1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kurikulum 2006 menuntut guru mengembangkan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang membentuk karakter siswa seturut dengan tujuan
pendidikan. Pada kenyataannya, Implementasi kurikulum 2006 masih belum mengembangkan aspek afektif dan psikomotorik Kompas, 30 Desember 2012.
Senada dengan hal itu, Undang-undang UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3 menye
butkan bahwa, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”. Berdasarkan hal tersebut pendidikan karakter dimaksudkan untuk
membangun watak siswa sekolah dasar yang berorientasi dalam mengembangkan potensi, perbaikan dan penguatan. Melalui pendidikan karakter, siswa diharapkan
dapat meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya secara mandiri, menerapkan nilai-nilai karakter dan akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan karakter dapat diterapkan dalam semua mata pelajaran SD. Salah satunya melalui mata pelajaran Bahasa Indonesia,
dimana pendidikan karakter dapat dibentuk melalui cerita-cerita yang dimuat dalam pembelajaran
berbahasa. Ada empat keterampilan dasar yang dikuasai siswa yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Salah satu keterampilan
berbahasa yang harus dikuasai siswa kelas IV SD adalah mendengarkan. Menurut
Tarigan 2008: 6 anak-anak harus dapat mendengar dan menyimak dengan baik kalau mereka ingin memahami bagian yang disampaikan secara lisan dan harus
dapat melihat dengan jelas kalau mereka membaca secara tepat. Semakin tinggi pemahaman anak, semakin tinggi pula kemampuan mendengarnya.
Menurut Tarigan 2008: 2 dalam memperoleh keterampilan berbahasa, biasanya suatu hubungan urutan yang terakhir mula-mula pada masa kecil kita
belajar mendengarkan bahasa kemudian berbicara; sesudah itu membaca dan menulis. Mendengarkan penting karena mendengarkan adalah bagian utama dari
pembelajaran berbahasa, dengan mendengarkan siswa dapat mengembangkan berbagai macam karakter dalam diri siswa menjadi lebih komunikatif dan aktif
dalam memproses informasi yang diterimanya kemudian menyampaikan informasi sebagai respon. Dalam mendengarkan diperlukan konsentrasi, perhatian
yang sungguh-sungguh, kesengajaan, pemahaman dan kehati-hatian Hermawan, 2012: 33 untuk itu karakter disiplin dan tanggung jawab penting agar siswa dapat
mendengarkan dengan baik. Siswa yang berkomunikasi dengan mudah, mampu mendengarkan orang lain dan memahami sudut pandang orang lain Khalsa,
2008:26. Beberapa karakter yang dikembangkan adalah disiplin, tanggung jawab, dan kerja sama, yang dapat dilakukan dalam kegiatan mendengarkan supaya
pendidikan karakter dapat terintegrasikan. Bahan ajar merupakan hal penting yang harus dimiliki guru untuk
pembelajaran bahasa. Bahan ajar memegang peranan penting di dalam proses pembelajaran yang diselenggarakan oleh Sekolah Dasar. Bahan ajar dapat dibuat
oleh guru. Pengembangan bahan ajar dapat diintegrasikan dengan nilai-nilai karakter
yang terkandung
dalam pendidikan
karakter. Guru
dapat
mengembangkan bahan ajar yang terintegrasikan dengan pendidikan karakter dimana isinya tidak hanya teori yang diterima siswa melainkan bahan ajar yang
terintegrasi dengan pendidikan karakter berbasis aktivitas siswa. Melalui pembelajaran yang dilakukan secara langsung diharapkan siswa memahami materi
dan mendapatkan nilai-nilai karakter dalam keterampilan mendengarkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas IV SDN II Prambanan Klaten pada hari Kamis, tanggal 29 November 2012 pukul 11.00 - 11.30 WIB,
diperoleh informasi bahwa guru membutuhkan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, khususnya
pada keterampilan mendengarkan. Hal tersebut dikarenakan pendidikan karakter sangatlah penting ditanamkan pada anak, khususnya anak usia SD. Guru
menyadari bahwa pendidikan karakter sangat perlu ditanamkan kepada anak dan beliau sudah berusaha mengembangkan bahan ajar dan menerapkan pembelajaran
yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, beliau masih merasa kesulitan mengintegrasikan pendidikan karakter
ke dalam mata pelajaran, yang ditanamkan masih yang umum seperti kedisiplinan, tertib, mendengarkan orang lain.
Berdasarkan permasalahan
tersebut, peneliti
mencoba untuk
mengembangkan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia pada Kompetensi Dasar menjelaskan kembali
secara lisan atau tulis penjelasan tentang simbol daerah atau lambang korps semester gasal dengan karakter disiplin, tanggung jawab, dan kerja sama sehingga
dapat tercapainya kepribadian siswa yang matang dalam watak, akhlak dan budi pekerti.
1.2 Rumusan Masalah