Tugas dan Wewenang Komisi Pemilihan Umum Daerah KPU Kota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 10 halnya menurut Merton dalam Alimandan, 2004: diidentifikasi sebagai konsekunsi-konsekunsi yang dapat diamati yang menimbulkan Robert K. Merton dalam Alimandan 1968: 13 juga memperkenalkan teori fungsional yak manifes dan fungsi tersembunyi latent Hal tersebut dijelaskan sebagai berikut: 1 Fungsi nyata adalah fungsi yang diharapkan, misalnya yaitu lembaga KPU kota memiliki fungsi menjalankan tahapan pemilukada dengan maksimal sehingga menghasilkan para pemimpin daerah yang sesuai dengan pilihan dan kebutuhan masyarakat di daerahnya. 2 Fungsi tersembunyi adalah fungsi yang tak dihar apkan, misalnya KPU kota dalam menjalankan tugasnya sebagai lembaga pengabdi masyarakat melakukan manifes politik sehingga menghambat jalannya pemilukada sehingga mendapat protes dari masyarakat.

c. Tugas dan Wewenang Komisi Pemilihan Umum Daerah KPU Kota

Untuk menjalankan fungsi penyelenggaraan pemilukada, KPU kota diberi tugas dan wewenang yang memadai. Berdasarkan PP No 6 tahun 2005 pasal 66 ayat 1 disebutkan bahwa sebagai penyelengara pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah, tugas dan wewenang KPU kota menetapkan segala tata cara mengenai pemilukada serta mengkoordinir sistematis Hal ter ssbut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1 Merencanakan penyelenggaraan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah 2 Menetapkan tata cara pelaksanaan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah sesuai dengan tahapan yang diatur dalam per aturan perundang-undangan 3 Mengkordinasikan, menyelenggarakan dan mengendalikan semua tahapan pelaksanaan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah 4 Menetapkan tanggal dan tata cara pelaksannaan kampanye, serta pemungutan suara pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah 5 Meneliti persyaratan partai politik atau gabungan partai politik yang mengusulkan calon perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 11 6 Meneliti persyaratan calon kepala darah dan wakil kepala daerah yang dius ulkan 7 Menetapkan pasangan calon yang telah memenuhi persyaratan 8 Menerima pendaftaran dan tim kampanye 9 Mengumumkan sumbangan dana kampanye 10 Menetapkan hasil rekapitulasi perhitungan suara dan mengumumkan hasil pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah 11 Melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksannaan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah 12 Melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diatur oleh peraturan perundang- undangan 13 Menetapkan kantor akuntan publik untuk mengaudit dana kampanye dan mengumumkan hasil audit. Sebagai penyelenggara pemilihan KPU kota tidak hanya memiliki tugas wewenang sebagai pijakan hukum menyelenggarakan Pemilukada. Lebih dari itu, KPU kota memiliki kewajiban-kewajiban. Menurut PP No. 6 Tahun 2005 diantara kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan oleh KPU kota sebagai penyelenggara pemilihan adalah sebagai berikut: Memperlakukan pasangan calon secara adil dan setara, menetapkan standarisasi serta kebutuhan jasa yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemilihan berdasaerkan peraturan perundang-undangan, menyampaikan laporan kepada DPD untuk setiap tahap pelaksanaan pemilihan dan menyampaikan informasi kegiatan kepada masyarakat, memelihara arsip dan dokumen pemilihan serta mengelola barang inventaris milik KPU kota berdasarkan peraturan perunda ng-undangan, mempertanggung jawabkan penggunaan anggaran kepada DPRD dan melaksanakan semua tahapan tepat waktu. Nuansa Aulia, 2007:35. Untuk menciptakan pemilukada yang jujur dan adil, dibutuhkan banyak pilar. Disamping perlu adanya berbagai aturan main yang jelas dan demokratis, juga dibutuhkan para pelaksana dan kelembagaan yang handal. Penyiapan kelembagaan dan personal pada dasarnya dimaksudkan untuk melaksanakan pemilukada yang jujur dan adil dari sisi proses pelaksanaanya. Dalam menjalankan tugas sebagai penyelenggara pemilihan, KPU kota tidak bejalan sendiri. Ia dibantu oleh para penyelenggara pemilihan tingkat kecamatan dan desa, termasuk penyelenggaraan pemilihan di tingkat TPS yaitu PPK, PPS, dan KPPS. Hal ini tertuang dalam PP No. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 12 6 Tahun 2005 pemilihan, KPU kabupaten atau kota membentuk PPK, PPS, dan KPPS, 2 Pembentukan panitia pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 paling lama 21 dua puluh satu hari sejak pemberitahuan DPRD Menurut PP No. 6 Tahun 2005 -lembaga yang berada di bawah naungan KPU kota sebagai lembaga penyelenggaraan pemilihan ditingkat kecamatan dan desa, termasuk penyelenggaraan pemilihan di tingkat TPS yaitu PPK, PPS dan dijelaskan sebagai berikut: 1 PPK Panitia Pemilih Kecamatan PPK merupakan perpanjangan dari KPU kota yang berkedudukan di setiap kecamatan. PPK sebagaimana dimaksud mempunyai tugas dan wewenang: a Mengumpulkan hasil penghitungan suara dari seluruh TPS dalam wilayah kerjanya, membuat berita acara dan sertifikasi hasil penghitungan suara, dan b Membantu tugas-tugas KPU kota dalam melaksanakan pemilihan 2 PPS Panitia Pemungutan Suara Satu tingkat dibawah PPK yaitu PPS yang berkedudukan di desakelurahan. Menurut pasal 11 PP RI No. 6 Tahun 2005 tugas dan wewenang dari PPS adalah: a Melakukan pendaftaran pemilih; b Mengangkat petugas pencatat dan pendaftar; c Menyampaikan daftar pemilih kepada PPK; d Melakukan rekapitulasi hasil penghitungan suara dari seluruh TPS dalam wilayah kerjanya dan membuat berita acara dan sertifikat rekaputulasi hasil penghitungan suara; dan e Membantu tugas PPK 3 KPPS Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara KPPS merupakan tim pelaksana teknis lapangan yang bertugas diseluruh TPS-TPS di wilayah kerjanya. Anggota KPPS sebanyak 7 orang, dan bertugas melaksanakan pemungutan suara dan penghitungan suara di TPS. KPPS sebagaimana dimaksud berkewajiban membuat berita acara dan sertfikat hasil penghitungan suara untuk disampaikan kepada PPS. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 13

d. Peranan KPU Kota

Dokumen yang terkait

Kebijakan Partai Politik Pada Pemilihan Kepala Daerah Langsung (Studi Kasus: Kebijakan Partai Demokrat Dalam Penetapan Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut Periode 2013-2018)

0 51 95

Partisipasi Politik Masyarakat Karo Pada Pemilihan Kepala Daerah Kota Medan Tahun 2010 (Studi Kasus: Kelurahan Simpang Selayang Kecamatan Medan Tuntungan)

2 71 90

Calon Independen dalam Pemilihan Kepala Daerah Ditinjau dari Undang-undang Pemerintahan Daerah

2 79 104

Tingkahlaku Politik Etnis Tionghoa Dalam Pemilihan Kepala Daerah 2010 Di Kelurahan Pusat Pasar Medan Kota

0 50 99

Strategi Pemenangan Calon Independen Dalam pemilihan kepala Daerah Medan 2010 (Studi kasus Prof.Dr.H.M.Arif Nasution dan H.Supratikno WS).

3 66 147

Konflik Elit Politik Dalam Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Aceh Tenggara Secara Langsung Tahun 2006

1 119 95

Pertanggungjawaban Kepala Daerah Sebagai Pelaksana Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) Dalam Rangka Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Menurut Undang-Undang No 32 Tahun 2004

2 56 119

Peranan Komisi Pemilihan Umum dalam Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah Untuk Meningkatkan artisipasi Politik Masyarakat (Studi pada Kantor Komisi Pemilihan umum Tapanuli Utara)

16 168 113

Implikatur Percakapan Dalam Acara Debat Kandidat Calon Kepala Daerah Dki Jakarta

13 100 120

Esensi Pemaknaan Kata “Demokratis” Dalam Pemilihan Kepala Daerah di Indoneisa Pasca Perubahan UUD NRI 1945 (Studi Konstitusional Terhadap Pasal 18 ayat 4 UUD NRI 1945)

3 53 101