkan kombinasi faktor produksi tertentu. Dalam artian struktur produksi agraris lebih membutuhkan
pada kesuburan tanah dan tenaga manusia yang rajin dan cakap. Tetapi untuk industri yang lebih dibutuhkan modal dan kecakapan. Hasil
produksi agraris sesuai dengan sifatnya. Lebih tergantung pada faktor- faktor alamiah itu merupakan sebab penawaran itu elastis, dan karena
itu relatif sukar untuk dapat segera disesuaikan dengan perubahan permintaan luar negeri.
3. Perubahan posisi hutang piutang luar negeri
Hutang-piutang pinjaman luar negeri sifatnya jangka pendek. Bagi negara-negara kreditur pinjaman-pinjaman itu akan mengurangi
cadangan internasional dan dapat menimbulkan ketidakseimbangan neraca pembayaran.
4. Pergeseran permintaan luar negeri
Pergeseran atau permintaan luar negeri dapat menimbulkan ketidakseimbangan neraca pembayaran yang disebabkan oleh :
a. Faktor penawaran saingan kita
b. Perubahan-perubahan luar negeri itu sendiri
c. Faktor-faktor penawaran kita
Disamping faktor-faktor tersebut, maka permintaan luar negeri akan barang-barang ekspor kita kurang, bila negara tersebut dengan
kemajuan teknologi berhasil menurunkan barang-barang subtitusi.
5. Ketidak stabilan dalam negeri
Dengan pengertian ketidakstabilan ekonomi, yang dapat dilihat pada ketidakstabilan harga, kegoncangan dalam kurs wesel. Kegoncangan
tersebut disebabkan beberapa faktor antara lain : a.
Faktor saving investasi b.
Faktor ekspor impor c.
Faktor anggaran belanja negara dan sebagainya Hal-hal yang tersebut biasa mengakibatkan defisit neraca pembayaran.
6. Bencana alam
Bencana alam yang cukup besar seperti banjir, gempa bumi yang hebat dan sebagainya yang semuanya dapat merusakkan produksi
dalam negeri dimana bencana alam itu terjadi Sobri 1986, 187.