dalam  Effendie  2002,    harga  eksponen  telah  diketahui  dari  398  populasi  ikan berkisar 1,2–4,0, namun kebanyakan dari harga b tersebut berkisar 2,4-3,5.
Gambar 2.3. Hubungan panjang dan berat ikan Effendie, 2002 Hubungan panjang dan berat dapat dilihat dari nilai konstanta b, yaitu bila b =
3, hubungan yang terbentuk adalah isometrik pertambahan panjang seimbang dengan pertambahan  berat.    Bila  b
≠ 3  maka  hubungan  yang  terbentuk  adalah  allometrik, yaitu  bila  b    3  maka  hubungan  yang  terbentuk  adalah  allometrik  positif  yaitu
pertambahan berat lebih cepat daripada pertambahan panjang, menunjukkan keadaan ikan tersebut montok.  Bila b  3, hubungan yang terbentuk adalah allometrik negatif
yaitu  pertambahan  panjang  lebih  cepat  daripada  pertambahan  berat,  menunjukkan keadaan ikan yang kurus Effendie, 2002.
Nilai praktis yang didapat dari perhitungan panjang dan berat ialah kita dapat menduga berat dari panjang ikan atau sebaliknya, keterangan tentang ikan mengenai
pertumbuhan, kemontokan, perubahan dari lingkungan Effendie, 2002.
2.2.3. Faktor Kondisi
Faktor kondisi adalah keadaan atau kemontokan ikan yang dinyatakan dengan angka-angka  berdasarkan  data  panjang  dan  berat  Lagler,  1961  dalam  Effendie,
1979.  Menurut Effendie 1997, faktor kondisi menunjukkan keadaan baik dari ikan dilihat  dari  segi  kapasitas  fisik  untuk  survival  dan  reproduksi.    Nilai  faktor  kondisi
Universitas Sumatera Utara
dipengaruhi oleh  tingkat  kematangan  gonad dan  jenis  kelamin.   Nilai  faktor kondisi ikan  betina  lebih  besar  dibandingkan  ikan  jantan,  hal  ini  menunjukkan  bahwa  ikan
betina  memiliki  kondisi  yang  lebih  baik  dengan  mengisi  cell  sex  untuk  proses reproduksinya dibandingkan ikan jantan.
Faktor kondisi dapat menjadi indikator kondisi pertumbuhan ikan di perairan. Faktor  dalam  dan  faktor  luar  yang  mempengaruhi  pertumbuhan  ialah  jumlah  dan
ukuran makanan yang tersedia, jumlah makanan yang menggunakan sumber makanan yang tersedia, suhu, oksigen terlarut, faktor kualitas air, umur, dan ukuran ikan serta
kematangan  gonad  Effendie,  1997.  Faktor  kondisi  biasanya  digunakan  untuk menentukan  kecocokan  lingkungan  dan  membandingkan  berbagai  tempat  hidup.
Variasi  faktor  kondisi  bergantung  pada  kepadatan  populasi,  tingkat  kematangan gonad, makanan, jenis kelamin dan umur Effendie, 1979.
Selama  dalam  pertumbuhan,  tiap  pertambahan  berat  material  ikan  akan bertambah  panjang  dimana  perbandingan  liniernya  akan  tetap.  Dalam  hal  ini
dianggap bahwa berat ikan yang ideal sama dengan pangkat tiga dari panjangnya dan berlaku untuk ikan kecil atau besar. Bila terdapat perubahan panjang aau sebaliknya,
akan menyebabkan perubahan nilai perbandingan tadi Effendie, 2002. Apabila  menghitung  kondisi  berdasarkan  hubungan  panjang  berat  dengan
menggunakan  rumus
b
aL W
 ,  maka  kita  akan  mendapatkan  faktor  kondisi  yang
dinamakan faktor kondisi relatif Kn, dengan rumus sebagai berikut:
b
aL W
Kn 
. Deviasi  Kn  dari  nilai  1  menerangkan  semua  variasi  berat  yang  tidak
berhubungan dengan berat yang menghasilkan faktor kondisi K kecuali jika “b” sama dengan 3 dimana hal ini jarang sekali terjadi. Ikan yang berukuran kecil mempunyai
faktor  kondisi  yang tinggi,  kemudian  menurun  ketika  ikan  bertambah  besar.  Hal  ini berhubungan dengan perubahan makanan ikan tersebut. Effendie, 2002.
Universitas Sumatera Utara
2.2.4. Perbandingan Jenis Kelamin sex ratio