Pendapatan Usaha Ternak Kambing Pedaging Kelayakan Usaha Ternak Kambing Pedaging

Tabel 17. Rataan Analisis Ekonomi Usaha Ternak Kambing Pedaging Selama Satu Tahun di Kelurahan Tanah Enam Ratus Tahun 2012 No. Uraian Rata-rata Per Peternak Rata-rata per ekor Fisik Nilai Rp Fisik Nilai Rp Satuan Jumlah Satuan Jumlah 1 Biaya Produksi : 1.1.Bibit Kambing ekor 19.27 6,470,909.00 Ekor 1 332,673.15 1.2.Tenaga Kerja HKP 132.1 5,284,090.91 HKP

7.68 307,012.74

1.3.Obat-obatan ml 265.97 278,243.56 ml 15.88 16,647.73 1.4.Penyusutan Kandang - - 386,764.07 - - 22,930.17 1.5.Perbaikan Kandang - - 185,000.00 - - 10,310.58 1.6.Penyusutan Alat - - 56,272.73 - - 3,351 1.7.Transportasi - - 1,660,909.09 - - 94,841.72 Total Biaya - - 14,322,189.36 787,766.88 2 Harga Jual Kambing Rata-rata ekor 1 1,068,824.24 Ekor 1 1,068,824.24 3 Penerimaan: 3.1. Penjualan Kambing ekor 19.27 20,842,727.27 Ekor 1 1,253,216.47 3.2. Penjualan Kotoran beko 160,18 800,909.09 Beko 8.74 43,703 Total Penerimaan 21,643,636.36 1,296,925 4 Pendapatan Bersih 7,321,447.00 509,157.94 Sumber: Data Diolah Lampiran 16a,b;17a,b;dan 18a,b

5.6 Pendapatan Usaha Ternak Kambing Pedaging

Pendapatan dari usaha ternak kambing pedaging adalah penerimaan yang diperoleh peternak dikurangi dengan total biaya. Total biaya rata-rata yang dikeluarkan adalah Rp 14,322,189.36, dan untuk biaya rata-rata per ekor adalah Rp 787,766.88. Sedangkan penerimaan rata-rata yang diterima peternak yang berasal dari penjualan kambing dan kotoran kambing sebesar Rp 21,643,636.36, dan untuk penerimaan rata-rata per ekor kambing sebesar Rp 1,296,925. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut. π = TR-TC = Rp 21,643,636.36 - Rp 14,322,189.36 = Rp 7,321,447 Keterangan: TR = Total Penerimaan Rp TC = Total Biaya Rp π = Pendapatan BersihPeternak Rp Untuk pendapatan peternak per ekor kambing rata-rata Rp 509,157 . Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut. π = TR-TC = Rp 1,296,925 - Rp 787,766 = Rp 509,157 Keterangan: TR = Total Penerimaan Rp TC = Total Biaya Rp π = Pendapatan bersihekor Rp

5.7 Kelayakan Usaha Ternak Kambing Pedaging

Setelah melakukan analisis usaha maka dapat diperoleh total biaya dan total penerimaan usaha ternak kambing di daerah penelitian. Nilai total biaya usaha ternak kambing rata-rata selama satu tahun adalah sebesar Rp14,322,189peternak dengan total nilai penerimaan usaha rata-rata sebesar Rp21,643,636peternak, sehingga diperoleh pendapatan bersih rata-rata sebesar Rp7,321,447peternak. Sedangkan nilai total biaya usaha per ekor kambing rata- rata selama satu tahun adalah sebesar Rp 787,766 peternak dengan total nilai penerimaan usaha rata-rata sebesar Rp 1,296,925 peternak, sehingga diperoleh pendapatan bersih rata-rata sebesar Rp 509,157 peternak. Dari analisis usaha ternak kambing pedaging diatas maka dapat dihitung kelayakan secara ekonomi dengan cara sebagai berikut. a. RC Rasio Return Cost Ratio RC rasio atau dikenal sebagai perbandingan nisbah antara total penerimaan dengan total biaya. Berdasarkan besar penerimaan yang diterima oleh peternak dapat dilihat kelayakan secara ekonomi. Tabel 18. Analisis Kelayakan Usaha Ternak Kambing Pedaging di Daerah Penelitian Uraian Per Peternak Per ekor 1. RC Ratio Rp 1.43 1.71 Sumber : Data diolah dari lampiran Tabel 22a dan 22b. Dari Tabel 18 dapat diketahui bahwa setiap Rp 1 biaya yang dikeluarkan per peternak dalam usaha ternak kambing pedaging maka akan memberikan penerimaan sebesar Rp. 1.43. Sedangkan untuk per ekor kambing, setiap Rp 1 biaya yang dikeluarkan per peternak dalam usaha ternak kambing pedaging maka akan memberikan penerimaan sebesar Rp. 1.71 Kelayakan usaha diketahui dengan membandingkan nilai RC Rasio dengan nilai konstanta yakni 1 satu. Suatu usaha dikatakan layak apabila nilai RC Rasio lebih besar dari satu RC1 dan tidak layak apabila nilai RC Rasio lebih kecil dari satuRC1. Dengan nilai RC Rasio per peternak sebesar 1,43, dan untuk per ekor kambing RC 1,71 lebih besar dari 1 satu maka dapat disimpulkan bahwa secara ekonomi usaha ternak kambing pedaging di Kelurahan Tanah Enam Ratus layak untuk diusahakan. Dengan demikian hipotesis 3 yang menyatakan usaha ternak kambing pedaging layak diusahakan di daerah penelitian dapat diterima. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan