Understanding emotion Perbandingan Perkembangan Keterampilan Sosial Pada Pretest,

tidak. Biasanya JE lebih suka menganggu teman yang tidak dekat dengannya. JE masih sulit mengontrol perilakunya ketika bersama teman. Selain itu untuk kegiatan membaca tugas terlebih dahulu sebelum mengerjakan tugas, baik pretest dan posttest JE masih mau mengungkapkan “tidak bisa” sebelum membaca tugas yang diberikan.

e. Understanding emotion

1 Mengatakan Maaf ketika berbuaat salah 1 2 3 4 pr o m pt 2 Mampu mengekspresikan perasaan senang dan sedih 1 2 3 4 p ro m p t 3 Mampu mengungkapkan perasaan sakit 1 2 3 4 p ro m p t Universitas Sumatera Utara 4 Memahami perasaan orang lain marah dan sedih 1 2 3 4 p ro m p t Kesimpulannya, hasil pretest JE untuk kemampuan understanding emotion cukup baik, ia dengan mudah mengungkapkan perasaannya seperti rasa senang, sakit, bosan, dan marah. Ketika melakukan role play JE juga cukup ekspresif. JE mengalami kesulitan untuk mengungkapkan perasaan sedih pada saat berpisah dari temannya. Selama intervensi JE cukup ekspresif, ia terlihat bahagia ketika sedang bersama teman dan bermain bersama. Kebersamaan mereka mengajarkan JE untuk mengekspresikan perasaan sedihnya dengan menangis pada saat berpisah dengan teman. Hasil posttest, JE masih sering mengatakan bahwa ia sedih karena merindukan teman-temannya. JE sering bertanya kepada terapis mengenai teman-temannya dan kapan JE bertemu dengan mereka. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.3. Gambaran Subjek I Setelah Intervensi JE malu mengangkat tangan ketika ingin mengajukan pendapat. Keterampilan sosial kurang baik JE sangat senang ketika temannya mengajaknya bermain. Namun ketika temannya memilih bermain dengan anak lain, JE akhirnya memilih untuk tidak bermain. JE banyak berbicara dan memiliki ide mengenai permainan ketika di tempat terapi. Sedangkan di sekolah ia tidak dapat mengeksplorasi kemampuannya. JE akan menjerit atau menangis ketika melihat daun di rumah dan tempat umum JE pernah mengganggu teman, memeluk dari belakang, mendorong, menendang guru. Social skill training SST  Play Skill: JE sudah mulai mau mengajak temannya bermain dan mengeksplorasi imajinasinya dalam permainan.  Conversational Skill: JE sudah mau memberikan kritikan dan masukan jika sedang presentasi, JE mau menyapa dan mengucapkan salam kepada terapis yang ia jumpai, dan JE sudah berani mengangkat tangan jika ingin berlomba dan mengungkapkan pendapat  Dealing with conflict: JE tidak takut daun setelah daun dijadikan sebagai objek permainan dan masih mau mengganggu temannya.  Understanding emotion: JE merasa kehilangan dan merindukan teman-teman terapinya, ia ingin sekali bertemu dan bermain dengan mereka, Ketika ia melakukan kesalahan kepada temannya, rasa menyesal dan keinginan untuk minta maaf. Ia berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Universitas Sumatera Utara

B. Pemaparan Subjek II 1. Data Diri Subjek II

Tabel 4.9. Data Diri Subjek II Nama NS Jenis Kelamin Laki-laki Tempat Lahir Medan Tanggal Lahir 11 Februari 2004 Usia 9 tahun 11 bulan Suku Batak Toba Kelas IV Sekolah SD Swasta

2. Deskripsi Subjek II

Subjek kedua dalam penelitian ini adalah seorang anak laki-laki berusia 9 tahun 11 bulan. Ia merupakan anak pertama dari dua bersaudara dan ia memiliki adik perempuan. NS memiliki ciri fisik berkulit putih dan memiliki berat badan tergolong ideal dengan tinggi badan ± 100 cm. Rambut terlihat rapi dengan potongan pendek dan ia memiliki fisik dan mata yang normal. NS selalu berpenampilan dengan memakai pakaian rumah yang sederhana jika sedang di rumah. Sehari-harinya NS hampir selalu melakukan rutinitas yang sama, seperti sekolah, pulang sekolah bermain PSP, makan siang, mengerjakan tugas sekolah, saat teduh membaca renungan Alkitab dan membuat kesimpulan berdasarkan ayat Alkitab yang ia baca dan kemudian menuliskannya di buku dengan kalimat Universitas Sumatera Utara