30
bentuk narasi tersebut masih ada beberapa jenis narasi yang belum banyak diuraikan, antara lain: anekdot, insiden, sketsa, dan profil.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa karangan narasi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu narasi yang berisi fakta nonfiktif
disebut dengan narasi ekspositoris dan narasi yang berisi fiksi fiktif disebut dengan narasi sugestif.
Penelitian ini menggunakan jenis narasi sugestif. Narasi sugestif adalah suatu rangkaian peristiwa yang memberi makna atas sebuah
peristiwa atau kejadian dengan melibatkan daya khayal imajinasi. Narasi sugestif terjadi karena adanya imajinasi penulis dalam memaparkan suatu
rangkaian peristiwa sehingga merangsang daya khayal para pembaca. Penulisan narasi pada penelitian ini menggunakan media
pop-up book
sebagai media untuk merangsang daya khayal imajinasi siswa, sehingga siswa dapat mengembangkan imajinasinya dalam bentuk tulisan yaitu
karangan narasi sugestif.
4. Unsur-unsur Karangan Narasi
Karangan narasi mempunyai beberapa unsur pokok yang dijadikan pedoman dalam menulis karangan narasi. Unsur-unsur tersebut harus
terlihat dalam sebuah karangan yang terbentuk agar pembaca mampu mengerti dan memahami apa yang ingin disampaikan oleh penulis. Gorys
keraf 2007:145 menjelaskan bahwa struktur narasi dapat dilihat dari komponen-komponen pembentuknya meliputi perbuatan, penokohan, latar,
sudut pandang, dan alur penceritaan atau alur terjadinya suatu peristiwa.
31
Henry Guntur Tarigan 2005:221 menyebutkan unsur-unsur pembangun dalam karangan fiksi, meliputi: a tokoh dan penokohan; b alurplot; c
latar tempat dan waktu
setting
, d sudut pandang, e tema, dan f gaya bahasa. Adapun penjelasan unsur-unsur tersebut, sebagai berikut.
a. Tokoh dan Penokohan
Menurut Henry Guntur Tarigan 2005:221 tokoh cerita merupakan pelaku yang dikisahkan perjalanan hidupnya dalam sebuah
cerita melalui alur dalam cerita. Tokoh dalam cerita dapat berupa manusia maupun binatang yang disertai dengan nama dan
karakternya. Pelukisan fisik maupun karakter tokoh dalam sebuah cerita inilah yang menjadi fokus perhatian siswa pertama kali.
b. Alur Plot
Setiap karangan narasi memiliki sebuah plot atau alur yang didasarkan pada kesinambungan antara peristiwa-peristiwa dalam
sebuah narasi. Henry Guntur Tarigan 2005: 236 mengatakan alur atau “
plot
” dapat didefinisikan sebagai rangkaian peristiwa yang terjadi berdasarkan hubungan sebab akibat. Alur berhubungan dengan
peristiwa, konflik, klimaks, dan penyelesaian kisah. Selain itu alur juga berkaitan dengan tokoh, dan segala sesuatu yang digerakkan
dikisahkan sehingga menjadi sebuah rangkaian cerita yang padu dan menarik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa alur cerita fiksi
merupakan sebuah struktur yang sengaja dibangun dan dikembangkan untuk menampilkan tokoh dan cerita secara utuh dan padu.
32
Berdasarkan urutan tahapan struktur penyusunannya, alur dapat digolongkan menjadi alur maju dan alur mundur. Lebih jelasnya
Gorys Keraf 2007: 146 menggambarkan alur narasi pada gambar 1 sebagai berikut.
Gambar 1. Alur Narasi Dalam gambar di atas garis yang tidak rata menggambarkan
peristiwa-peristiwa dalam sebuah narasi yang mengalami beberapa klimaks. Selain klimaks utama, masih ada klimaks-klimaks kecil yang
membangun sebuah cerita. Menurut Gorys Keraf 2007: 147, alur atau plot merupakan rangkaian pola tindak tanduk yang berusaha
memecahkan konflik dalam sebuah narasi dan berusaha menciptakan situasi yang seimbang. Alur merupakan kerangka dasar yang sangat
penting dalam menyusun sebuah cerita. Alur mengatur hubungan antara tindakan dengan situasi maupun tokoh yang terlibat pada suatu
peristiwa dalam suatu kesatuan waktu. c.
Latar
Setting
Henry Guntur Tarigan 2005: 249-253 menjelaskan latar atau “
setting
” sebagai dasar berlangsungnya berbagai peristiwa dan kisah yang diceritakan dalam cerita fiksi. Latar menunjuk pada situasi
33
tempat, yaitu lokasi terjadinya suatu cerita, waktu terjadinya cerita, dan lingkungan sosial budaya. Latar tempat menunjuk pada pengertian
tempat dimana cerita yang dikisahkan itu terjadi. Latar waktu dipahami sebagai kapan berlangsungnya berbagai peristiwa yang
dikisahkan dalam cerita fiksi. Latar sosial budaya dipahami sebagai keadaan kehidupan sosial budaya masyarakat yang diangkat ke dalam
cerita tersebut. d.
Sudut Pandang
Point of View
Henry Guntur Tarigan 2005: 269-272 menyebutkan bahwa sudut pandang merupakan sebuah cara, strategi, atau siasat yang
secara sengaja dipilih oleh pengarang untuk menyampaikan sebuah cerita dan mengungkapkan gagasannya. Sudut pandang dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu sudut pandang orang pertama, dan sudut pandang orang ketiga. Sudut pandang orang pertama mengisahkan
tentang tokoh “aku” sebagai pusat pengisahan, sedangkan sudut pandang orang ketiga menampilkan kisah dengan tokoh “dia” sebagai
pusat pengisahannya. Tokoh “dia” biasanya ditampilkan dengan menggunakan nama tokoh.
e. Tema
Henry Guntur Traigan 2005: 260 menyebutkan tema merupakan pondasi atau dasar pengembangan suatu cerita. Tema
dapat berfungsi sebagai topik sentral yang dikembangkan pengarang. Tema berkaitan dengan berbagai permasalahan kehidupan manusia
34
karena sastra berbicara mengenai berbagai aspek masalah kemanusiaan.
f. Gaya Bahasa
Bahasa merupakan
media yang
digunakan untuk
mengekspresikan pikiran, perasaan, dan pengalaman batin seorang pengarang. Menurut Henry Guntur Tarigan 2005: 274, aspek bahasa
dalam teks sastra merupakan
input
bahan, sarana, atau media pengekspresian gagasan. Aspek bahasa yang digunakan dalam sebuah
cerita dikreasikan dengan indah dan menarik menggunakan bahasa yang komunikatif sehingga pembaca dapat memahami apa yang ingin
disampaikan oleh penulis. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur
pembentuk karangan fiksi antara lain: tema, alur plot, tokoh dan penokohan, latar
setting
, sudut pandang, dan gaya bahasa. Hal ini dijadikan pedoman dalam menulis karangan narasi dan merupakan ciri
yang harus terlihat dalam sebuah karangan yang terbentuk sehingga pembaca mampu mengerti dan memahami apa yang ingin disampaikan
oleh penulis. Karangan narasi pada penelitian ini menggunakan unsur-
unsur karangan fiksi yaitu: alur, penokohan, latar, dan tema amanat.
C. Media Pembelajaran