B. Pemaparan Subjek II 1. Data Diri Subjek II
Tabel 4.9. Data Diri Subjek II Nama
NS Jenis Kelamin
Laki-laki Tempat Lahir
Medan Tanggal Lahir
11 Februari 2004 Usia
9 tahun 11 bulan Suku
Batak Toba Kelas
IV Sekolah
SD Swasta
2. Deskripsi Subjek II
Subjek kedua dalam penelitian ini adalah seorang anak laki-laki berusia 9 tahun 11 bulan. Ia merupakan anak pertama dari dua bersaudara dan ia memiliki
adik perempuan. NS memiliki ciri fisik berkulit putih dan memiliki berat badan tergolong ideal dengan tinggi badan ± 100 cm. Rambut terlihat rapi dengan
potongan pendek dan ia memiliki fisik dan mata yang normal. NS selalu berpenampilan dengan memakai pakaian rumah yang sederhana jika sedang di
rumah. Sehari-harinya NS hampir selalu melakukan rutinitas yang sama, seperti
sekolah, pulang sekolah bermain PSP, makan siang, mengerjakan tugas sekolah, saat teduh membaca renungan Alkitab dan membuat kesimpulan berdasarkan
ayat Alkitab yang ia baca dan kemudian menuliskannya di buku dengan kalimat
Universitas Sumatera Utara
yang masih belum terstruktur, kembali bermain PSP sampai waktu untuk mandi
sore, menonton TV, dan makan malam.
NS menunjukkan perilaku rigid, sehingga jika ada perubahan jadwal maka
orangtua harus memberikan penjelasan supaya NS mengerti dan menerima situasi.
NS akan marah jika perubahan jadwal yang berhubungan dengan game. Ia akan marah dan memukul kepala, menangis sambil menggigit tangan karena tidak
boleh bermain game. Ia tidak akan berhenti sampai ibunya menarik tangannya atau setiap orang yang ada di rumah mengikuti perilaku NS. Biasanya NS akan
berhenti jika orangtuanya ikut menggigit tangan mereka dan NS akan menarik tangan ibunya.
Beberapa perilaku stereotype yang ia miliki seperti akan meletakkan tangannya di depan mulut untuk merasakan sensasi sentuhan dan bau pada tangan.
Biasanya ketika ia merasa bosan atau sedang mengalami kesulitan. Sensitifitas terhadap suara yang sangat tinggi membuat ia tidak suka mendengar suara teriak
atau riuh. Ia akan menggigit tangan dan kepalanya jika hal tersebut terjadi. Demikian halnya jika berada di dekat orang lain. NS secara sengaja akan
menyentuhkan tangan ke tubuh temannya untuk memperoleh sensitifitas sentuhan. Selain itu ingin mengatakan bahwa ia membutuhkan bantuan temannya karena ia
tidak paham bagaimana menyelesaikan permasalahannya.
NS sangat tertarik bermain puzzle, hal ini membuat ia termotivasi untuk mengerjakan tugas yang diberikan kepadanya dengan baik dan waktu yang cepat.
Ketertarikannya tersebut membantu pemeriksa dalam menjalankan pemeriksaan. NS cukup patuh ketika mengerjakan tugas yang diberikan. Terlihat ketika
Universitas Sumatera Utara
mengerjakan tugas ia mau diajak untuk duduk dan menyelesaikan tugasnya. Walaupun dengan waktu yang relatif terbatas. Ia mencoba untuk mengerjakan
tugas sampai selesai karena ada pemberian reward puzzle.
NS memiliki kemampuan komunikasi ekspresif yang kurang baik. NS belum konsisten mengucapkan kata atau kalimat sederhana, terkadang bahasanya
masih belum terstruktur misalnya ketika ia mengatakan “mama ibu guru Siantar 3 hari” artinya bahwa ibu gurunya bertanya, libur 3 hari NS pergi kemana?, NS
menjawab gurunya pergi ke Siantar. Selain itu NS juga mengalami kesulitan dalam hal pengucapan kata atau kalimat yang mengandung huruf s, r yang berada
di awal, tengah, atau akhir kata. Misalnya kata “sapi” diucapkan “tapi”, “selimut” diucapkan “telimut”, dan “sayur” diucapkan “tayul”. Pengucapan huruf yang tidak
jelas tidak mengganggu arti dari kalimat yang diucapkan.
Kemampuan komunikasi reseptif NS tergolong cukup baik. Ia sudah mengerti perkataan atau pertanyaan orang lain yang diucapkan secara jelas dan
singkat, memahami instruksi tunggal, seperti NS main “game di kamar mama mau bicara dengan tante” atau “NS kecilkan suara game nya, mama sedang bicara
dengan tante”. Sama halnya dengan instruksi yang lebih kompleks namun dengan pengucapan kalimat yang jelas, NS juga mengerti, seperti “NS setelah BAB siram
kamar mandi dan tangannya di sabun”.
NS memiliki hubungan yang dekat dengan orangtunya, ia lebih sering berinteraksi dengan ibunya karena ayahnya harus bekerja. Sepulang ayahnya
kerja, ayahnya akan mengajak ia bermain atau berbicara. Hubungan NS dengan adiknya sangat baik, ia sangat sayang kepada adiknya. Terlihat ketika ia bermain
Universitas Sumatera Utara
puzzle ia memanggil adiknya untuk bermain bersama, mau membantu adiknya mengambil air minum atau membantu menyusun kepingan puzzle milik adiknya.
Berbeda dengan adik NS yang sering mengejek abangnya yang terkadang berbicara dengan kata-kata yang kurang jelas, seperti “abang ini belum jelas
bicaranya bilang sayur tayul” ungkap adik kepada pemeriksa. Walaupun demikian
adiknya cukup menunjukkan sayang dan perhatian kepada abangnya.
NS memiliki kemampuan bantu diri yang cukup baik, dimana ia sudah dapat mengambil makanan dan mandi seorang diri tanpa dibantu oleh ibunya. Ia
juga sudah dapat menghidangkan teh kepada tamu, membuat teh, dan menggoreng kue walaupun masih dalam pengawasan ibu. Pada saat pemeriksaan NS
menuangkan teh ke gelas adiknya, ibu, dan pemeriksa. Hasilnya, hanya sedikit teh yang tumpah dan secara keseluruhan terlihat bahwa gerakan tangan NS sudah
tidak kaku ketika memegang dan mengangkat teko.
NS memiliki daya ingat jangka pendek yang cukup baik jika berhubungan dengan gambar, terlihat ketika ia bermain castle ia mengingat bentuk dan
posisinya, sehingga ketika diminta untuk menggambar bebas, ia menggambar sesuai pola yang dilihatnya dari pola castle. Ia juga berusaha mengingatnya
dengan memikirkannya terlebih dahulu sebelum menggambar. Setelah ia mengingatnya ia pun segera menggambarkan di kertas. Kemampuan mengingat
NS yang berhubungan dengan informasi berupa kata-kata dan abstrak tergolong kurang baik. Terlihat ketika ibunya meminta NS untuk mengulang materi
pelajaran PPKN mengenai “kerjasama” yang sudah dihafalnya NS tidak dapat melakukannya dengan baik, padahal 2 jam yang lalu ia sudah mampu
Universitas Sumatera Utara
mengucapkan pengertian dari kerjasama berdasarkan kalimat yang ada di dalam
buku.
NS memiliki rentang perhatian yang relatif singkat dan mudah bosan, namun jika ada pemberian reward dan stimulus berupa objek visual, NS akan
berusaha bertahan untuk mengerjakan tugas dengan jadwal yang telah ditentukan dari awal pengerjaan. NS akan menyelesaikan tugas sekolah atau tugas yang
berhubungan dengan pemeriksaan psikologis dengan cepat karena ia ingin mendapat reward dari hasil pekerjaannya. Reward yang ia suka adalah berupa
permainan puzzle, sedangkan orangtua NS biasanya memberikan game PSP atau dari HP.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa NS mengalami masalah perkembangan perpasif Autistic spectrum disorder ASD
yang high function yaitu memiliki kapasitas intelektual tergolong rata-rata Average, memahami komunikasi reseptif, kemampuan daily living skill, dan
mengalami kendala ketika melakukan keterampilan sosial. Ia sudah memiliki kemampuan dasar keterampilan sosial seperti kemampuan komunikasi namun
sulit untuk mempertahankannya. Memiliki keinginan untuk bermain dan terlibat interaksi sosial dengan orang lain. Hanya saja ia kurang paham bagaimana
melakukannya. Hal inilah yang membuat peneliti menentukan bahwa NS akan menjadi subjek pada penelitian ini.
3 . Hasil Wawancara
Hasil wawancara yang telah dilakukan kepada ibu dan guru subjek, diperoleh gambaran umum mengenai kemampuan keterampilan sosial NS.
Universitas Sumatera Utara
Perkembangan kemampuan sosial NS akan tergambar melalui pemaparan dimensi keterampilan sosial. Kemampuan NS dalam understanding emotional skill
tergolong cukup baik dan cukup sering digunakan di aktivitas sehari-hari. Keterampilan tersebut berhubungan dengan kemampuan menunjukkan rasa
simpati terhadap orang lain, mudah mengetahui ketertarikan terhadap orang lain atau tidak. NS cendrung bersikap malu dan menhindar ketika bertemu dengan
orang yang ia sangat suka atau yang tidak ia suka. NS mengenal ekspresi wajah orang lain sehingga dengan mudah memahami ekspresi sedih dan bahagia
orangtua atau adiknya. JE memahami lelucon atau humor orang lain dalam bentuk cerita, NS masih belum mampu melakukannya. Ia akan tertawa jika
melihat orang lain tertawa atau menonton TV. Selain itu conversational skill NS untuk memahami pertanyaan sederhana
cukup baik, cukup mampu melakukan percakapan dua arah, merespon dengan teliti saat berbicara, mengekspresikan perasaan perasaan secara verbal,
memperkenalkan diri sendiri kepada orang lain walaupun dengan menutup mata. Sementara itu untuk melakukan kontak mata saat berbicara, mengambil jarak
yang pantas saat berinteraksi dengan teman sebaya, dan ketika berinteraksi jarang sekali menggunakan suara yang pantas saat berbicara, NS masih sulit mengontrol
kekuatan suarannya di situasi umum, dan kurang baik dalam mengutarakan keinginannya. NS masih terbiasa untuk mendapatkan yang ia inginkan tanpa
mengatakannya secara langsung. NS memiliki kemampuan friendship skill yang kurang baik seperti jarang
terlibat dalam kegiatan dengan teman sebaya, mengajak teman untuk melakukan
Universitas Sumatera Utara
kegiatan bersama baik kegiatan yang terstruktur maupun yang tidak terstruktur, jarang sekali melibatkan teman-teman dalam kegiatan yang ia inginkan,
mengalami interaksi positif dengan teman sebaya, dan mengalami interaksi negatif dengan teman sebaya, menunjukkan ketertarikan terhadap interaksi sosial,
dan jarang melakukan kegiatan dengan teman sebaya secara sukarela, tidak pernah menunjukkan rasa ingin tahu melakukan interaksi sosial dan merespon teman
sebaya untuk melakukan kegiatan bersama-sama. Di sekolah NS masih sering mendapat perlakuan kurang baik dari teman-teman dan guru. Ia masih sering
diejek dan diganggu. Terkadang uang NS atau snack dari dalam tas dicuri teman- temannya. Sikap guru yang keras dan memberikan hukuman fisik membuat NS
merasa takut. Sama halnya mengenai kemampuan play skill, NS lebih suka bermain
sendiri dan bermain permainan game di ipad dan komputer. NS masih kurang mampu dalam memecahkan masalahnya ketika teman-temannya mengganggu, NS
merasa takut melakukan interaksi sosial karena sering mendapat perlakuan negatif, sensitifitas terhadap suara sangat tinggi sehingga NS suka menyakiti diri
sendiri atau orang lain, dan sulit mengontrol emosinya untuk menggigit tangan atau memukul kepala jika ada keinginannya tidak terpenuhi sesuai rencana
dealing with conflict.
4. Analisis data Fase Baseline