masih kurang mampu dalam memecahkan masalahnya seperti mampu menjaga kebersihan diri ketika bagian tubuhnya kotor setelah melakukan kegiatan. JE
menghindari kegiatan yang berhubungan dengan panas matahari atau kegiatan yang terlalu melelahkan. Sejak kecil ibunya sudah membiasakan JE untuk
memperhatikan kebersihan tubuhnya. Ia akan meminta bantuan orang lain ketika ia tidak mampu menyelesaikan masalahnya. Biasanya ia mengatakan “aku tidak
bisa?”, atau “aku capai?”. Berbeda ketika ada permasalahan JE masih mengalami kesulitan dari sudut pandang yang berbeda. JE akan berusaha mengkompromikan
ide atau imaginasinya kepada orang lain, seperti misalnya ketika di sekolah ia diberi tugas mengenai pelajaran sains. JE tidak merasa takut atau cemas
melakukan interaksi sosial, dan terkadang bertingkahlaku sosial yang tidak pantas seperti mendorong temannya, memeluk teman perempuan, atau tidak mengerjakan
tugas, dan terkadang memanipulasi teman sebaya.
4. Analisis data Fase Baseline Subjek I
a. Tempat, waktu, dan jumlah pengambilan baseline
Tempat melaksanakan baseline adalah di sekolah di ruang kelas, lapangan olahraga, dan ruang agama. Baseline dilakukan pada saat jam sekolah. Pemilihan
waktu disesuaikan dengan aktivitas keterampilan sosial yang subjek lakukan di sekolah. Baseline dilakukan sebanyak 5 kali.
b. Hasil pelaksanaan Baseline subjek I
Baseline I: Di Sekolah, Selasa 7 Januari 2014 11-13.00 WIB
Universitas Sumatera Utara
Hari pertama peneliti bertemu JE ketika jam istirahat. Petugas makanan masuk ke kelas membawa gerobak berisi makanan siswa dan guru. Semua anak
berbaris di depan pintu kelas menuju ke kamar mandi untuk menyuci tangan. Guru membagi anak-anak ke dalam dua kelompok barisan, baris pertama anak
perempuan dan baris kedua untuk anak laki-laki. JE berbaris paling belakang, pada saat berbaris JE memeluk teman yang berada di depannya, sehingga
temannya memberontak dan mengatakan “jangan JE”. Setelah anak tersebut memberontak, JE pun segera melepaskan tangannya dari leher temannya. JE tidak
ada mengatakan maaf kepada temannya. Teman JE menggeser barisannya menjauhi JE. Terlihat JE menundukkan kepala melihat reaksi temannya sambil
berjalan menuju kamar mandi. Setelah selesai ia mengambil kotak roti dari dalam tas dan mengambil tempat duduk terpisah dari temannya. Teman-teman JE yang
berada satu meja dengannya sedang asyik bercerita, sedangkan JE hanya menikmati roti sambil sesekali melihat dan mendengar cerita temannya. Ia tidak
berani bergabung karena JE takut kepada salah satu dari mereka yang memiliki badan lebih besar. Menurut guru, temannya tersebut sering bermain kasar kepada
siswa lain. Beberapa menit kemudian seorang dari mereka membuka snack yang berisi roti coklat. Sebelum anak tersebut membagikannya, teman JE langsung
mengambil biskuit dari bungkusnya tanpa minta izin terlebih dahulu. JE hanya melihat dan tidak berani mengambilnya. Selama istirahat JE asyik dengan
kegiatannya sendiri dan tidak melakukan interaksi dengan teman-temannya. Ketika belajar JE mengatakan “bosan” dan mengatakan “aku tidak tau bagaimana
mengerjakannya” ketika guru memberikan worksheet.
Universitas Sumatera Utara
Baseline 2: Di Sekolah Kamis, 9 Januari 2014 10.00-11.00 WIB
Hari kedua peneliti tiba di sekolah setelah mereka selesai snacktime dan dilanjutkan dengan jadwal bermain. JE pergi ke perpustakaan yang berada di
sebelah kelas JE. Ia mengikuti salah satu temannya yaitu SH. JE menganggap bahwa SH teman terbaik dari teman yang lain. SH berjalan tanpa suara sambil
mengambil buku di dalam rak dan duduk di sofa. JE juga melakukan hal yang sama yaitu mengambil buku dan duduk di sebelah SH. Mereka membaca dengan
sangat konsentrasi. Pandangan tidak beralih kepada orang-orang yang keluar masuk atau bahkan kepada peneliti yang berada di depan mereka. JE kurang
mampu untuk memulai hubungan sosial seperti kurang mampu mengajak temannya berbicara demikian halnya dengan SH.
Mereka sibuk dengan buku yang ada. Sesekali JE melirik temannya dan buku yang sedang ia baca, mendekati tempat duduk SH, dan JE memilih duduk di
sebelah SH. Sikap JE menunjukkan adanya keinginan untuk berinteraksi dengan teman, namun dengan keterbatasan yang ada membuat JE sulit memulai
hubungan. Setelah beberapa menit kemudian, guru art JE masuk ke dalam perpustakaan dan memanggil JE. Dengan rasa malas ia menghampiri guru
tersebut. Beberapa pertanyaan diajukan dan ia menjawab dengan kontak mata yang cukup baik. Ia mengatakan kepada guru agar ia melepaskan tangan JE,
namun guru tetap mengajaknya bicara. JE mencoba menjelaskan proses reproduksi kepada peneliti sesuai dengan materi yang ia peroleh dari guru. JE
menjelaskan dengan teratur, intonasi cukup baik, dan kalimat yang digunakan sesuai dengan batasan usianya. Guru membiarkan JE melanjutkan bacaannya
Universitas Sumatera Utara
setelah selesai menjelaskan proses reproduksi kepada peneliti. JE dan SH juga tidak bicara, SH hanya melihat sampul buku milik JE untuk melihat judulnya. Bel
berbunyi, JE dan SH masuk ke dalam kelas. Mereka masuk ke dalam kelas dan duduk di matras. JE mengambil posisi santai dengan merebahkan badannya di
matras. Terlihat ia sudah mulai ngantuk sehingga kurang konsentrasi. Ketika guru memberikan tugas, JE masih harus dibantu mengerjakan worksheet oleh guru
pendamping.
Baseline 3: Di Sekolah, Kamis, 14 Januari 2014 09.00-14.45 WIB
Pada baseline ketiga observasi dilakukan di sekolah. JE dan siswa lainnya sedang berolahraga di lapangan sekolah. JE merasa kurang nyaman karena
kahadiran peneliti. Setelah beberapa menit bersama dengannya, JE terlihat sudah mulai mau menjawab pertanyaan peneliti. Selama di sekolah ia sudah mampu
melakukan percakapan dua arah kepada guru dan peneliti mengenai topik yang berbeda. Selain itu jika ditanya guru, ia juga tidak mau mengangkat tangannya. Di
sekolah ia lebih cenderung melakukan aktivitasnya seorang diri. Ketika mereka berdiskusi, JE tidak mau memberikan pendapatnya. Ia hanya mendengar, tidur di
matras, jalan di kelas, atau membaca buku yang ada di kelas. Jika guru memanggil ia akan segera datang dan duduk kembali bersama temannya. Ketika ditanya
kepada JE mengenai pendapatnya ia hanya menjawab “i dont know”. Sesekali ia melihat teman yang memberi pendapatnya ketika guru bertanya mengenai topik
pelajaran. Friendship skill
terlihat ketika JE mengetahui kondisi teman, mampu bermain secara terstruktur dan tidak terstruktur. JE tidak melakukan interaksi
Universitas Sumatera Utara
dengan teman, hal ini disebabkan siswa lainnya bermain dengan teman kelompoknya. Dealing with conflict masih diarahkan ketika ia memukul
temannya. JE kurang mampu melihat apakah temannya bersalah atau tidak. Ketika temannya tidak sengaja terjatuh karena tersandung meja, JE sebaiknya tidak
memukul atau menyalahkan temannya. Sebaliknya ia marah dan memukul temannya. Kemampuan understanding emotion, JE cukup mampu memahami
emosi orang lain, misalnya ekspresi senang, sedih, marah, namun untuk menunjukkan perasaan bersalah masih kurang mampu. Ia masih sulit mengatakan
maaf ketika ia memukul temannya atau ketika berbicara dengan suara melengking sehingga membuat orang lain terganggu ketika mendengarnya. Biasanya guru
akan meniru suara melengking JE sehingga JE paham bahwa suaranya tidak enak didengar. JE tersenyum malu atau melempar bola kecil kepada guru karena
merasa tidak nyaman diperlakukan demikian.
Baseline 4: Di Sekolah Selasa, 15 Januari 2014 09.00-11.00 WIB
Di kelas JE sedang belajar pelajaran Matematika. JE cukup kooperatif pada saat itu, ia belajar dan menyelesaikan tugas dengan baik. Ia selalu membubuhi
tugasnya dengan menggambarkan komik di sebelahnya. JE tersenyum ketika melihat peneliti datang ke kelas. Pada saat mereka belajar, JE menghampiri
peneliti yang sedang duduk di kursi. Ia menyandarkan kepala di meja dan melihat ke arah peneliti. Ia menjawab pertanyaan peneliti, membuat topik pembicaraan
“acne” ketika melihat jerawat peneliti. Ia memberi saran tentang cara-cara yang harus dilakukan untuk menghilangkan jerawat. Sambil bercerita ia juga
memperhatikan temannya yang belajar duduk di matras. Kemampuan play skill JE
Universitas Sumatera Utara
untuk mengobservasi temannya, mencari solusi dan menyelesaikan masalah, dan kemampuan bermain secara timbal balik ia lakukan dengan baik, sedangkan untuk
kemampuan berbagi ia masih belum melakukannya dengan baik, ia hanya makan makanannya seorang diri. Friendship skill, ia memiliki keinginan untuk bermain
dengan temannya, sedangkan teman-temannya tidak mau bermain dengannya dan memilih bermain dengan teman lain. Hal ini membuat JE tidak memiliki
kesempatan untuk menolong, kurang mampu berinteraksi dengan teman sebaya, dan kurang mengetahui kondisi teman. Teman-teman JE sayang kepada JE dan
cukup berani mempertahankan diri ketika ada yang mengganggu. Hal tersebutlah yang membuat teman-temannya tidak mau membully JE. Ia mengalami kesulitan
untuk mengontrol emosi dan berbicara dengan volume suara yang lazim. Selebihnya ia sudah memahami ekspresi dan bahasa tubuh orang lain seperti
senang, sedih. Berbeda untuk memahami ekspresi rasa sakit dan takut orang lain yang dipukul olehnya. Ia tidak paham jika temannya merasakan kesakitan dan
tidak meminta maaf ketika ia melakukan kesalahan. Pada saat ia sakit perut, JE permisi kepada guru untuk ke toilet. Setelah
selesai ia memanggil peneliti yang pada saat itu mengawasi JE “Bu Wini” sambil tersenyum. Ia mengatakan bahwa perutnya terasa sakit, sepertinya karena
kebanyakan makan. Setelah selesai dari toilet, JE memanggil peneliti agar masuk ke ruang kelas. Di dalam kelas JE terlihat kurang aktif karena kondisi fisiknya
yang kurang sehat.
Baseline 5: Di Sekolah Senin, 18 Januari 2014 09.00-11.00 WIB
Universitas Sumatera Utara
JE terlihat sedang belajar agama. Ia bekerjasama dengan temannya untuk menyelesaikan tugas agama. JE mampu menjawab pertanyaan dengan tepat dan
melakukan percakapan dua arah ketika berbicara di dalam kelas, dan tidak membuat topik pembicaraan karena ia paham bahwa di dalam kelas ia harus
mendengarkan guru conversational skill. Ketika jam olahraga, JE terlihat mampu bermain dan bekerjasama dengan teman-temannya yaitu bermain
badminton. JE bermain dengan teman yang menurutnya baik. JE terlihat senang dan mampu mengikuti olahraga. Pada saat temannya memilih untuk bermain
dengan teman lainnya, ia mengatakan “okay” sambil menundukkan kepalanya. Ia berharap ada teman lain yang akan mengajaknya bermain play skill. Kesibukan
masing-masing anak membuat mereka tidak paham bahwa JE ingin bermain dengan mereka. JE memilih untuk duduk dan melihat temannya yang sedang
bermain. Guru mengarahkan secara verbal bagaimana menyelesaikan masalah dan menghindari konflik. Mengatasi masalah tersebut guru JE memanggil JE dan
temannya, mereka membuat kesepakatan bahwa JE bercerita terlebih dahulu kemudian dilanjutkan oleh temannya. JE tidak meminta maaf kepada temannya
karena telah mendorongnya understanding emotion.
Tabel 4.8. Hasil Baseline Subjek I
Universitas Sumatera Utara
Tugas : Keterampilan Sosial Subjek JE
score system: Diberi skor 0
: Jika tanpa ada prompt skor 1
: Jika anak di gesture prompt
skor 2 : Verbal prompt
skor 3 : physical prompt
skor 4 : tidak dilakukan
Komponen Prompt
Sesi 1
Sesi 2 Sesi 3
Sesi 4 Sesi 5
Conversational Skill Kemampuan anak mengucapkan salam,
menyapa, dan memperkenalkan diri. 4
4 4
4 4
Ikut serta dalam percakapan ada diskusi atau sedang belajar subjek
berada di dalam kelompok 4
2 2
2 2
Memperhatikan dan menjawab pertanyaan.
4 4
2 2
Mampu menentukan topik pembicaraan 4
2 4
4 2
Memberikan kontak mata ketika sedang berbicara
2 2
2 4
4 TOTAL
18 14
14 14
14
Play Skill Kemampuan mengatakan kepada teman
untuk ikut permainan atau aktiftas bersama “aku ikut”
4 4
3 4
4
Kemampuan berbagi permainan 4
4 3
4 4
Kemampuan mengajukan pendapat dengan mengangkat tangan “saya bu”.
4 4
4 4
4 Memiliki kemampuan bermain timbal
balik 4
4 4
2 2
Mengajak teman melakukan aktivitas bersama “Ayo”
4 4
4 4
2 Mengambil bagian dalam permainan
dan kegiatan. 4
4 3
3 2
TOTAL 24
24 18
18 18
Friendship Skill Mengetahui kondisi teman
4 4
2 4
4 Mampu bermain permaiann terstruktur
4 4
4 4
4 Mampu bermain permainan tidak
terstruktur
4 4
4 4
4
Kemampuan berbagi mainan dan makanan kepada orang lain
4 4
4 4
4 Mampu menghadapi tekanan dalam
hubungan berteman. 4
4 4
4 4
Menawarkan bantuan kepada orang lain 4
2 4
4 4
Universitas Sumatera Utara
Mampu untuk tidak memukul atau menganggu teman
2 2
3 3
TOTAL
26 22
24 27
27
Dealing With conflict
Kemampuan untuk tidak menganggu, memeluk, atau melukai teman.
2 2
2 2
2
Memiliki kemauan untuk menolong orang lain “ aku bantu ya” “ Gini
caranya” 4
4 4
4 4
Mengatakan kepada guru, orangtua jika ada yang bullying
Membaca tugas atau latihan tanpa mengatakan “tidak bisa” “aku lelah”
2 2
2 3
2 Jika tidak paham mengenai tugas baru
anak mengatakan minta tolong kepada guru atau teman dan tidak merengek.
2 2
2 3
3
TOTAL
10 10
10 12
11
Understanding Emotions Mengatakan maaf ketika berbuat salah.
4 2
4 4
4 Mampu mengekspresikan perasaan
senang dan sedih 2
2 2
2 Mampu mengungkapkan perasaan sakit
4 3
2 2
2 Mampu memahami perasaan orang lain
sakit dan marah 4
3 4
4 4
TOTAL
14 10
10 12
12
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.2. Hasil Baseline Subjek I
ASD Autistic Spectrum Disorder Ciri atau kriteria ASD yang dimiliki JE .
Sekolah memiliki jadwal belajar yang cukup padat namun teratur dan disiplin. Hal ini membuat
jadwal mereka bermain cukup singkat. Di sekolah JE masuk ke dalam kelompok belajar
yang terdiri dari anak-anak atypical, sehingga perilaku anak cendrung sama yaitu mengalami
kendala dalam interaksi dan perilaku.
Teman-teman JE masih kurang memahami kondisi dan keinginan JE. Hal ini menyebabkan
keterampilan sosial JE kurang terlatih.
JE tidak berani memulai komunikasi dengan teman dan malu mengangkat
tangan ketika ingin mengajukan pendapat.
Keterampilan sosial kurang baik
JE sangat senang ketika temannya mengajaknya bermain. Namun ketika temannya memilih
bermain dengan anak lain, JE akhirnya memilih untuk tidak
bermain JE banyak berbicara dan memiliki ide
mengenai permainan ketika di tempat terapi. Sedangkan di sekolah ia tidak dapat
mengeksplorasi kemampuannya.
JE pernah mengganggu teman, memeluk dari belakang, mendorong, menendang guru.
JE akan menjerit atau menangis ketika melihat daun di rumah dan tempat umum
Universitas Sumatera Utara
5. Perbandingan Perkembangan Keterampilan Sosial Pada Pretest,