adalah dalam bidang komunikasi dan interaksi. Banyak anak-anak ini membutuhkan pertolongan dalam keterampilan berkomunikasi 2 arah,
membuat teman dan bermain bersama ditempat bermain. Seorang terapis sosial membantu dengan memberikan fasilitas pada mereka untuk bergaul
dengan teman-teman sebaya dan mengajari cara-caranya. Hal inilah yang mendasari pentingnya pemberian social skill training kepada anak ASD.
Adapun tujuan dari Social skill training adalah untuk meningkatkan keterampilan sosial di lingkungan sosialnya.
6. Social Skill Training SST
A. Pengertian SST
SST merupakan metode atau cara yang dilakukan untuk memberikan gambaran perubahan perilaku setiap individu dalam mengerjakan fungisnya
dengan tepat, baik di sekolah, di rumah maupun di lingkungan tempat tinggalnya. SST merupakan bagian penting yang digunakan untuk memahami perkembangan
dan perilaku orang lain. Hal ini penting dimiliki oleh anak ASD sehingga dapat berperilaku sesuai dengan standard aturan sosial yang berlaku. Bagaimana
menyapa orang lain, apa yang dikatakan ketika bertemu dengan orang lain, apa yang tidak boleh dilakukan, dan cara terbaik untuk berinteraksi dengan orang lain.
SST juga berhubungan dengan kemampuan untuk mengendalikan perilaku anak dan memenuhi aturan sosial yang berlaku. Merubah perilaku dapat dipengaruhi
oleh konsekuensinya, seperti memberi pujian atau penghargaan ketika anak mencoba keterampilan sosial dengan baik. SST melibatkan kemampuan untuk
mengendalikan emosi dan pola berpikir yang salah, sehingga anak mampu
Universitas Sumatera Utara
memecahkan masalah atau mengendalikan diri. SST bertujuan untuk mengajarkan anak secara tepat dan akurat dalam pengelolaan informasi termasuk ke dalam
restrukturisasi kognitif Cotugno, 2009. Sementara itu menurut Ozonoff dalam Cotugno, 2009 SST dapat
digunakan untuk memberikan intervensi kepada anak ASD, berkebutuhan khusus lainnya, dan anak normal yang memiliki tingkat intelektual rata-rata sampai di
atas rata-rata. Hal ini terkait dengan kemampuan anak untuk menggunakan regulasi emosi, keterampilan dasar yang sudah ada, dan kemampuan rekognitif
terhadap objek lebih baik, sehingga program yang diberikan mudah dipahami dan diterapkan dalam kehidupannya sehari-hari. Adapun program SST untuk anak
ASD yang high functioning sesuai dengan dimensi keterampilan sosial yang terdiri dari conversational skill, play skill, friendship skill, understanding emotion,
dan dealing with conflict. SST merupakan modalitas pendidikan dan klinis yang digunakan secara
luas dalam mengatur kesehatan mental, keluarga, pernikahan, dan konseling perceraian, pelatihan orangtua, dan sekolah. SST termasuk pelatihan untuk
komunikasi secara asertif, psikososial atau antarpribadi pelatihan keterampilan, pelatihan dalam komunikasi keterampilan atau hubungan sosial, independen dan
keterampilan hidup masyarakat, dan pemecahan masalah sosial. Dalam psikiatri, SST telah digunakan sebagai pengobatan primer atau tambahan untuk disfungsi
sosial dalam berbagai macam gangguan anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Selain itu SST juga digunakan sebagai modalitas rehabilitasi yang bisa
meningkatkan keberfungsian anak CornishRoss, 2004.
Universitas Sumatera Utara
Dasar teori SST berasal dari teori belajar sosial dan pengkondisian operan teknik yang telah dicoba dan diuji efektif untuk berbagai macam pembelajaran
manusia dan terapi perilaku. Secara khusus, prinsip-prinsip yang mendasari SST menekankan pentingnya menetapkan ekspektasi yang jelas dengan petunjuk
khusus dan menggunakan pemodelan atau perwakilan identifikasi, melibatkan individu dalam bermain peran atau latihan perilaku, dan memberikan
reinforcement positive atau penguatan untuk perbaikan kecil dalam perilaku sosial. SST juga termasuk mengajar persepsi sosial secara akurat, termasuk
mengajarkan mengenai norma-norma, aturan dan harapan sosial dalam berinteraksi. Mampu mengenali ekspresi emosi yang ditunjukkan oleh orang lain
selama interaksi sosial adalah salah satu contoh dari tujuan persepsi sosial yang melekat pada SST CornishRoss, 2004.
Menurut Bellini dalam DeMatteo, 2012 SST berfokus pada pembangunan perilaku positif dengan menggunakan metode non-aversif.
Pelatihan ini dirancang agar anak menunjukkan perubahan perilaku atau menghilangkan perilaku yang tidak baik. SST bertujuan; 1 meningkatkan
kemampuan seseorang untuk mengekspresikan apa yang dibutuhkan dan diinginkan, 2 mampu menolak dan menyampaikan adanya suatu masalah, 3
mampu memberikan respon saat berinteraksi sosial, 4 melakukan interaksi. SST merupakan salah satu intervensi dengan teknik modifikasi perilaku yang dapat
diberikan kepada klien depresi, skizoprenia, dan anak yang mengalami gangguan perilaku.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa SST adalah suatu metode yang digunakan untuk memberikan gambaran perubahan perilaku
untuk mengurangi permasalahan dalam masyarakat dan berperilaku sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku di masyarakat. Selain itu SST berfokus pada
pembangunan perilaku positif, membentuk perilaku baru, atau menghilangkan perilaku yang tidak baik. Selain itu SST dapat diberikan kepada anak yang
memiliki kemampuan intelektual rata-rata sampai di atas rata-rata. Adapun program yang dimaksud terdiri dari dimensi yang mencakup dimensi
keterampilan sosial untuk anak ASD.
B. Konsep Teori dalam Program Social Skill Training