tidak memberikan reaksi terhadap pesan yang disampaikan sang pembicara;
6 Mendengarkan dengan reaksi berkala terhadap pembicara dengan
membuat komentar ataupun mengajukan pertanyaan; 7
Mendengarkan secara seksama, dengan sungguh-sungguh mengikuti jalan pikiran sang pembicara;
8 Mendengarkan secara aktif untuk mendapatkan serta menemukan pikiran,
pendapat, atau gagasan sang pembicara. Menurut Sutari, dkk. 1998: 22 tujuan mendengarkan adalah 1
mendapatkan fakta; 2 menganalisis fakta; 3 mengevaluasi fakta; 4 memahami pesan; 5 menyimpulkan isi simakan; 6 memperbaiki kemampuan berbicara;
dan 7 mendapatkan hiburan. Secara umum mendengarkan dapat diartikan proses memperhatikan
lambang-lambang lisan untuk mendapatkan informasi dan menangkap isi pesan yang disampaikan pembicara secara lisan. Dengan mendengarkan siswa akan
berusaha mematuhi perintah apa yang didengar. Siswa dapat bertanggung jawab menyampaikan apa yang didengarnya untuk disampaikan kepada orang lain dan
dapat mempertanggungjawabkan perkataannya sesuai dengan apa yang didengarkan.
2.1.3 Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi Dengan Pendidikan
Karakter
Bahan ajar menurut Maajid 2009: 173 adalah segala bentuk bahan yang digunakan guru untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar. Bahan ajar merupakan informasi, alat, dan teks yang diperlukan guru
untuk merencanakan dan menelaah implementasi pembelajaran. Senada dengan hal tersebut menurut National Center for Vocational Education Research Ltd
National Center for Competency Based Training dalam Maajid 2009: 174 bahan
ajar adalah segala sesuatu yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa
berupa bahan tertulis maupun tidak tertulis. Jadi dapat dipahami bahwa bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang
digunakan untuk mendukung guru dalam proses kegiatan belajar mengajar untuk membantu siswa menemukan pengetahuannya sendiri. Pengembangan bahan ajar
sendiri merupakan upaya yang dilakukan guru untuk mendukung proses kegiatan belajar mengajar.
Menurut Maajid 2009: 174-181 sebuah bahan ajar paling tidak mencakup hal-hal sebagai berikut:
Petunjuk belajar petunjuk siswa guru
Kompetensi yang akan dicapai
Informasi pendukung
Latihan-latihan
Petunjuk kerja,dapat berupa Lembar Kerja LK
Evaluasi
Cunningsworth 1995: 3 dalam bukunya menyatakan bahwa ada beberapa unsur yang harus diperhatikan dalam mengevaluasi bahan ajar meliputi aims and
objectives , design and organization, language content, skills, topic, methodology, tea
chers’s book, practical consideration. Pengembangan bahan ajar yang terintegrasi, nilai karakter bukan menjadi pokok bahasan utama, seperti halnya
konsep, teori, prosedur, ataupun fakta dalam mata pelajaran, nilai karakter menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam mata pelajaran dalam arti materi
pokok bahasan suatu mata pelajaran digunakan untuk mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa Narwanti, 2011: 21.
Guru harus
memperhatikan kemampuan
kognitif, afektif,
dan psikomotorik dalam pembelajaran. Dengan mengembangkan satu aktivitas belajar
saja guru dapat mengembangkan kemampuan dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor Narwanti, 2011: 22. Pendidikan karakter memberikan prioritas
utama terutama pada pelatihan, peleburan individu dalam pengalaman, bukan sekedar pemahaman teoritis dan abstrak Koesoema, 2007: 268. Oleh karena itu
pembelajaran kontekstual yang memberikan siswa pengalaman belajar sangat penting dan bahan ajar yang mengembangkan karakter berbasis aktivitas siswa
akan membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas.
2.1.4 Model Pengembangan Bahan Ajar