Peranan KPU Kota Tinjauan Tentang Komisi Pemilihan Umum KPU Kota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 13

d. Peranan KPU Kota

Menurut Undang-undang No. 22 Tahun 2007 apa saja yang dapat dilakukan oleh KPU kota dalam masyarakat sebagai organisasi tahapan pemilukada ini merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan seperti pada mestinya apabila KPU kota tidak menjalankan salah satu saja maka akan terhambatnya proses pemilukada. Pada pemilukada segala sesuatu yang berkaitan dengan pengaturan tata pelaksanaan pemilukada diserahkan kepada KPU kota setempat, sedangkan KPU diatasnya hanya bertugas sebagai supervisi. Dengan begitu, pada pemilukada bupatiwalikota, maka KPU kabupaten atau kota yang memiliki peranan penting untuk membuat aturan main tata pelaksanaan pemilukada, sementara fungsi supervisi diberikan KPU provinsi. Untuk pemilukada gubernur, KPU provinsi yang menyelenggarakan dengan supervisi dari KPU pusat. Ketentuan KPU kota sebagai penyelenggara Pemilukada ini telah diatur oleh UU No. 32 Tahun 2004 dan PP No. 6 T ahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Dalam PP tersebut disebutkan bahwa penyelenggaraan pemilukada adalah KPU kota. Jadi KPU kota yang memiliki peran dominan dalam penyelenggaraan pemilukada sebagai mana yang termuat dalam pasal 4 ayat 1 berikut: 1 Pemilihan kepala daerah diselenggarakan oleh KPU kota 2 Dalam menyelenggar akan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, KPU provinsi menetapkan KPU kabupatenkota sebagai bagian pelaksanaan tahap penyelenggaaan pemilihan. 3 Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilaksanakan secara demokratis berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. 4 Dalam pelaksanaan pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 KPU kotakabupaten bertanggung jawab kepada DPRD. Nuansa Aulia, 2007:6 Fungsi KPUD sebagai suatu stuktur sistem yang digunakan untuk mensukseskan jalanya pemilukada dalam suatu pemerintahan, seperti konsep yang Konsep yang berkembang melalui beberapa fase menyebutkan dalam salah satu fasenya yaitu f ase yang kedua mengenai fungsi output dari suatu pemerintahan yakni pembuatan aturan, perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 14 , sedangkan fungsi input misalnya sosialisasi politik, artikulasi kepentingan, penggabungan kepentingan dan komunikasi politik. Bagi KPU kota fungsi output ini dilakukan dalam realisasi kewenangan membentuk kebijakan misalnya dalam pembuatan keputusan-keputusan KPU dan dinyatakan oleh Almond 1999: 25 . Sosialisasi dapat terjadi didalam keluar ga, sekolah, kelompok keagamaan, institusi-institusi pemerintah, partai-partai politik, birokrasi dan lain-lain. Dalam pemilukada sosialisasi seperti yang diutarakan di atas memang sangat diperlukan guna memberikan pendidikan pemilih pada warga masyarakat. Baik dilakukan dalam forum formal maupun informal, tidak ada yang dapat menjadi takaran, yang paling utama adalah pendidikan politik yang diberikan mengena pada sasaranya. Jadi fungsi KPU kota dapat berjalan secara sistematis dan terstruktur sesuai dengan peran dan statusnya sebagai lembaga negara dan lembaga sosial. Mekanisme pemilihan secara langsung ini memang merupakan suatu tahapan penting dalam pemilukada. Namun, hal tersebut tidak cukup menjamin semuanya akan berjalan lancar. Dengan demikian peran KPU kota dalam Pemilukada di masing-masing daerah sangat berat. KPU kota memiliki suatu posisi atau tempat yang diharapkan ada pada suatu lembaga negara sesuai dengan tingkah laku dan fungsinya, sesuai dengan hak serta kewajiban yang harus ditampilkan lembaga tersebut sebagai pemilik peranan tersebut. Komisi Pemilihan Umum Daerah dalam peranannya ini mengatur semua tahap penyelenggaraan pemilihan dari tahap awal dan harus selalu koor dinasi dengan KPU pusat. Sehingga, segala kegiatan yang dilakukan oleh KPU kota pada setiap tingkatan akan berjalan secara konsisten.

e. Panitia Pengawas Pemilu

Dokumen yang terkait

Kebijakan Partai Politik Pada Pemilihan Kepala Daerah Langsung (Studi Kasus: Kebijakan Partai Demokrat Dalam Penetapan Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut Periode 2013-2018)

0 51 95

Partisipasi Politik Masyarakat Karo Pada Pemilihan Kepala Daerah Kota Medan Tahun 2010 (Studi Kasus: Kelurahan Simpang Selayang Kecamatan Medan Tuntungan)

2 71 90

Calon Independen dalam Pemilihan Kepala Daerah Ditinjau dari Undang-undang Pemerintahan Daerah

2 79 104

Tingkahlaku Politik Etnis Tionghoa Dalam Pemilihan Kepala Daerah 2010 Di Kelurahan Pusat Pasar Medan Kota

0 50 99

Strategi Pemenangan Calon Independen Dalam pemilihan kepala Daerah Medan 2010 (Studi kasus Prof.Dr.H.M.Arif Nasution dan H.Supratikno WS).

3 66 147

Konflik Elit Politik Dalam Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Aceh Tenggara Secara Langsung Tahun 2006

1 119 95

Pertanggungjawaban Kepala Daerah Sebagai Pelaksana Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) Dalam Rangka Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Menurut Undang-Undang No 32 Tahun 2004

2 56 119

Peranan Komisi Pemilihan Umum dalam Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah Untuk Meningkatkan artisipasi Politik Masyarakat (Studi pada Kantor Komisi Pemilihan umum Tapanuli Utara)

16 168 113

Implikatur Percakapan Dalam Acara Debat Kandidat Calon Kepala Daerah Dki Jakarta

13 100 120

Esensi Pemaknaan Kata “Demokratis” Dalam Pemilihan Kepala Daerah di Indoneisa Pasca Perubahan UUD NRI 1945 (Studi Konstitusional Terhadap Pasal 18 ayat 4 UUD NRI 1945)

3 53 101