Jenis-jenis Karangan Narasi Karangan Narasi

27 keadaan suatu waktu menjadi keadaan lain pada waktu berikutnya, melalui peristiwa-peristiwa yang berangkaian. Menurut Dadan Suwarna 2012: 4, narasi adalah rangkaian paragraf yang berupa kisah tentang seseorang atau kisah tentang sesuatu. Karangan narasi mengisahkan kebahagiaan dan penderitaan hidup seseorang dengan teknik penyampaian menggunakan suasana hati emosi yang dialami oleh siapapun. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa karangan narasi adalah suatu karangan yang berusaha untuk menceritakan suatu kejadian atau peristiwa tentang tindak-tanduk perbuatan atau pengalaman manusia dalam suatu urutan waktu kronologis. Unsur yang paling penting dalam sebuah karangan narasi yaitu perbuatan atau tindakan yang terjadi dalam suatu rangkaian waktu. Karangan narasi yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu sebuah tulisan yang menceritakan urutan kejadian secara kronologis dalam kesatuan ruang dan waktu.

3. Jenis-jenis Karangan Narasi

Berdasarkan tujuan penulisannya karangan narasi dibedakan menjadi dua jenis yaitu narasi ekspositoris dan narasi sugestif. Menurut Gorys Keraf 2007: 136, narasi ekspositoris adalah narasi yang bertujuan untuk menggugah pikiran para pembaca untuk mengetahui apa yang dikisahkan, serta memberi informasi kepada para pembaca agar pengetahuannya bertambah luas. Berdasarkan sifatnya, narasi ekspositoris dibagi lagi menjadi dua yaitu narasi ekspositoris yang bersifat khas atau khusus dan 28 narasi ekspositoris yang bersifat generalisasi. Gorys Keraf 2007: 137 menjelaskannya sebagai berikut. a. Narasi ekspositoris yang bersifat generalisasi Narasi ekspositoris yang bersifat generalisasi adalah narasi yang menyampaikan suatu proses yang umum, yang dapat dilakukan siapa saja, dan dapat pula dilakukan secara berulang-ulang. Misalnya suatu wacana naratif yang menceritakan tentang cara melakukan sesuatu seperti bagaimana cara membuat perahu kertas, dan lain-lain. b. Narasi ekspositoris yang bersifat khusus Narasi ekspositoris yang bersifat khusus adalah narasi yang berusaha menceritakan suatu peristiwa yang khas, yang hanya terjadi satu kali. Peristiwa tersebut tidak dapat diulang kembali, karena merupakan pengalaman atau kejadian pada suatu waktu tertentu saja. Misalnya narasi mengenai seseorang yang pertama kali masuk sekolah, dan lain- lain. Dengan demikian narasi ekspositoris merupakan sebuah karangan yang memberikan informasi kepada para pembaca dengan menyajikan tahap-tahap kejadian dan rangkaian-rangkaian perbuatan. Berbeda dengan narasi ekspositoris, narasi sugestif bertujuan untuk memberi makna atas sebuah peristiwa atau kejadian dengan melibatkan daya khayal imajinasi. Gorys Keraf 2007: 138 menjelaskan bahwa narasi sugestif merupakan suatu rangkaian peristiwa yang disajikan sedemikian rupa untuk merangsang daya khayal para pembaca. Semua objek dipaparkan 29 sebagai suatu rangkaian gerak. Kehidupan para tokoh dilukiskan dalam satuan gerak yang dinamis, yaitu bagaimana kehidupan itu berubah dari waktu ke waktu. Hal ini berarti bahwa narasi sugestif terjadi karena adanya imajinasi penulis dalam memaparkan suatu rangkaian peristiwa. Perbedaan pokok dari kedua jenis narasi tersebut dijelaskan melalui tabel di bawah ini. Tabel 1. Perbedaan Narasi Ekspositoris dan Narasi Sugestif Menurut Gorys Keraf 2007: 138-139 Narasi Ekspositoris Narasi Sugestif 1. Memperluas pengetahuan. 2. Menyampaikan informasi mengenai suatu kejadian. 3. Didasarkan pada penalaran untuk mencapai kesepakatan rasional. 4. Bahasanya lebih condong ke bahasa informatif dengan penggunaan kata-kata denotatif. 1. Menyampaikan suatu makna atau makna secara tersirat. 2. Menimbulkan daya khayal. 3. Penalaran hanya berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan makna. 4. Bahasanya lebih condong ke bahasa figuratif dengan penggunaan kata-kata konotatif. Berdasarkan perbedaan kedua jenis narasi di atas, selanjutnya narasi dikelompokkan menjadi dua yaitu narasi fiktif dan nonfiktif. Narasi yang berisi fakta nonfiktif disebut dengan narasi ekspositoris dan narasi yang berisi fiksi fiktif disebut dengan narasi sugestif. Bentuk-bentuk narasi yang berhubungan dengan kesusastraan merupakan narasi yang bersifat fiktif meliputi roman, novel, cerpen, dongeng, cerbung, ataupun cergam. Adapun narasi yang bersifat nonfiktif meliputi kisah pengalaman sejarah, biografi, dan autobiografi. Menurut Gorys Keraf 2007: 141 selain kedua 30 bentuk narasi tersebut masih ada beberapa jenis narasi yang belum banyak diuraikan, antara lain: anekdot, insiden, sketsa, dan profil. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa karangan narasi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu narasi yang berisi fakta nonfiktif disebut dengan narasi ekspositoris dan narasi yang berisi fiksi fiktif disebut dengan narasi sugestif. Penelitian ini menggunakan jenis narasi sugestif. Narasi sugestif adalah suatu rangkaian peristiwa yang memberi makna atas sebuah peristiwa atau kejadian dengan melibatkan daya khayal imajinasi. Narasi sugestif terjadi karena adanya imajinasi penulis dalam memaparkan suatu rangkaian peristiwa sehingga merangsang daya khayal para pembaca. Penulisan narasi pada penelitian ini menggunakan media pop-up book sebagai media untuk merangsang daya khayal imajinasi siswa, sehingga siswa dapat mengembangkan imajinasinya dalam bentuk tulisan yaitu karangan narasi sugestif.

4. Unsur-unsur Karangan Narasi

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25