Tempat, waktu, dan jumlah pengambilan baseline Hasil pelaksanaan baseline subjek II

kegiatan bersama baik kegiatan yang terstruktur maupun yang tidak terstruktur, jarang sekali melibatkan teman-teman dalam kegiatan yang ia inginkan, mengalami interaksi positif dengan teman sebaya, dan mengalami interaksi negatif dengan teman sebaya, menunjukkan ketertarikan terhadap interaksi sosial, dan jarang melakukan kegiatan dengan teman sebaya secara sukarela, tidak pernah menunjukkan rasa ingin tahu melakukan interaksi sosial dan merespon teman sebaya untuk melakukan kegiatan bersama-sama. Di sekolah NS masih sering mendapat perlakuan kurang baik dari teman-teman dan guru. Ia masih sering diejek dan diganggu. Terkadang uang NS atau snack dari dalam tas dicuri teman- temannya. Sikap guru yang keras dan memberikan hukuman fisik membuat NS merasa takut. Sama halnya mengenai kemampuan play skill, NS lebih suka bermain sendiri dan bermain permainan game di ipad dan komputer. NS masih kurang mampu dalam memecahkan masalahnya ketika teman-temannya mengganggu, NS merasa takut melakukan interaksi sosial karena sering mendapat perlakuan negatif, sensitifitas terhadap suara sangat tinggi sehingga NS suka menyakiti diri sendiri atau orang lain, dan sulit mengontrol emosinya untuk menggigit tangan atau memukul kepala jika ada keinginannya tidak terpenuhi sesuai rencana dealing with conflict.

4. Analisis data Fase Baseline

a. Tempat, waktu, dan jumlah pengambilan baseline

Tempat melaksanakan baseline adalah di sekolah sebanyak 5 kali. Baseline dilakukan pada saat terapi dan jam sekolah. Pemilihan waktu disesuaikan Universitas Sumatera Utara dengan aktivitas keterampilan sosial yang subjek lakukan di sekolah. Baseline dilakukan sebanyak 5 kali.

b. Hasil pelaksanaan baseline subjek II

Baseline 1: Di Sekolah 30 Januari 2014 09.00-12.00 WIB Observasi dilakukan di dalam kelas dan di lapangan bermain. Kondisi kelas sangat kacau, berisik, kotor. NS sedang keluar ketika peneliti tiba di kelas. Kondisi kelas sangat kacau. Guru berbicara dengan kasar dan siswa bermain- main tanpa ada rasa takut kepada guru. Pada saat itu sedang mengikuti pelajaran olahraga. Guru meminta siswa untuk memeriksa hasil ujian mereka. NS yang saat itu tidak tahu apa yang harus dikerjakan, guru olahraga mengijinkan NS pergi ke lapangan olahraga. Setelah ia masuk ke kelas, NS senyum melihat peneliti dan ia menyapa “halo Bu Wini, selasa kamis NS main dengan Bu Wini?” peneliti segera memberikan bahasa tubuh “pelan suara” akhirnya ia mengecilkan suara dan duduk. Lalu ia mengatakan “Selasa dan Kamis kita main lagi?” understanding emotion. Dilanjutkan dengan mata pelajaran Bahasa Inggris dan NS cukup tertarik mempelajrainya. Ia aktif menulis vocabulary sebanyak 100 kata dan membaca percakapan ke depan kelas. NS terlihat mengangkat tangan ketika gurunya bertanya “saya bu..saya bu”. Ia cukup mampu bertanya dan menjawab dengan kalimat yang cukup baik walaupun pengucapannya kurang jelas, namun kurang mampu untuk melakukan percakapan dua hari dan menentukan topik pembicaraan conversational skill. Kondisi kelas yang sangat berisik dan tidak teratur membuat NS stres sehingga beberapa kali menggigit tangan dan memukul kepalanya. Ia cukup mampu mengakhiri permainan, bermain timbal balik, dan Universitas Sumatera Utara kemampuan berbagi makanan atau mainan yang ia miliki kepada orang lain play skill. Di sekolah ia belum menunjukkan ketertarikan bermain dengan teman- temannya. Permainan mereka cenderung berbahaya, seperti berkelahi, keroyok- keroyokan friendship skill. Selain itu mereka merasa takut dan sensitif dengan suara keras. Biasanya ia menggigit tangan jika mendengar suara keras. NS menghindar dan merasa takut ketika abang seniornya melewati kelas mereka. Menurut temannya ia sering diganggu. Terlihat ketika mereka lewat ia secara spontan menggeser badannya ke belakang dealing with conflict. NS terlihat merasa kurang nyaman berada di sekolah dan di dalam kelas. Selain lingkungan sekolah, konsep dan metode belajar yang digunakan tidak sesuai dengan kondisi NS. Baseline 2: Di Sekolah, 31 Januari 2014 09.00-12.00 WIB Peneliti menyapa NS dan ia menjawab dengan jawaban “hai bu Wini”. Saat itu mereka sedang belajar mata pelajaran IPS dan NS asyik dengan lamunannya. Ia asyik menggoyang kursinya ke belakang seperti kursi goyang. Ia tidak membuka buku ataupun menulis. Ia sangat sulit memahami pelajaran IPS mengenai Kebutuhan Dasar Manusia. Guru hanya menyuruh siswa membuka buku dan mengerjakan tugas yang ada di buku. Sesekali keluar ia karena tidak mampu menahan berisiknya kelas dan menggigit tangan. Setelah jam istirahat, terlihat semua siswa bermain permainan dan mereka mencoba untuk mengajak NS. Ia sangat senang sekali, tertawa melihat kebersamaan dengan teman- temannya, namun karena berisiknya suara di dalam kelas membuat ia menggigit tangannya. Secara keseluruhan NS masih harus diarahkan dalam bermain. Universitas Sumatera Utara NS cukup mampu berbagi dengan teman dan mampu bermain timbal balik jika prosedur permainan ia pahami. Ia cukup baik dengan teman-temannya, mau berbagi, dan menolong teman yang sudah dekat dengannya. Ia melihat dan memahami teman yang mengalami kesusahan. Pada saat itu kondisi kelas sangat kacau hal tersebut membuat ia tidak nyaman bermain dengan teman. Ketika ia mengalami stres di dalam kelas, biasanya NS keluar kelas, atau memainkan kursinya seperti kursi goyang. Baseline 3: Di sekolah, 21 Januari 2014 09.00-12.00 WIB NS sedang duduk di kursi sambil melihat teman-temanya bermain. Ia menggoyang-goyang kursinya sedangkan anak yang lain bermain bersama. NS mendekati mereka sambil menjaga diri untuk agar tidak diganggu mereka. Permainan anak laki-laki sangat kasar, seperti mendorong, berkelahi, menimpa badan, dan berkejaran. Sesekali bahasa kotor mereka ucapkan kepada temannya. Sedangkan anak perempuan saling bercerita, berkejaran, pergi ke kantin, dan ada beberapa dari mereka bermain tepuk-tepuk tangan. Adik NS masuk ke kelas abangnya untuk memberikan makanan yang ia bawa dari rumah. Percakapan sederhana mereka komunikasikan sambil menikmati snack. Teman-teman NS kemudian datang menghampirinya dan ia tidak memberikan reaksi. Mereka mendekati NS dengan suara teriakan keras, NS tidak suka mendengar suara teriakan. Ia menutup telinganya dan memukul badan temannya pelan. NS pergi ke luar kelas dan melihat temannya yang sedang membaca buku. NS melihat buku temannya dan menanyakan buku yang sedang ia baca. NS tidak mengikuti permainan bahkan kegiatan dengan teman-temannya selama jam istirahat. Universitas Sumatera Utara Baseline 4: Di sekolah, 22 Januari 2014 09.00-12.00 WIB NS menyapa peneliti sebelum bermain. Ia bermain kejar-kejaran bersama temannya Beberapa menit kemudian adiknya masuk ke dalam kelas dan mencoba untuk mengikuti kegiatan. Ia mau berbagi dan menolong adiknya ketika adiknya masuk ke dalam kerumunan teman-temannya. NS dengan senang hati membiarkan adiknya mengikuti permainan play skill dan friendship skill. Setelah selesai bermain, NS kembali duduk di kursi sambil menggoyang- goyangkannya. Beberapa teman perempuan datang menghampiri NS dan menanyakan apakah NS mau ikut bermain. NS menjawab tidak mau. Mereka bermain tepuk aladin. Berbeda dengan anak laki-laki yang sibuk dengan permainannya sendiri. Selama di kelas ia kurang mampu mengontrol kemarahan ketika dipeluk atau dirangkul teman laki-laki. Ia akan merasa lebih tenang dan nyaman ketika tidak ada yang mengganggu dan tidak bertanya kepadanya dealing with conflict. Ia paham ketika dikatakan “tidak gigit tangan” ia akan melepaskan tangannya sambil mengatakan “tidak boleh gigit tangan ya”. Secara keseluruhan ia masih terlihat baik dengan teman, hanya saja ia kurang suka dengan percakapan. Hal ini membuat ia marah dan menggigit tangan. Baseline 5: Di Sekolah, 2 Februari 2014 10.00-12.00 WIB Peneliti kembali datang ke sekolah pada saat mereka sedang istirahat. NS mengambil snack dari adiknya dan kemudian duduk di kursi. Beberapa menit kemudian salah satu dari temannya mengadu kalau uang NS dicuri. Peneliti bertanya kepada NS, namun ia tidak menjawab nama teman yang mengambil uangnya. Adik NS merasa bahwa uangnya pasti jatuh. Biasanya NS meletakkan Universitas Sumatera Utara uang di sepatu agar tidak terjatuh atau diambil teman-temannya. Suara di dalam kelas sangat berisik, anak-anak bermain-main kasar sambil menendang atau memukul temannya. NS tidak melihat mereka dan segera pergi meninggalkan kelas. Ia mengambil penggaris yang terbuat dari besi, ia menggunakan sebagai mainannya. NS memasukkan penggaris ke dalam lubang yang ada di dinding. Ia menanyakan apakah penggarisnya boleh dijatuhkan ke bawah dari lantai kedua. Di lantai satu ada anak yang berdiri tepat dibawah penggaris akan dijatuhkan. NS kembali menanyakan hal yang sama, namun rasa takut NS telah membatalkan niatnya. Ia kembali memasukkan penggaris ke lubang dan tidak berani menjatuhkannya. Beberapa menit kemudian muncul beberapa anak perempuan dari kelas lima. Mereka menanyakan kabar NS dan ada anak yang memperkenalkan dirinya. NS bersalaman dan menjawab pertanyaan mereka tanpa mengajukan pertanyaan tambahan. Beberapa anak sibuk dengan kegiatan dengan teman-temannya, NS asyik bermain sendiri. Tabel 4.10 Data Baseline Subjek II Tugas : Keterampilan Sosial score system: Diberi skor 0 : Jika tanpa ada prompt skor 1 : Jika anak di gesture prompt skor 2 : Verbal prompt skor 3 : physical prompt skor 4 : tidak dilakukan Komponen Prompt Sesi 1 Sesi 2 Sesi 3 Sesi 4 Sesi 5 Conversational Skill  Kemampuan anak mengucapkan salam, menyapa, dan memperkenalkan diri. 4 2 3 2 2  Ikut serta dalam percakapan ada diskusi atau sedang belajar subjek berada di dalam kelompok 4 4 3 2 4  Kemampuan mendengar memperhatikan dan menjawab 4 2 2 3 3 Universitas Sumatera Utara pertanyaan.  Mampu menentukan topik pemicaraan 4 4 2 2 2  Memperhatikan orang lain ketika berbicara 4 2 2 2 4 TOTAL 20 14 12 11 15 Play Skill  Kemampuan mengatakan kepada teman untuk ikut permainan atau aktivtas bersama “aku ikut” 4 4 2 2 4  Kemampuan berbagi permainan dan makanan 4 4 4 4 4  Kemampuan mengajukan pendapat dengan mengangkat tangan “saya bu”. 2 2 2 3 2  Memiliki kemampuan bermain timbal balik 4 2 4 4 4  Mengajak teman melakukan aktivitas bersama “Ayo” 4 4 2 4  Mengambil bagian dalam permainan dan kegiatan. 4 4 3 3 2 TOTAL 22 20 17 15 20 Friendship Skill  Mengetahui kondisi teman 4 4 2 4 4  Mampu bermain permaianan terstruktur 2 2 2 2 2  Mampu bermain permainan tidak terstruktur 4 4  Kemampuan berbagi mainan dan makanan kepada orang lain 4 4 4 4 4  Mampu menghadapi tekanan dalam hubungan berteman. 4 4 2 2  Mampu untuk tidak memukul atau menganggu teman 4 4 2 2 2  TOTAL 18 22 14 14 14 Dealing With conflict  Kemampuan untuk manajemen Kemarahan tidak berteriak, pukul kepala, atau merengek. 4 4 4 4 4  Memiliki kemauan untuk menolong orang lain “ aku bantu ya” “ Gini caranya” 4 4 2 4  Mengatakan kepada guru, orangtua jika ada yang bullying 4 4 4 4 4  Jika tidak paham mengenai tugas baru anak mengatakan minta tolong dan tidak merengek. 4 4 2 4 2 TOTAL 16 16 10 14 14 Understanding Emotions  Mengatakan maaf ketika berbuat salah. 4 4 4 4 4 Universitas Sumatera Utara  Mampu mengungkapkan perasaan sedih dan bahagia 4 4 4 4  Mampu mengungkapkan perasaan sakit dan marah 4 4 4 4 4  Mampu memahami perasaan orang lain sakit dan marah 2 TOTAL 12 12 12 12 10 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.4. Hasil Baseline Subjek II NS sering memilih untuk bermain sendiri atau melihat temannya bermain. Keterampilan sosial kurang baik  ASD Autistic Spectrum Disorder Ciri dan kriteria ASD yang dimiliki NS.  Sekolah memiliki situasi lingkungan yang kurang kondusif, kurang disiplin, manajemen sekolah kurang baik sehingga NS mudah stres jika berada di sekolah.  NS menjadi korban bully di sekolah hal ini membuat NS merasa takut dan tidak nyaman dengan siswa di sekolah.  NS takut kepada guru yang suka memukul dan memberi hukuman, sehingga NS lebih memilih diam dan tidak aktif ketika di kelas.  Perilaku negatif NS, seperti suka melukai diri sendiri dan terkadang melukai orang lain. Hal ini menyebabkan teman- teman NS merasa takut.  Teman-teman NS masih kurang memahami kondisi, keinginan NS dan NS cendrung ditolak.  NS kurang jelas berbicara karena ada masalah dalam rongga mulut.  Lingkungan NS sering memberikan apa yang ia minta dengan komunukasi nonverbal. NS lebih tertarik bermain game dan mengabaikan teman-temannya Tidak menjawab ketika ada orang yang bertanya dan cendrung menghindar. NS tidak memiliki teman dan tidak mengetahui bagaimana cara berinteraksi dengan teman. Sulit mengungkapkan perasaan marah dan bosan. Universitas Sumatera Utara

5. Perbandingan Perkembangan Keterampilan Sosial Pada Pretest,