Interaksi Sosial Aspek Psikologis dan Sosial dalam Penyesuaian Diri

Dapat disimpulkan sikap merupakan konsep yang dibentuk dari kognitif, afektif, dan tingkah laku. Sikap yang ada pada individu bukan merupakan faktor bawaan. Sikap tumbuh dan berkembang melalui pengalaman yang dialami oleh individu dalam perjalanan hidupnya.

d. Interaksi Sosial

Menurut H. Borner 1953 interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua individu atau lebih, dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya Abu Ahmadi, 2002: 54. Menurut Gillin dan Gillin 1954 interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang perorangan, anatara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Apabila orang bertemu, interaksi soaial dimuali pada saat itu. Mereka akan saling berjabat tangan, berbicara bahkan berkelahi. Aktivitas-aktivitas semacam itu merupakan bentuk- bentuk interaksi sosial. Interaksi sosial memiliki faktor-faktor yang mempengaruhi, baik secara tunggal maupun bergabung ialah Abu Ahmadi, 2002: 57-64 : 1. Faktor Imitasi. Imitasi dilakukan dalam berinteraksi dengan mengimitasi orang lain dalam berbahasa, tingkah laku tertentu, cara memberi hormat, cara berterimakasih dan lain-lain. Imitasi dalam 22 interaksi sosial mempunyai sisi yang negatif yaitu mungkin yang diimitasi itu salah sehingga menimbulkan kesalahan kolektif yang meliputi jumlah manusia yang besar dan kadang-kadang orang yang mengimitasi sesuatu tanpa kritik sehingga dapat menghambat perkembangan kebiasaan berpikir. 2. Faktor Sugesti. Sugesti yang dimaksud ialah pengaruh psikis baik yang datang dari dirinya sendiri maupun orang lain, yang pada umumnya diterima tanpa adanya kritik. Dalam psikologi, sugesti dibedakan adanya auto-sugesti yaitu sugesti terhadap diri yang datang dari dirinya sendiri atau hetero-sugesti yaitu sugesti yang datang dari orang lain. 3. Faktor Identifikasi. Identifikasi dalam psikologi berarti dorongan untuk menjadi identik sama dengan orang lain, baik secara lahiriah maupun batiniah. Proses identifikasi mula-mula berlangsung secara tidak sadar kemudian irrasional , yaitu berdasarkan perasaan-perasaan atau kecenderungan-kecenderungan dirinya yang tidak diperhitungkan secara rasional. Identifiksi berguna untuk melengkapi sistem norma- norma, cita-cita dan pedoman-pedoman tingkah laku orang yang mengidentifikasi tersebut. 4. Faktor Simpati. Simpati adalah perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang yang lain. Simpati timbul tidak atas dasar rasional. Melainkan berdasarkan penilaian perasaan seperti juga pada proses 23 identifikasi. Bahkan orang dapat tiba-tiba merasa tertarik kepada orang lain dengan sendirinya karena keseluruhan cara-cara bertingkah laku menarik baginya. Simpati hanya akan berlangsung dan berkembang dalam relasi kerja sama antara dua orang atau lebih, bila terdapat saling pengertian. Dapat disimpulkan interaksi sosial adalah kontak anatar individu satu dengan yang lain dengan syarat saling berkomunikasi dan adanya kontak sosial yang terjadi antar individu atau kelompok sosialnya.

5. Reaksi-reaksi penyesuaian diri