Panitia Pengawas Pemilu Tinjauan Tentang Komisi Pemilihan Umum KPU Kota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 14 , sedangkan fungsi input misalnya sosialisasi politik, artikulasi kepentingan, penggabungan kepentingan dan komunikasi politik. Bagi KPU kota fungsi output ini dilakukan dalam realisasi kewenangan membentuk kebijakan misalnya dalam pembuatan keputusan-keputusan KPU dan dinyatakan oleh Almond 1999: 25 . Sosialisasi dapat terjadi didalam keluar ga, sekolah, kelompok keagamaan, institusi-institusi pemerintah, partai-partai politik, birokrasi dan lain-lain. Dalam pemilukada sosialisasi seperti yang diutarakan di atas memang sangat diperlukan guna memberikan pendidikan pemilih pada warga masyarakat. Baik dilakukan dalam forum formal maupun informal, tidak ada yang dapat menjadi takaran, yang paling utama adalah pendidikan politik yang diberikan mengena pada sasaranya. Jadi fungsi KPU kota dapat berjalan secara sistematis dan terstruktur sesuai dengan peran dan statusnya sebagai lembaga negara dan lembaga sosial. Mekanisme pemilihan secara langsung ini memang merupakan suatu tahapan penting dalam pemilukada. Namun, hal tersebut tidak cukup menjamin semuanya akan berjalan lancar. Dengan demikian peran KPU kota dalam Pemilukada di masing-masing daerah sangat berat. KPU kota memiliki suatu posisi atau tempat yang diharapkan ada pada suatu lembaga negara sesuai dengan tingkah laku dan fungsinya, sesuai dengan hak serta kewajiban yang harus ditampilkan lembaga tersebut sebagai pemilik peranan tersebut. Komisi Pemilihan Umum Daerah dalam peranannya ini mengatur semua tahap penyelenggaraan pemilihan dari tahap awal dan harus selalu koor dinasi dengan KPU pusat. Sehingga, segala kegiatan yang dilakukan oleh KPU kota pada setiap tingkatan akan berjalan secara konsisten.

e. Panitia Pengawas Pemilu

Organisasi KPU Kota tidak berdiri sendiri, dibentuk pula organisasi pengawas pemilu yang besifat ad hoc, yakni panitia pengawas pemilu Panwaslu. Tugas Panwaslu adalah untuk mengawasi semua tahapan penyelenggaraan pemilu, menerima laporan pelanggaran, menyelesaikan sengketa yang timbul dalam penyelenggaraan pemilu, dan meneruskan temuan-temuan dan laporan yang tidak dapat diselesaikan kepada instansi yang berwenang. Namun kedudukan panwaslu ini perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 15 tidak bersifat independen karena dibentuk oleh KPU dan bertanggung jawab kepada KPU. Menurut Pasal 78 Undang-Undang No.22 Tahun 2007 menyatakan bahwa tugas dan wewenang Panwaslu Kabupaten KabupatenKota adalah: Mengawasi tahapan penyelenggaraan Pemilu di wilayah kabupatenkota, menerima laporan dugaan pelanggaran terhadap pelaksanaan per aturan perundang-undangan mengenai Pemilu, menyelesaikan temuan dan laporan sengketa penyelenggaraan Pemilu yang tidak mengandung unsur tindak pidana, menyampaikan temuan dan laporan kepada KPU KabupatenKota untuk ditindaklanjuti, meneruskan temuan dan laporan yang bukan menjadi kewenangannya kepada instansi yang berwenang, menyampaikan lapor an kepada Bawaslu sebagai dasar untuk mengeluarkan rekomendasi Bawaslu yang berkaitan dengan adanya dugaan tindakan yang mengakibatkan terganggunya tahapan penyelengga raan Pemilu oleh penyelenggara Pemilu di tingkat kabupatenkota, mengawasi pelaksanaan tindak lanjut rekomendasi Bawaslu tentang pengenaan sanksi kepada anggota KPU KabupatenKota, sekretarisdan pegawai sekretariat KPU KabupatenKota yang terbukti melakuka n tindakan yang mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilu yang sedang berlangsung, mengawasi pelaksanaan sosialisasi penyelenggaraan Pemilu, dan melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diberikan oleh undang-undang. Adapun dapat dijelaskan dalam mengawasi tahapan penyelenggaraan Pemilu di wilayah kabupatenkota meliputi: 1 Pemutakhiran data pemilih berdasarkan data kependudukan dan penetapan daftar pemilih sementara dan daftar pemilih tetap. 2 Pencalonan yang berkaitan dengan persyaratan dan tata cara pencalonan anggota Dewan Perwakilan R akyat Daerah KabupatenKota dan pencalonan kepala daerah dan wakil kepala daerah kabupatenkota. 3 Proses penetapan calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah KabupatenKota dan pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah kabupatenkota. 4 Penetapan pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah kabupatenkota. 5 Pelaksanaan kampanye. 6 Perlengkapan Pemilu dan pendistribusiannya. 7 Pelaksanaan pemungutan suara dan penghitungan suara hasil Pemilu. 8 Mengendalikan pengawasan seluruh proses penghitungan suara. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 16 9 Pergerakan surat suara dari tingkat TPS sampai ke PPK. 10 Proses rekapitulasi suara yang dilakukan oleh KPU KabupatenKota dari seluruh kecamatan. 11 Pelaksanaan penghitungan dan pemungutan suara ulang, Pemilu lanjutan, dan Pemilu susulan. 12 Proses penetapan hasil Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah KabupatenKota dan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah KabupatenKota. Dan dalam pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat 1, Panwaslu KabupatenKota berwenang: Memberikan rekomendasi kepada KPU untuk menonaktifkan sementara danatau mengenakan sanksi administratif atas pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf g; Memberikan rekomendasi kepada yang berwenang atas temuan dan laporan terhadap tindakan yang mengandung unsur tindak pidana Pemilu. Pasal 79 Undang-Undang No.22 Tahun 2007 menyatakan bahwa Panwaslu KabupatenKota berkewajiban: Ber sikap tidak diskriminatif dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas Panwaslu pada tingkatan di bawahnya, menerima dan menindaklanjuti laporan yang berkaitan dengan dugaan adanya pelanggaran terhadap pelaksanaan peraturan perundangundangan mengenai Pemilu, menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada Panwaslu Provinsi sesuai dengan tahapan Pemilu secar a periodik danatau ber dasarkan kebutuhan, menyampaikan temuan dan laporan kepada Panwaslu Provinsi berkaitan dengan adanya dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh KPU KabupatenKota yang mengakibatkan terganggunya penyelenggaraan tahapan Pemilu di tingkat kabupatenkota, dan melaksanakan kewajiban lain yang diberikan oleh peraturan perundang-undangan.

3. Pemilihan Kepala Daerah Langsung

Dokumen yang terkait

Kebijakan Partai Politik Pada Pemilihan Kepala Daerah Langsung (Studi Kasus: Kebijakan Partai Demokrat Dalam Penetapan Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut Periode 2013-2018)

0 51 95

Partisipasi Politik Masyarakat Karo Pada Pemilihan Kepala Daerah Kota Medan Tahun 2010 (Studi Kasus: Kelurahan Simpang Selayang Kecamatan Medan Tuntungan)

2 71 90

Calon Independen dalam Pemilihan Kepala Daerah Ditinjau dari Undang-undang Pemerintahan Daerah

2 79 104

Tingkahlaku Politik Etnis Tionghoa Dalam Pemilihan Kepala Daerah 2010 Di Kelurahan Pusat Pasar Medan Kota

0 50 99

Strategi Pemenangan Calon Independen Dalam pemilihan kepala Daerah Medan 2010 (Studi kasus Prof.Dr.H.M.Arif Nasution dan H.Supratikno WS).

3 66 147

Konflik Elit Politik Dalam Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Aceh Tenggara Secara Langsung Tahun 2006

1 119 95

Pertanggungjawaban Kepala Daerah Sebagai Pelaksana Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) Dalam Rangka Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Menurut Undang-Undang No 32 Tahun 2004

2 56 119

Peranan Komisi Pemilihan Umum dalam Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah Untuk Meningkatkan artisipasi Politik Masyarakat (Studi pada Kantor Komisi Pemilihan umum Tapanuli Utara)

16 168 113

Implikatur Percakapan Dalam Acara Debat Kandidat Calon Kepala Daerah Dki Jakarta

13 100 120

Esensi Pemaknaan Kata “Demokratis” Dalam Pemilihan Kepala Daerah di Indoneisa Pasca Perubahan UUD NRI 1945 (Studi Konstitusional Terhadap Pasal 18 ayat 4 UUD NRI 1945)

3 53 101