Chemical Oxygen Demand COD pH

Prinsip pengukuran BOD cukup sederhana, yaitu mengukur kandungan oksigen terlarut awal DO i dari sampel segera setelah pengambilan contoh, kemudian mengukur kandungan oksigen terlarut pada sampel yang telah diinkubasi selama 5 hari pada kondisi gelap dan suhu tetap 20 °C yang sering disebut dengan DO 5 . Selisih DO i dan DO 5 DO i - DO 5 merupakan nilai BOD yang dinyatakan dalam miligram oksigen per liter mgL. Pengukuran oksigen dapat dilakukan secara analitik dengan cara titrasi metode Winkler, iodometri atau dengan menggunakan alat yang disebut DO meter yang dilengkapi dengan probe khusus Hariyadi, 2004. Menurut Maier et all 2009, pengukuran BOD 5 terutama untuk pengelolaan limbah, umumnya digunakan untuk beberapa alasan: 1 Menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk perlakuan biologis terhadap bahan organik yang ada dalam limbah cair; 2 Menentukan ukuran fasilitas pengolahan limbah yang dibutuhkan; 3 Mengukur efisiensi proses perlakuan dalam pengolahan limbah; 4 Mengetahui kesesuaian batasan yang diperbolehkan bagi pembuangan air limbah.

2.4.5. Chemical Oxygen Demand COD

Chemical Oxygen Demand atau COD adalah jumlah oksigen yang diperlukan untuk mengurai seluruh bahan organik yang terkandung dalam air Boyd, 1990 dalam Hariyadi, 2004. Menurut Maier et all 2009, COD dibutuhkan untuk mengoksidasi semua karbon organik menjadi CO 2 dan H 2 O. Satu g karbohidrat atau 1 g protein setara dengan 1 g COD. Secara normal, jumlah COD adalah sekitar 0,5. Ketika rasio ini turun di bawah 0,3, itu berarti bahwa sampel mengandung sejumlah besar senyawa organik yang tidak mudah dibiodegradasi. COD merupakan jumlah oksigen yang dibutuhkan dalam proses oksidasi kimia yang dinyatakan dalam O 2 l. Dengan mengukur nilai COD maka akan diperoleh nilai yang menyatakan jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk proses oksidasi terhadap total senyawa organik baik yang mudah diuraikan secara biologis maupun terhadap yang sukar atau tidak bisa diuraikan secara biologis Barus, 2004. Universitas Sumatera Utara Bisa saja nilai BOD sama dengan COD, tetapi BOD tidak bisa lebih besar dari COD. Jadi COD menggambarkan jumlah total bahan organik yang ada Hariyadi, 2004. Metode pengukuran COD sedikit lebih kompleks, karena menggunakan peralatan khusus reflux, penggunaan asam pekat, pemanasan, dan titrasi. Peralatan reflux diperlukan untuk menghindari berkurangnya air sampel karena pemanasan. Pada prinsipnya pengukuran COD adalah penambahan sejumlah tertentu kalium bikromat K 2 Cr 2 O 7 sebagai oksidator pada sampel dengan volume diketahui yang telah ditambahkan asam pekat dan katalis perak sulfat, kemudian dipanaskan selama beberapa waktu. Kelebihan kalium bikromat ditera dengan cara titrasi. Dengan demikian kalium bikromat yang terpakai untuk oksidasi bahan organik dalam sampel dapat dihitung dan nilai COD dapat ditentukan Hariyadi, 2004.

2.4.6. pH

Nilai pH menyatakan nilai konsentrasi ion hidrogen dalam suatu larutan, didefinisikan sebagai logaritma dari resiprokal aktivitas ion hidrogen dan secara matematis dinyatakan sebagai pH = log1H + , dimana H + adalah banyaknya ion hidrogen dalam mol per liter larutan. Kemampuan air untuk mengikat atau melepaskan sejumlah ion hidrogen akan menunjukkan apakah larutan tersebut bersifat asam atau basa Barus, 2004. Menurut Barus 2004, organisme air dapat hidup dalam suatu perairan yang mempunyai nilai pH netral dengan kisaran toleransi antara asam lemah sampai basa. Nilai pH yang ideal bagi organisme akuatik pada umumnya berkisar antara 7 sampai 8,5. Nilai pH yang terlalu asam atau basa berbahaya bagi kelangsungan hidup plankton karena akan menyebabkan berbagai gangguan metabolisme dan respirasi. Toleransi organisme terhadap pH dibedakan menjadi stenion, yaitu organisme yang mempunyai toleransi sempit terhadap fluktuasi pH, dan euryion, yaitu organisme air yang mempunyai toleransi luas terhadap fluktuasi pH. Universitas Sumatera Utara

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan di perairan Danau Toba. Lokasi penelitian dibagi menjadi dua lokasi: lima lokasi keramba jaring apung KJA milik PT. Aquafarm Nusantara PT.AN yaitu: Panahatan, Pangambatan, Lontung, Silimalombu, Sirungkungon dan satu lokasi di Muara Sungai Haborsahan di Ajibata. Penelitian telah dilaksanakan pada April – Juli 2010. Peta lokasi penelitian terdapat pada Gambar 3.1.1 dan titik koordinat lokasi penelitian pada Tabel 3.1. Teknik pengambilan sampel bersifat Puspossive Sampling. Setiap lokasi penelitian terdiri dari tiga stasiun dan pengukuran faktor fisika dan kimia perairan dilakukan dengan tiga kali ulangan. Gambar 3.1. Lokasi penelitian Universitas Sumatera Utara