Karakteristik pendidikan inklusi Dampak pendidikan inklusi

Belajar sepanjang hayat pada hakekatnya adalah belajar untuk berpikir kritis dan belajar untuk menyelesaikan berbagai masalah kehidupan.

4. Karakteristik pendidikan inklusi

Ada beberapa karakteristik pendidikan inklusi yang dapat dijadikan dasar layanan pendidikan bagi anak luar biasa. Karakteristik tersebut antara lain Edi Purwanta, 2002 : a. Pendidikan inklusi berusaha menempatkan anak dalam keterbatasan lingkungan seminimal mungkin, sehingga ia mampu berinteraksi langsung dengan lingkungan sebayanya atau bahkan masyarakat disekitarnya. b. Pendidikan inklusi memandang anak bukan karena kecacatannya, tetapi menganggap mereka sebagai anak yang memiliki kebutuhan khusus untuk memperoleh perlakuan yang optimal sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh anak. c. Pendidikan inklusi lebih mementingkan pembauran bersama-sama anak lain seusianya dalam sekolah reguler. d. Pendidikan inklusi menuntut pembelajaran secara individual, walaupun pembelajarannya dilaksanakan secara klasikal. Proses belajar lebih bersifat kebersamaan daripada persaingan. 44

5. Dampak pendidikan inklusi

Menurut Staub dan Peck Edi Purwanta, 2002 setidaknya ada lima kelebihan yang berhasil diidentifikasi antara lain: a. Berkurangnya rasa takut akan perbedaan individual dan semakin besarnya rasa percaya dan peduli pada anak luar biasa. b. Peningkatan konsep diri baik pada anak luar biasa maupun pada anak normal. Hal ini diakibatkan dari pergaulan yang terjadi sehingga menjadikan keduanya saling toleran c. Perkembangan kognisi sosial semakin berkembang diantara keduanya. Mereka dapat saling membantu satu dengan yang lain sehingga mendorong pertumbuhan sikap sosial, yang pada gilirannya akan menumbuhkan kognisis sosial. d. Pertumbuhan prinsip-prinsip pribadi menjadi lebih baik, terutama dalam komitmen moral pribadi dan etika. Mereka saling tidak curiga dan merasa saling membutuhkan. e. Persahabatan yang erat dan saling membutuhkan. Mereka merasa saling membutuhkan untuk sharing dalam berbagai hal. Dalam pendidikan inklusi tentunya juga akan ditemui beberapa kekurangan di dalamnya seperti yang dijelaskan sebagai berikut: a. untuk dapat disebut sebagai sekolah inklusi dibutuhkan sarana dan prasarana yang dapat mengakses kebutuhan individual anak yang tidak 45 gampang dipenuhi oleh sekolah yang telah menyatakan diri sebagai sekolah inklusi. b. Untuk dapat disebut sebagai sekolah inklusi yang sebenarnya juga dibutuhkan tenaga pendidik dan tenaga non pendidik seperti dokter, psikolog, konselor, dan sebagainya yang tidak serta-merta dapat dipenuhi oleh sekolah yang memproklamirkan diri sebagai sekolah inklusi. c. Meskipun disebut sebagai sekolah Inklusi yang secara teoritis bisa menerima semua anak tanpa memandang normal atau tidak normal, namun dalam praktik di lapangan sekolah inklusi biasanya hanya menerima anak cacat yang berkategori ringan, bukan yang berkategori sedang atau berat.

6. Model pendidikan inklusi di Indonesia