Hasil pengamatan faktor fisik dan kimia perairan Danau Toba terdapat pada Tabel 4.11. berikut.
Tabel 4.10. Nilai rata-rata parameter lingkungan yang diukur pada masing-masing lokasi pengambilan sampel
No. Parameter
Keramba Jaring Apung Muara sungai
1 Temperatur
°
C 26,73
25,3 2
Penetrasi cahaya m 9,10
0,6 3
DO mgl 6,35
6,78 4
BOD mgl 0,45
0,34 5
COD mgl 0,99
0,62 6
pH 7,77
7,55
4.8. Temperatur
Radiasi cahaya matahari yang tiba pada permukaan perairan akan memberikan suatu panas pada badan perairan. Jika jumlah radiasi yang berhasil diserap oleh
perairan berbeda, maka temperatur atau jumlah panas yang dimiliki oleh perairan tersebut pun juga akan berbeda.
Hasil pengukuran menunjukkan temperatur pada keramba jaring apung KJA rata-rata 26,73
ºC. Kisaran temperatur di semua lokasi penelitian tidak mengalami fluktuasi atau relatif konstan. Temperatur rata-rata pada muara sungai lebih rendah
daripada keramba jaring apung KJA yaitu 25,3 C.
Kondisi muara sungai merupakan daerah pertemuan air danau dengan air dari sungai yang mempunyai suhu lebih dingin. Kondisi tersebut mendukung ikan bilih
untuk melakukan pemijahan. Habitat pemijahan ikan bilih adalah perairan sungai yang jernih, dengan suhu air relatif rendah, berkisar antara 24,0-26,0 °C, dan dasar
sungai yang berbatu kerikil dan atau pasir. Kartamihardja dan Sarnita 2008.
4.9. Penetrasi Cahaya
Dari hasil pengukuran kecerahan di keramba jaring apung KJA diketahui bahwa rata-rata penetrasi cahaya adalah 9,10 meter. Hasil ini menggambarkan
kondisi perairan Danau Toba masih tergolong dalam kondisi baik. Di muara sungai,
Universitas Sumatera Utara
rata-rata penetrasi cahaya adalah 0,6 meter. Hal ini disebabkan karena muara sungai Haborsahan merupakan perairan yang dangkal. Adanya material berupa lumpur dari
hulu dan badan sungai juga diduga memberikan pengaruh terhadap penetrasi cahaya di muara sungai.
Keberadaan ikan bilih di Danau Toba sangat berpengaruh terhadap kejernihan air. Hal ini disebabkan ikan bilih mempunyai peranan penting dalam merecycle ulang
limbah perikanan pakan buatan yang berasal dari keramba jaring apung KJA yang diduga berpengaruh terhadap meningkatnya kandungan fosfat dan mengakibatkan
eutrofikasi Situmorang, 2010.
4.10. Dissolved Oxygen DO