5.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Peternak Kambing Pedaging di Daerah Penelitian
Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan peternak di daerah penelitian adalah biaya bibit X
1
, biaya obat X
2
, biaya pengambilan pakan X
3
, dan biaya tenaga kerja X
4
. Sebelum dilakukan uji kesesuaian goodness of fit model, perlu dilakukan uji asumsi klasik untuk mendeteksi terpenuhinya asumsi-
asumsi dalam model regresi linier pendapatan peternak kambing yang dispesifikasi. Uji asumsi klasik pendapatan peternak adalah sebagai berikut.
5.4.1 Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan uji kesesuaian goodness of fit model yakni uji F test dan t test, maka perlu dilakukan uji asumsi klasik untuk mendeteksi terpenuhinya
asumsi-asumsi dalam model regresi linier pendapatan peternak yang dispesifikasi. Pengujian asumsi klasik meliputi uji multikolinieritas, uji hetesrokedastisitas, dan
uji normalitas.
a. Uji Multikolinieritas
Uji ini pada dasarnya digunakan untuk menguji apakah ada hubungan linier di antara variabel-variabel bebas dalam model regresi. Salah satu
pendeteksian pengujian ini adalah dengan pendekatan Tolerance Value dan Variance Inflaction Faktor VIF. Jika nilai Tollerance mendekati 1 dan VIF
sekitar angka 10 maka variabel dikatakan bebas multikolinieritas. Namun, jika nilai Tollerance dibawah 0.1 dan VIF di atas 10 maka terjadi multikolinieritas.
Tabel 15. Hasil Uji Asumsi Multikolinieritas Model Pendapatan Peternak Kambing Pedaging Menggunakan Statistik Kolinieritas
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Constant
biaya bibit .105
9.531 biaya obat
.141 7.086
biaya pakan .183
5.450 biaya tk
.208 4.802
Sumber: Lampiran Tabel 29
Dari Tabel 15 dapat diketahui bahwa masing-masing variabel bebas memiliki nilai toleransi tolerance lebih besar dari 0.1 dan nilai VIF lebih kecil
dari 10. Hal ini menunjukkan tidak terjadi multikolinieritas. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi linier pendapatan peternak kambing pedaging
terbebas dari masalah multikolinieritas.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas ini juga digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas.
Hasil uji
heteroskedastisitas dengan menggunakan analisis grafik untuk model regresi linier pendapatan peternak disajikan berikut ini.
Gambar 4. Grafik Uji Heteroskedastisitas Model Pendapatan Peternak Kambing Pedaging
Hasil dari uji heteroskedastisitas dengan menggunakan analisis grafik untuk model pendapatan peternak disajikan pada Gambar 4. Gambar diatas
menunjukkan bahwa penyebaran titik-titik varian residual adalah sebagai berikut. a. Titik-titik data menyebar di atas atau di bawah angka nol pada sumbu Y.
b. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja. c. Penyebaran titik-titik data tidak berpola yang jelas.
Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas dalam model regresi linier pendapatan peternak kambing pedaging
.
c.
Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah nilai residual yang dihasilkan dari regresi linier terdistribusi secara normal atau tidak. Hasil uji
normalitas residual model regresi linier pendapatan peternak dengan
menggunakan analisis grafik disajikan pada gambar berikut.
Gambar 5. Grafik Uji Asumsi Normalitas Model Pendapatan Peternak Kambing Pedaging
Gambar 5 menunjukkan bahwa pada grafik normal p-p plot terlihat titik- titik menyebar disekitar garis diagonal dan arah penyebarannya mengikuti arah
garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa data residual model regresi linier terdistribusi dengan normal. Maka dapat dinyatakan bahwa model regresi linier
pendapatan peternak memenuhi asumsi normalitas.
5.4.2 Uji Kesesuaian Test Goodness Of Fit Model Dan Uji Hipotesis
Setelah dilakukan uji asumsi klasik, maka dilakukan uji kesesuaian model dan uji hipotesis. Hasil analisis hubungan antara faktor-faktor biaya terhadap
pendapatan peternak disajikan pada Tabel berikut.
Tabel 16. Hasil Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Peternak di Daerah Penelitian
Model Koefisien
Regresi Std. Error
t- hitung
Sig. Keterangan
1 Constant
-2398080.938 3475520.738 -.690
.500 biaya bibit
2.068 .328
6.295 .000 Nyata
biaya obat .230
14.298 .016
.987 Tidak Nyata biaya pakan
-3.387 1.473 -2.300
.035 Nyata biaya TK
.381 .700
.544 .594 Tidak Nyata
R
2
= 0.94 F
hitung
= 65.577 F
tabel
= 2.96 t
tabel
= 2.11
Sumber: Lampiran Tabel 29
Dari Tabel 16 diperoleh nilai konstanta dan koefisien-koefisien regresi yang didapat dari hasil pengolahan data. Persamaan tersebut dikembangkan dalam
persamaan sebagai berikut. Y = - 2398080
+ 2.068X
1
+ 0.230 X
2
– 3.387 X
3
+ 0.381X
4
Y = Pendapatan peternak Rp
X
1
= Biaya bibit Rp X
2
= Biaya obat Rp
X
3
= Biaya pengambilan pakan Rp X
4
= Biaya tenaga kerja Rp Nilai koefisien determinasi R
2
sebesar 0.94. Koefisien determinasi menunjukkan bahwa 94 pendapatan peternak kambing dapat dijelaskan oleh
variabel biaya bibit X
1
, biaya obat X
2
, biaya pengambilan pakan X
3
, dan biaya tenaga kerja X
4
, sedangkan sisanya sebesar 6 dipengaruhi oleh faktor lain.
Untuk menguji hipotesis secara serempak dilakukan dengan uji F, dan secara parsial dilakukan dengan uji t dengan menggunakan t
ingkat signifikansi α 5 atau 0.05. Hasil pengujian hipotesis diuraikan dalam bagian berikut.
a. Uji Serempak
Dari hasil uji secara serempak dengan menggunakan uji F menunjukkan bahwa nilai signifikansi F adalah sebesar 0.000. Nilai yang diperoleh lebih kecil
dari probabilitas kesalahan ya ng ditolerir, yaitu α 5 atau 0.05 atau dapat
diketahui melalui uji F. Dimana F hitung yang diperoleh sebesar 65.577 dan nilai F tabel 4,17 sebesar 2.96 sehingga F hitung 65.577 F tabel 2.96. Hal ini
menunjukkan bahwa H ditolak atau H
1
diterima, yaitu variabel biaya bibit X
1
, biaya obat X
2
, biaya pengambilan pakan X
3
, dan biaya tenaga kerja X
4
, secara serempak berpengaruh nyata terhadap pendapatan peternak Y.
b. Uji Parsial
Setelah dilakukan uji serempak, maka akan dilakukan uji secara parsial dengan menggunakan uji t. Hasil pengaruh variabel secara parsial dapat diuraikan
sebagai berikut. 1. Biaya bibit X
1
diperoleh nilai t-hitung 6.295 lebih besar dari t-tabel 2.11 dan memiliki nilai signifikansi sebesar 0.000 lebih kecil dari nilai
α 0.05.
Hal ini menunjukkan bahwa H ditolak atau H
1
diterima, yaitu biaya bibit X
1
secara parsial berpengaruh nyata terhadap pendapatan peternak kambing Y. Nilai koefisien regresi sebesar 2.068 menunjukkan bahwa setiap adanya
pertambahan biaya bibit X
1
sebesar 1 , maka akan terjadi penambahan pendapatan peternak sebesar 2.068. Sebaliknya, jika terjadi penurunan
biaya bibit X
1
akan menyebabkan turunnya pendapatan peternak Y. 2. Biaya obat X
2
diperoleh nilai t-hitung 0.016 lebih kecil dari nilai t- tabel 2.11 dan memiliki nilai signifikansi sebesar 0.987 lebih besar dari nilai
α 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa H
diterima atau H
1
ditolak, yaitu biaya obat X
2
, secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan usaha ternak kambing Y. Nilai koefisien regresi sebesar 0.230 menunjukkan bahwa
setiap adanya pertambahan biaya obat X
2
sebesar 1, maka akan menambah pendapatan peternak sebesar 0.230. Sebaliknya, jika terjadi
pengurangan biaya obat X
2
akan menyebabkan berkurangnya pendapatan peternak Y.
3. Biaya pengambilan pakan X
3
diperoleh nialai t-hitung -2.300 lebih kecil dari nilai t- tabel 2.11 dan memiliki nilai signifikansi sebesar 0.035 lebih kecil
dari nilai α 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa H
ditolak atau H
1
diterima, yaitu biaya pengambilan pakan X
3
secara parsial berpengaruh nyata terhadap pendapatan peternak kambing Y. Nilai koefisien regresi sebesar -3.387
menunjukkan bahwa setiap adanya pertambahan biaya pengambilan pakan X
3
sebesar 1 maka akan menurunkan pendapatan peternak sebesar 3.387. Sebaliknya, jika terjadi penurunan biaya pengambilan pakan akan
menyebabkan naiknya pendapatan peternak Y.
4. Biaya tenaga kerja X
4
diperoleh nilai t-hitung 0.544 lebih kecil dari nilai t- tabel 2.11 dan memiliki nilai signifikansi sebesar 0.594 lebih besar dari nilai
α 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa H diterima atau H
1
ditolak, yaitu biaya tenaga kerja X
4
, secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan peternak Y. Nilai koefisien regresi sebesar 0.381 menunjukkan
bahwa setiap adanya pertambahan biaya tenaga kerja X
4
sebesar 1, maka akan menambah pendapatan peternak sebesar 0.381. Sebaliknya, jika terjadi
pengurangan biaya tenaga kerja X
4
akan menyebabkan berkurangnya pendapatan peternak Y.
Dengan demikian hipotesis 2 yang menyatakan biaya bibit, biaya obat, biaya pengambilan pakan, dan biaya tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap
pendapatan peternak kambing pedaging di daerah penelitian dapat diterima.
5.5 Penerimaan Usaha Ternak Kambing Pedaging