5. Perbandingan Perkembangan Keterampilan Sosial Pada Pretest,
Intervensi , dan Postest Subjek I.
a. Conversational Skill
1 Mampu menyapa dan memberikan salam
1 2
3 4
p ro
m p
t
2 Ikut serta dalam percakapan bercerita
1 2
3 4
p ro
m p
t
3 Menjawab pertanyaan
1 2
3 4
p ro
m p
t
Universitas Sumatera Utara
4 Menentukan topik pembicaraan
1 2
3 4
p ro
m p
t
5 Memperhatikan orang lain ketika berbicara
1 2
3 4
p ro
m p
t
Kesimpulannya, keterampilan sosial JE pada saat pretest mengenai conversational skill mengalami peningkatan, dimana prompt yang diberikan
semakin sedikit, seperti menyapa dan mengucapkan salam, ikut serta dalam percakapan, menjawab pertanyaan, dan menentukan topik pembicaraan.
Sementara itu kemampuan memperhatikan orang lain ketika berbicara JE masih diarahkan dengan prompt verbal. JE akan mendengar dan memperhatikan lawan
bicara jika mereka menggunakan visualisasi gambar untuk membantu mereka bercerita. Selain itu topik pembicaraan juga menentukan perhatian JE kepada
lawan bicara. Pada saat posttest JE tetap melakukannya di tempat terapi dan di sekolah. JE mengucapkan salam dan menyapa terapis, memulai percakapan untuk
mengajak temannya bermain, menjawab pertanyaan baik di sekolah dan di tempat terapi, sedangkan untuk kemampuan memperhatikan guru ketika menjelaskan
Universitas Sumatera Utara
materi pelajaran masih kurang optimal. Guru masih mengarahkan JE agar memperhatikan materi pelajaran.
b. Play Skill
1 Mengatakan kepada teman untuk ikut bermain
1 2
3 4
p ro
m p
t
2 Berbagi permainan dan makanan
1 2
3 4
pr o
m pt
3
Berani mengajukan pendapat sambil mengangkat tangan
1 2
3 4
p ro
m p
t
Universitas Sumatera Utara
4 Memiliki kemampuan bermain timbal balik
1 2
3 4
pr o
m pt
5 Mengajak teman melakukan aktivitas bersama
1 2
3 4
p ro
m p
t
6 Mengambil bagian dalam permainan dan kegiatan
1 2
3 4
pr o
m pt
Kesimpulannya, Play skill meningkat pada kemampuan berbagi makanan dan permainan, mengatakan kepada teman untuk ikut bermain, berani mengajukan
pendapat, memiliki kemampuan bermain timbal balik, berani mengajukan pendapat, mengajak teman melakukan aktivitas bersama, mengambil bagian
dalam permainan dan kegiatan. Penurunan terjadi ketika JE sedang sakit dan tetap memaksakan diri untuk mengikuti kegiatan terapi. Hasil postest menunjukkan
bahwa JE sudah mulai mau dan berani mengajak teman-temannya bermain. Menurut guru JE mengajak mereka bermain tebak-tebakan dan beberapa dari
Universitas Sumatera Utara
temannya mau bermain dengan JE. Latihan yang diberikan ke sekolah setelah pelaksanaan intervensi memberikan pengaruh positf terhadap JE. Latihan di
sekolah dimana guru memilih lima orang anak menjadi teman dekat JE selama di sekolah.
c. Friendship Skill