BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peternakan merupakan sub sektor pertanian yang memiliki peluang besar untuk dikembangkan sebagai sub pertanian di masa depan. Kebutuhan masyarakat
akan produk-produk peternakan akan semakin meningkat setiap tahunnya karena peternakan merupakan salah satu penyedia protein, energi, vitamin, dan mineral
yang sangat dibutuhkan seiring meningkatnya kesadaran masyarakat akan kebutuhan gizi guna meningkatkan kualitas hidup.
Salah satu jenis ternak yang sering dibutuhkan oleh masyarakat guna memenuhi kebutuhan protein hewani adalah kambing. Oleh karena itu,
masyarakat juga banyak mengusahakan usaha ternak kambing. Disamping usaha ternak kambing dapat menghasilkan pendapatan bagi para peternak, usaha ini juga
sering diusahakan sebagai usaha sampingan yang dapat digunakan sebagai tabungan untuk masa depan.
Ternak kambing sebenarnya sudah lama diusahakan oleh peternak atau masyarakat karena pemeliharaan dan pemasarannya relatif mudah. Disamping
sebagai penghasil daging yang baik, kambing juga menghasilkan kulit yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam industri kulit, misalnya sepatu, kerajinan dan
lain-lain. Selain itu, jenis kambing tertentu misalnya kambing etawah dan saanen, juga dapat menghasilkan air susu yang mempunyai nilai gizi tinggi dan dapat
dikonsumsi oleh masyarakat. Sampai sekarang ini, pada umumnya usaha peternakan yang diusahakan adalah yang bersifat tradisional dan metode
pengolahannya pun masih menggunakan teknologi seadanya dan sebagai usaha
sambilan. Akibatnya, alokasi tenaga dan fikiran lebih banyak pada usaha pokok daripada usaha sampingan dan hasil yang diperoleh tidak maksimal
Cahyono, 1998. Peternak berperan sebagai manajer. Peternak sebagai manajer akan
berhadapan dengan berbagai alternatif yang harus diputuskan mana yang harus dipilih untuk diusahakan. Peternak harus menentukan cara-cara berproduksi,
menentukan cara–cara pembelian sarana produksi, menghadapi persoalan tentang biaya, mengusahakan permodalan dan sebagainya. Untuk itu diperlukan
keterampilan, pendidikan dan pengalaman yang akan berpengaruh dalam proses pengambilan keputusan Mosher , 1987.
Umumnya peternak di daerah penelitian memilih beberapa alasan untuk mengusahakan ternak kambing, antara lain : a kambing mudah untuk dipelihara,
b kambing dapat berkembangbiak dengan cepat, c kambing dapat dijual kapan saja, d kotoran kambing dapat dijadikan pupuk. Sesuai dengan yang
dikemukakan oleh Cahyono 1998 bahwa keuntungan yang dapat dipetik dari usahaternak kambing adalah: kambing memiliki daya adaptasi yang tinggi, lahan
yang sempit dapat memelihara sejumlah kambing, kambing mudah dalam penggembalaannya, perkembangbiakan kambing tergolong cepat, selain daging
bulu dan kulit dapat dimanfaatkan, limbah kotoran yang dihasilkan dapat digunakan sebagai pupuk untuk pertanian, daging kambing sebagai sumber
protein dengan gizi yang tinggi, modal yang diperlukan lebih sedikit daripada memelihara ternak besar, dan ternak kambing merupakan sumber uang tunai.
Kecamatan Medan Marelan merupakan salah satu daerah yang banyak mengusahakan ternak kambing. Salah satu kelurahan yang banyak memelihara
kambing adalah Kelurahan Tanah Enam Ratus. Di daerah ini, pemeliharaan kambing umumnya dilakukan dengan cara tradisional, yaitu dengan menggunakan
teknologi seadanya, dan manajemen pengelolaannya masih sederhana. Dengan metode yang tradisional ini maka peternak belum dapat meningkatkan jumlah
produksi guna memenuhi kebutuhan kambing hidup yang dibutuhkan. Dalam beternak kambing juga dihadapi berbagai faktor-faktor yang
mempengaruhi produksi kambing. Di daerah penelitian, faktor-faktor produksi seperti bibit, kandang, dan pakan mempengaruhi pendapatan yang diterima oleh
peternak. Disamping itu, peternak masih banyak yang belum memperhatikan peluang pasar. Penjualan ternak masih dilakukan atas dasar kebutuhan uang tunai.
Sehingga pengelola tenak kambing sulit untuk memperkirakan ketersediaan kebutuhan kambing sebagai barang dagangan. Oleh karena itu, penelitian perlu
dilakukan terhadap tingkat produksi dan kelayakan dari usaha ternak kambing di daerah penelitian, dengan melihat besarnya pendapatan yang diterima dan biaya
yang dibutuhkan oleh peternak untuk mengelola usaha di daerah ini.
1.2 Identifikasi Masalah