BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Aspek Produksi Usaha Ternak Kambing Pedaging di Daerah Penelitian
Jenis kambing yang umumnya dipelihara di daerah penelitian adalah jenis kambing biri-biri. Sistem pemeliharaan kambing yang dilakukan peternak sampel
adalah dengan dikandangkan secara terus menerus atau tanpa pengembalaan, yang disebut sistem intensif
a. Bibit Bibit merupakan aspek produksi yang sangat penting dalam suatu
peternakan. Peternak kambing di daerah penelitian memperoleh bibit dari peternak yang ada di kelurahan itu sendiri ataupun peternak di kelurahan tetangga.
Bibit yang biasanya dibeli adalah jenis biri-biri. Jenis kambing ini paling banyak dicari dan diternakkan di daerah penelitian karena dalam pemeliharaan lebih
gampang daripada jenis kambing lainnya. Selain biri-biri, peternak di daerah penelitian juga ada yang memelihara jenis kambing etawa, dan kambing jawa atau
sering disebut dengan kambing biasa. Harga dari masing-masing jenis kambing bervariasi. Rata-rata harga jenis kambing biri-biri mulai Rp 300,000-Rp 450,000
per ekor. Kambing etawa Rp 350,000-Rp 500,000 per ekor, sedangkan kambing jawa kambing biasa Rp 250,000-Rp 450,000 per ekor. Penyediaan bibit kambing
di daerah penelitian masih dapat terpenuhi. b. Kandang
Kandang yang kuat berguna untuk menghindari bahaya terhadap ternak akibat rusaknya bangunan. Kebersihan dan ventilasi harus baik agar kesehatan
ternak dapat terjaga sepanjang hari. Di daerah penelitian, kambing dikandangkan
secara terus menerus. Pengandangan secara terus menerus dapat memudahkan dalam pemberian pakan dan juga dapat menjaga keamanan ternak. Kandang
dibuat dalam bentuk panggung. Peternak kambing memilih bentuk panggung dengan alasan agar kandang
lebih terjaga dari jamur karena kotoran kambing tertampung dibawah kolong kandang. Rata-rata kandang diletakkan di belakang rumah, dan sebagian besar
paternak membangun kandang dengan menggunakan bahan-bahan yang mudah didapat dan murah harganya. Lantai kambing juga terbuat dari kayu. Dinding
kandang pada umumnya dibuat dengan kayu yang tingginya setengah dari tinggi kandang, dan direnggangkan dengan tujuan agar sirkulasi udara kandang tetap
terjaga. Sedangkan atap kambing menggunakan rumbia, hal ini dikarenakan dengan atap rumbia dapat menekan harga pembuatan kandang dan kambing juga
tidak merasa panas. Di daerah penelitian ukuran rata-rata kandang 21.50 m
2
, dengan rata-rata ukuran luas untuk satu kambing 1 m
2
, dan rata-rata kapasitas daya tampung kandang sebesar 0.9 ekorm
2
. Kandang dilengkapi dengan tempat pakan, dimana tempat pakan
diletakkan di luar kandang yang melekat pada sisi kandang, sehingga kambing dapat mengambil pakannya. Alasannya agar memudahkan dalam pemberian
pakan dan membersihkan sisa-sisa pakan yang tidak dikonsumsi. Sedangkan untuk tempat minum menggunakan ember plastik.
Dari hasil pengamatan di daerah penelitian dapat dikatakan bahwa kandang yang ada sudah memadai dengan bentuk kandang panggung, dinding
yang tidak rapat sehingga udara dapat keluar masuk dengan lancar. Kebersihan
kandang juga cukup baik, dimana kebersihan kandang terjaga dari kelembaban sehingga kesehatan kambing juga terjaga.
c. Pakan Hijauan Pemberian pakan dilakukan pada tempat yang sudah disediakan. Pakan
yang diberikan pada kambing berupa pakan hijauan. Di daerah penelitian, pemberian konsentrat tidak diberikan karena selain sulit untuk didapatkan,
peternak juga tidak ingin mengeluarkan biaya untuk pakan tambahan. Peternak menganggap pakan hijauan sudah dapat memenuhi kebutuhan ternak dan mudah
didapat. Pakan hijauan terdiri dari rumput gajah, rumput lapangan, rumput
benggala, rumput raja, dan lain sebagainya. Hijauan yang berasal dari sisa panen seperti daun nangka dan jerami jagung juga dapat digunakan sebagai pakan
kambing. Pemberian pakan hijauan rata-rata dilakukan sekali sehari yaitu pagi hari atau sore hari. Sedangkan pemberian minum dilakukan dengan melihat cuaca.
Apabila hujan, maka pemberian minum tidak dilakukan karena sudah tercukupi dari makanan ternak. Apabila hari tidak hujan, maka pemberian minum dapat
dilakukan 1 kali yaitu pada siang hari dengan dicampur garam. d. Tenaga Kerja
Penggunaan tenaga kerja di daerah penelitian sebagian besar berasal dari dalam keluarga. Hal ini dilakukan agar biaya penggunaan tenaga kerja luar
keluarga dapat diterima oleh tenaga kerja dalam keluarga saja. Penggunaan tenaga kerja pada umumnya adalah tenaga kerja pria kepala rumah tangga. Jenis
kegiatan yang dilakukan setiap hari meliputi penyediaan pakan, pemberian pakan dan minum, dan pembersihan kandang.
Untuk lebih jelasnya kebutuhan tenaga kerja ternak kambing dapat dilihat sebagai berikut.
Tabel 11. Distribusi Penggunaan Tenaga Kerja Usaha Ternak Kambing di Daerah Penelitian Tahun 2012
No Jenis Kegiatan
Rata-rata Kebutuhan Tenaga Kerja HKPTahun
TKDK TKLK
1 Penyediaan Pakan
56.25 17.22