pendidikan formal di SDN Inklusi Pulutan Wetan II dengan kategori 2 siswa tunagrahita, dan 5 siswa dengan kategori lambat belajar.
D. Instrumen penelitian
Tabel 1. Instrumen Penelitian Masalah
Fokus penelitian Aspek yang diteliti
Instrumen Penyesuaian Diri
Anak Berkebutuhan
Khusus di Sekolah Inklusi
Penyesuaian diri psikologis
Kognitif subjek Wawancara,
Observasi, Dokumentasi
Afektif subjek Penyesuaian
sosial Interaksi sosial
Partisipasi sosial Reaksi
penyesuaian diri
Metode dan alat pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara, berikut kisi-kisi yang
digunakan dalam metode dan pengumpulan data yang menjadi acuan dalam menyusun pedoman observasi dan wawancara :
1. Obeservasi
Suharsimi Arikunto 2013: 45 mengatakan observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara melakukan pengamatan secara teliti serta
pencatatan secara sistematis. Kegiatan observasi adalah kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra.
59
Gall, dkk.Susilo Rahardjo, 2013: 45 memandang observasi sebagai salah satu metode pengumpulan data dengan cara mengamati perilaku dan
lingkungan sosial dan atau material individu yang sedang diamati. Menurut Susilo Rahardjo 2013: 47 mengatakan bahwa observasi sebagai alat
pengumpul data adalah kegiatan pengamatan secara inderawi yang direncanakan, sistematis, dan hasilnya dicatat serta dimaknai
diinterpretasikan dalam rangka memperoleh pemahaman tentang subjek yang diamati.
Peneliti dalam penelitian ini menggunakan metode observasi partisipan, yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat, dalam hal ini
pengamat memasuki dan mengikuti kegiatan kelompok yang sedang diamati, observerpengamat benar-benar turut serta mengambil bagian dalam kegiatan
yang dilakukan oleh orangobyek yang diamati, dengan demikian observer dapat menghayati dan merasakan seperti apa yang dirasakan orang-orang
dalam kelompok yang diamati.
2. Wawancara
Wawancara menurut Suharsimi Arikunto 2013: 44 adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden
dengan cara tanya jawab sepihak. Dikatakan sepihak karena dalam wawancara ini responden tidak diberi kesempatan sama sekali untuk mengajukan
pertanyaan. Esterberg Sugiyono, 2007: 317 wawancara adalah merupakan
60
pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara
terbagi menjadi tiga yakni terstruktur, semi terstruktur dan tidak terstruktur. Menurut Bimo Walgito Susilo Rahardjo, 20013: 124 interview ialah
salah satu metode untuk mendapatkan data anak atau orang dengan mengadakan hubungan secara langsung dengan informan. Melalui wawancara
peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterprestasikan situasi dan fenomena yang terjadi, di mana hal ini
tidak bisa ditemukan melalui observasi Peneliti dalam penelitian ini menggunakan wawancara semiterstruktur.
Jenis wawancara ini termasuk dalam kategori in-depth interview dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara
terstruktur. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka Sugiyono, 2007: 320. Berdasarkan
peranan yang dimainkan, teknik wawancara yang digunakan adalah focused interview, yaitu wawancara yang ditujukan kepada orang-orang tertentu yang
mempunyai hubungan dengan objek-objek kasus yang diselidiki Susilo Rahardjo, 2013: 130 sedangkan berdasar sifatnya wawancara ini
menggunakan teknik langsung maupun tidak langusung. Bersifat langsung berarti langsung kepada objek sedangkan tidak langsung berarti wawancara
dilakukan terhadap key informan atau pihak-pihak dekat dan atau terkait dengan objek.
61
E. Keabsahan data