Sirungkungon ditangkap 1000 ikan bilih. Sampel ikan bilih dimasukkan ke dalam tempat penyimpanan yang sudah berisi es cool box, lalu dibawa ke
Laboratorium Pemantauan Kualitas Air PT. Aquafarm Nusantara untuk ditimbang berat dan panjang masing-masing. Pengukuran panjang dan berat ikan dilakukan
dengan menggunakan mistar dan timbangan analitik. Tabel. 3.2. Jumlah Sampel Ikan pada Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian Jumlah Sampel Ikan
Keramba Jaring Apung KJA
Panahatan 1000 ekor
Pangambatan 1000 ekor
Lontung 1000 ekor
Silimalombu 1000 ekor
Sirungkungon 1000 ekor
Muara Sungai
Sungai Haborsahan Ajibata 1000 ekor
Sistem pengukuran panjang yang digunakan adalah panjang total yaitu panjang ikan yang diukur mulai dari ujung terdepan bagian kepala sampai ujung terakhir
bagian ekor. Pada saat dilakukan pengukuran, mulut ikan harus tertutup agar tercapai ujung terdepan, bagian terdepan harus bertepatan dengan angka 0,
sedangkan bagian terbelakang yaitu ujung ekor ikan Effendie, 1997. Panjang ikan dinyatakan dalam mm dan berat ikan dalam gram.
b. Perbandingan jenis kelamin sex ratio
Dari setiap 1000 ikan bilih yang ditangkap untuk penghitungan panjang berat, diambil 400 ekor dari setiap stasiun untuk diperiksa jenis kelaminnya dan
dibandingkan jumlah antara ikan jantan dan ikan betina. Ikan bilih memiliki sifat seksual sekunder yang bersifat sementara yaitu semacam jerawat yang khas di
atas kepalanya pada masa pemijahan. Untuk mengetahui jenis kelamin ikan bilih dilakukan dengan cara menekan bagian bawah sirip dada ikan bilih tripping ke
arah lubang pengeluaran.
Universitas Sumatera Utara
c. Tingkat Kematangan Gonad TKG Betina
Pada sampel ikan betina dilakukan pengamatan TKG dengan cara morfologi di laboratorium. Perut sampel ikan bilih dibedah dan ditentukan TKG nya dengan
melihat penentuan TKG menurut Effendie 2002.
d. Pakan alami Analisa Isi Perut
Perut ikan bilih dibedah dengan menggunakan alat bedah. Isi perut diamati dibawah mikroskop dan hasil pengamatan di foto menggunakan kamera digital.
Dari hasil foto yang diperoleh, dilakukan analisis isi perut ikan bilih.
3.3.2. Pengukuran Faktor Fisika dan Kimia Perairan
Faktor Fisika dan Kimia Perairan yang diukur antara lain:
a. Temperatur air °C
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat WTW Oxi 197i. Kabel alat dimasukkan ke dalam air sesuai dengan kedalaman yang akan diteliti 1 meter, 5
meter, 10 meter dan dibaca angka yang tertera pada layar. Pengukuran dilakukan pagi hari di semua lokasi penelitian dengan ulangan tiga kali.
b. Penetrasi Cahaya
Diukur dengan menggunakan keping Secchi, dengan cara menenggelamkan keping Secchi ke dalam air hingga batas penampakan keping Secchi tersebut.
Kemudian diukur kedalaman penetrasi cahaya melalui jarak keping ke permukaan perairan. Pengukuran dilakukan pagi hari di semua lokasi penelitian dengan
ulangan tiga kali.
c. Dissolved Oxygen DO
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat WTW Oxi 197i. Kabel alat dimasukkan ke dalam air sesuai dengan kedalaman yang akan diteliti 1 meter, 5
meter, 10 meter dan dibaca angka yang tertera pada layar. Pengukuran dilakukan pagi hari di semua lokasi penelitian dengan ulangan tiga kali.
Universitas Sumatera Utara
d. Biochemical Oxygen Demand BOD
5
Diukur dengan menggunakan Metode Winkler. Metode pengambilan air menggunakan metode Sampel Sesaat Grab Sample yaitu sampel diambil secara
langsung dari badan air yang sedang dipantau. Sampel dimasukkan ke dalam botol Winkler sebelum diinkubasi diukur nilai DO awal. Kemudian, diinkubasi
selama 5 hari pada suhu 20°C. Setelah 5 hari diukur nilai DO akhir. Pengukuran BOD
5
dilakukan di Laboratorium Water Quality Monitoring PTAN di Ajibata. Pengambilan sampel dilakukan pagi hari di semua lokasi penelitian dengan
ulangan tiga kali. e.
Chemical Oxygen Demand COD
Diukur dengan menggunakan metode WTW photometric
.
Pengukuran COD dilakukan dengan ulangan tiga kali.
f. pH