Kelarutan  maksimum  oksigen  di  dalam  air  terdapat  pada  suhu  0°C,  yaitu sebesar  14,16  mgl  O
2
.  Konsentrasi  ini  akan  menurun  sejalan dengan  meningkatnya suhu  air.  Dengan  peningkatan  suhu  akan  menyebabkan  konsentrasi  oksigen  akan
menurun dan  sebaliknya  suhu  yang  semakin  rendah  akan  meningkatkan  konsentrasi oksigen terlarut Barus, 2004.
Oksigen  yang  berasal  dari  proses  fotosintesis  tergantung  pada  kerapatan tumbuhan-tumbuhan  air,  lama  dan  intensitas  cahaya  yang  sampai  ke  badan  air
tersebut.  Naik  turunnya  kadar  oksigen  terlarut  dalam  air  sangat  menentukan kehidupan hewan air Suin, 2002.
Odum  1994  menyatakan  bahwa  kadar  oksigen  akan  bertambah  dengan semakin  rendahnya  suhu  dan  berkurang  dengan  semakin  tingginya  salinitas.  Pada
lapisan  permukaan,  kadar  oksigen  akan  lebih  tinggi,  karena  adanya  proses  difusi antara air dengan udara bebas serta adanya proses fotosintesis. Dengan bertambahnya
kedalaman  akan  terjadi  penurunan  kadar  DO,  karena  proses  fotosintesis  semakin berkurang  dan  kadar  oksigen  yang  ada  banyak  digunakan  untuk  pernnapasan  dan
oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik. Metoda  titrasi  dengan  cara  Winkler  secara  umum  banyak  digunakan  untuk
menentukan  kadar  oksigen  terlarut.  Prinsipnya  dengan  menggunakan  titrasi iodometri.  Sampel  yang  akan  dianalisis  terlebih  dahulu  ditambahkan  larutan  MnCl
2
dan NaOH–KL, sehingga akan terjadi endapan MnO
2
. Dengan menambahkan H
2
SO
4
atau HCl maka endapan yang terjadi akan larut kembali dan juga akan membebaskan molekul iodium I
2
, yang ekivalen dengan oksigen terlarut. Iodium yang dibebaskan ini  selanjutnya  dititrasi  dengan  larutan  standar  natrium  tiosulfat  Na
2
S
2
O
3
dan menggunakan indikator larutan amilum kanji Salmin, 2005.
2.4.4. Biochemical Oxygen Demand BOD
5
Banyak  pengertian  mengenai  BOD  atau  Biochemical  Oxygen  Demand. Hariyadi  2004  mengutip  beberapa  pengertian  tentang  BOD,  yaitu  “Suatu
karakteristik  yang  menunjukkan  jumlah  oksigen  terlarut  yang  diperlukan  oleh
Universitas Sumatera Utara
mikroorganisme  biasanya  bakteri  untuk  mengurai  atau  mendekomposisi  bahan organik  dalam  kondisi  aerobik”  Umaly  dan  Cuvin,  1988;  Metcalf    Eddy,  1991.
“Bahan  organik  yang  terdekomposisi  dalam  BOD  adalah  bahan  organik  yang  siap terdekomposisi  readily  decomposable  organic  matter”  oleh  Boyd  1990.  “Suatu
ukuran  jumlah  oksigen  yang  digunakan  oleh  populasi  mikroba  yang  terkandung dalam perairan sebagai respon terhadap masuknya bahan organik yang dapat diurai”
oleh Mays 1996. Menurut  Barus  2004,  nilai  BOD
5
Biochemical  Oxygen  Demand menyatakan  jumlah  oksigen  yang  diperlukan  mikroorganisme  aerobi  dalam  proses
penguraian  senyawa  organik,  yang  diukur  pada  suhu  20 C  Fortsner,  1990.  Dalam
proses oksidasi secara biologis ini tentu saja dibutuhkan waktu  yang  lebih  lama jika dibandingkan  dengan  proses  oksidasi  secara  kimiawi.  Faktor-faktor  yang  dapat
mempengaruhi  pengukuran  BOD
5
adalah  jumlah  senyawa  organik  yang  diuraikan, tersedianya organisme aerob yang mampu menguraikan senyawa organik tersebut dan
tersedianya sejumlah oksigen yang dibutuhkan dalam proses penguraian itu. Menurut  Maier  et  all  2009,  BOD  adalah  jumlah  oksigen  terlarut  yang
dikonsumsi  oleh  mikroorganisme  selama  oksidasi  biokimia  organik  karbon  BOD dan  anorganik  materi  amonia.  Metodologi  untuk  mengukur  telah  sedikit  berubah
sejak  dikembangkan  pada  tahun  1930.Pengukuran  BOD  ditulis  BOD
5
adalah pengukuran  jumlah  oksigen  yang  dikonsumsi  oleh  populasi  campuran  bakteri
heterothropic dalam gelap pada suhu 20°C selama 5 hari. Dalam  tes  BOD,  air  ditempatkan  dalam  botol  300-ml  BOD  dan  diencerkan
dalam buffer fosfat pH 7,2 yang mengandung unsur anorganik lain N, Ca, Mg, Fe dan oksigen jenuh. Kadang-kadang mikroorganisme teraklimasi atau mikroorganisme
dikeringkan,  dijual  dalam  bentuk  kapsul,  yang  ditambahkan  ke  air  limbah  kota  dan industri,  yang  mungkin  tidak  memiliki  mikroflora  yang  cukup  untuk  melaksanakan
tes  BOD.  Dalam  beberapa  kasus  inhibitor  nitrifikasi  ditambahkan  ke  sampel  hanya untuk menentukan BOD karbon Maier et all, 2009.
Universitas Sumatera Utara
Prinsip  pengukuran  BOD  cukup  sederhana,  yaitu  mengukur  kandungan oksigen  terlarut  awal  DO
i
dari  sampel  segera  setelah  pengambilan  contoh, kemudian  mengukur  kandungan oksigen  terlarut  pada  sampel  yang  telah diinkubasi
selama 5 hari pada kondisi gelap dan suhu tetap 20 °C yang sering disebut dengan DO
5
. Selisih DO
i
dan DO
5
DO
i
- DO
5
merupakan nilai BOD yang dinyatakan dalam miligram  oksigen  per  liter  mgL.  Pengukuran  oksigen  dapat  dilakukan  secara
analitik  dengan  cara  titrasi  metode  Winkler,  iodometri  atau  dengan  menggunakan alat yang disebut DO meter yang dilengkapi dengan probe khusus Hariyadi, 2004.
Menurut  Maier  et  all  2009,  pengukuran  BOD
5
terutama  untuk  pengelolaan limbah, umumnya digunakan untuk beberapa alasan:
1 Menentukan jumlah oksigen  yang dibutuhkan untuk perlakuan  biologis terhadap
bahan organik yang ada dalam limbah cair; 2
Menentukan ukuran fasilitas pengolahan limbah yang dibutuhkan; 3
Mengukur efisiensi proses perlakuan dalam pengolahan limbah; 4
Mengetahui kesesuaian batasan yang diperbolehkan bagi pembuangan air limbah.
2.4.5. Chemical Oxygen Demand COD