6 Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah budaya
dan intelektual manusia Indonesia. Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia SD mencakup empat
keterampilan berbahasa yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis Depdikbud, 2006: 318. Keempat keterampilan berbahasa ini yang harus
diajarkan dan dikuasai oleh siswa SD. Penguasaan empat keterampilan berbahasa ini siswa SD mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan baik untuk mencapai
tujuan berbahasa.
2.1.2.2 Keterampilan Mendengarkan yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter
Sesuai dengan kurikulum yang berlaku saat ini yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP pembelajaran Bahasa Indonesia pada jenjang SD
mencakup 4 aspek kemampuan berbahasa yaitu aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa Tarigan
2008: 2 menjelaskan bahwa masa kecil belajar mendengarkan bahasa kemudian berbicara; sesudah itu membaca dan menulis. Mendengarkan dan berbicara
dipelajari sebelum memasuki sekolah, sedangkan membaca dan menulis dipelajari di sekolah. Dalam Kamus Bahasa Indonesia 2011, mendengarkan atau
memperhatikan baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang adalah menyimak. Faktor kesengajaan dalam kegiatan menyimak ada usaha memahami
apa yang disimaknya, sedangkan dalam kegiatan mendengarkan tingkatan pemahaman belum dilakukan Sutari, 1998: 17.
Menurut Anderson dalam Tarigan, 2008: 30 menyimak adalah proses besar mendengarkan serta menginterpretasi lambang-lambang lisan. Senada
dengan hal itu menurut Tarigan 2008: 31 menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian,
pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang
pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan
pikirannya. Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktiknya dan banyak latihan Tarigan, 2008: 2-3.
Terdapat 9 tahapan mendengarkan Tarigan, 2008: 31-32 yaitu: 1
Mendengarkan secara berkala, yang terjadi pada saat-saat sang anak merasakan keterlibatan langsung dalam pembicaraan mengenai dirinya;
2 Mendengarkan perhatian dangkal karena sering mendapatkan gangguan
dengan adanya selingan-selingan perhatian kepada hal-hal diluar pembicaraan;
3 Setengah mendengarkan kerena terganggu oleh kegiatan menunggu
kesempatan untuk mengekpresikan isi hati serta mengutarakan apa yang terpendam dalam hati sang anak; mendengarkan serapan karena sang anak
keasyikan menyerap atau mengabsorpsi hal-hal yang kurang penting, hal ini merupakan penjaringan pasif yang sesungguhnya;
4 Mendengarkan sekali-kali, menyimpan sebentar-sebentar apa yang
didengar; perhatian secara seksama berganti dengan keasyikan lain; hanya memperhatikan kata-kata sang pembicara yang menarik hatinya saja.
5 Mendengarkan asosiatif, hanya mengingat pengalaman-pengalaman
pribadi secara konstan yang mengakibatkan sang pendengar benar-benar
tidak memberikan reaksi terhadap pesan yang disampaikan sang pembicara;
6 Mendengarkan dengan reaksi berkala terhadap pembicara dengan
membuat komentar ataupun mengajukan pertanyaan; 7
Mendengarkan secara seksama, dengan sungguh-sungguh mengikuti jalan pikiran sang pembicara;
8 Mendengarkan secara aktif untuk mendapatkan serta menemukan pikiran,
pendapat, atau gagasan sang pembicara. Menurut Sutari, dkk. 1998: 22 tujuan mendengarkan adalah 1
mendapatkan fakta; 2 menganalisis fakta; 3 mengevaluasi fakta; 4 memahami pesan; 5 menyimpulkan isi simakan; 6 memperbaiki kemampuan berbicara;
dan 7 mendapatkan hiburan. Secara umum mendengarkan dapat diartikan proses memperhatikan
lambang-lambang lisan untuk mendapatkan informasi dan menangkap isi pesan yang disampaikan pembicara secara lisan. Dengan mendengarkan siswa akan
berusaha mematuhi perintah apa yang didengar. Siswa dapat bertanggung jawab menyampaikan apa yang didengarnya untuk disampaikan kepada orang lain dan
dapat mempertanggungjawabkan perkataannya sesuai dengan apa yang didengarkan.
2.1.3 Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi Dengan Pendidikan