perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
63 Data yang diperoleh penulis dilapangan juga ditemukan indikator lain yang
mempengaruhi partisipasi masyarakat, dikelurahan sangkrah tepatnya di RW 2 sebagian war ganya memboikot untuk tidak menggunakan hak pilih dalam pelaksanaan pemilihan
kepala daerah dikarenakan kecewa terhadap ketua KPPS yang dipilih tanpa mengadakan musyawarah terhadap pengurus RT setempat. Dalam prosedurnya Ketua KPPS adalah
ketuapengurus RT namun dalam pelaksanaan pengurus RT tidak ada yang masuk dalam daftar ketua ataupun anggota KPPS, sehingga sebagian warga mendeklarasikan
tidak akan menggunakan hak pilihnya jika ketua KPPS tersebut tidak diganti. Kasus tersebut diamini oleh ketua PPS sangkrah bapak Rustamal:
Di wilayah RW 2 kelur ahan sangkrah memang sempat terjadi situasi yang sempat menegang dalam pemilihan KPPS, terdapat sebagian warga yang
bersikeras akan memboikot pelaksanaan pemilihan kepala daerah dengan tidak menggunakan hak pilihnya jika ketua KPPS tidak diganti, namun situasi
tersebut dapat kami atasi dengan mengganti ketua KPPS dengan pihak yang sifatnya netral terhadap pihak-pihak yang berselisih. W awancara 29
November 2010.
Dari kasus diatas dapat disimpulkan bahwa partisipasi masyarakat tidak hanya di pengaruhi oleh figur pasangan calon, namun juga semua penyelenggara pemilihan
kepala daerah mulai dari tingkat atas sampai tingkat bawah yaitu di tingkat KPPS. Terlepas faktor dari luar, faktor dari dalam diri masyarakatlah yang akan membuat pesta
demokrasi menjadi lebih bermakna yaitu dengan bersikap kooperatif dan aktif dalam setiap tahapan yang telah dijadwalkan oleh pihak penyelenggara pemilihan kepala
daerah.
7. Evaluasi Pemenuhan Hak Politik Warga Surakarta
Pemilukada kota Surakarta tahun 2010 memiliki makna penting yang menentukan masa depan bangsa Indonesia khususnya kota Surakarta sendiri, hal ini
bukan saja karena pemilukada merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam menentukan penyelenggaraan pemerintah daerah, tetapi hasil dari pemilukada tahun
2010 harus diletakan dalam konteks pelembagaan demokrasi yang terkonsolidasi untuk penataan negara ke depan.
Kesuksesan pelaksanaan pemilukada kota Surakarta tahun 2010 sangat ditentukan oleh tingkat partisipasi masyarakat kota Surakarta. Partisipasi masyarakat
dalam pemilukada tahun 2010 ditentukan oleh 3 pilar utama, yaitu per tama; partisipasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
64 masyarakat yang dikembangkan melalui kegiatan sosialisasi dan pendidikan pemilih;
kedua, peningkatan kesadar an politik masyarakat dalam memahami hak konstitusional war ga negara; ketiga, penggunaan serta dukungan media cetak dan elektronikdalam
upaya mensukseskan pemilukada kota Surakarta tahun 2010. Dengan berbagai perubahan strategi dan pendidikan pemilih menjadi sangat penting per annya dalam
suksesnya pemilihan kepala daerah langsung kota Surakarta tahun 2010. Peran Penyelenggara pemilukada mulai dari KPU, KPU Provinsi, KPU Kota
Surakarta, PPK, PPS, dan KPPS merupakan elemen penyelenggara yang memegang peran utama dalam suksesnya pemilukada Kota Surakarta tahun 2010. Kerja keras
disertai dengan komitmen yang tinggi dari para anggotanya, ditambah dengan kemampuan penguasaan materi dan teknis pelaksanaan sehingga semua tahapan
pemilukada tahun 2010 dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, hal ini dapat dibuktikan dengan terpenuhinya hak politik warga Surakarta sebagai pemilih
serta tingginya tingkat partisipasi dalam menggunakan hak pilihnya dalam pemilukada tahun 2010 yaitu mencapai 71,5 dari warga yang terdaftar sebagai pemilih tetap.
C. Temuan Studi
Dari hasil penelitian tersebut diatas, temuan studi yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Strategi yang digunakan KPU kota untuk mengatasi hambatan khususnya tahap pendataan pemilih dalam rangka memenuhi hak pilih masyarakat kota Surakarta
yakni dengan pendidikan pemilih dan sosialisasi. Seperti dikemukakan Almond 1999:25
politik dapat mendorong orang untuk berpartisipasi . cara yang paling tepat untuk mengatasi
hambatan pemilu adalah dengan menggunakan sosialisasi. Sosialisasi dapat dilakukan dengan bantuan media masa baik cetak maupun elektronik, misalnya
koran, surat kabar, spanduk yang dipasang ditempat-tempat stategis, pamflet, radio, televisi dan lain-lain. Selain sosialisasi, pendidikan politik sangat penting diberikan
kepada pemilih yaitu dengan adanya program pendidikan politik dalam forum formal maupun dalam forum nonformal misalnya menggunakan rapat terbuka,
bentuk diskusi panel, dalam mensosialisasikan program kerja yang akan dilakukan dalam pemilukada ini agar dapat dipahami oleh masyarakat.