mencapai tujuan kerjasama yang keseluruhannya dinamakan administrasi, dalam suatu sistem organisasi dan manajemen suatu bidang usaha tertentu, manusia
berusaha mencapai tujuan bersama karyawan dengan melakukan berbagai kegiatan operasi dengan menggunakan sarana bantuan berupa alat-alat,
metode, uang dan material. Motivasi itu tampak didalam dua segi yang berbeda. Di satu pihak kalau
dilihat dari seginya yang aktifdinamis, motivasi tampak sebagai usaha positif dalam menggerakkan, mengerahkan, dan mengarahkan daya dan potensi
tenaga kerja agar secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya, sebaliknya kalau dilihat dari seginya yang
pasti atau statis, maka motivasi akan tampak sebagai kebutuhan dan juga sekaligus sebagai perangsang untuk dapat menggerakkan, mengerahkan dan
mengarahkan potensi serta daya kerja manusia tersebut ke arah yang diinginkan.
2.2.3.2. Teori-Teori Motivasi
Menurut Nimron 1999, masing-masing teori motivasi pada dasamya berusaha menjelaskan mengapa orang berperilaku tertentu dan bagaimana
motivasi terjadi. Kedua aliran ini akan dijelaskan secara singkat di sini.
a Teori-teori Kebutuhan
Teori-teori motivasi ini berusaha menjelaskan macam-macam kebutuhan manusia dan dalam kondisi-kondisi mana karyawan termotivasi untuk
memenuhi kebutuhannya. Yang termasuk kedalam keiompok teori ini adalah sebagai berikut :
1 Teori tingkat kebutuhan Maslow Abraham Maslow adalah
seorang psikolog yang mengembangkan teori umum tentang motivasi manusia. Menurut dia manusia memiliki lima
kelompok kebutuhan yang tersusun dalam suatu hirarki, dan berawal dari
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
yang paling dasar. Kelima kelompok kebutuhan menurut Maslow itu adalah:
1 Kebutuhan fisiologis sandang, pangan, papan, kesehatan 2 Kebutuhan rasa aman keamanan, kemerdekaan, perlindungan
3 Kebutuhan sosial cinta, berkumpul, berkawan 4 Kebutuhan harga diri penghargaan, pengakuan, kepercayaan
5 Kebutuhan aktualisasi diri mengembangkan potensi secara maksimal
2 Teori ERG Aldefer ERG adalah singkatan dari existance, relatedness, dan growth
keberadaan, keterhubungan, dan pertumbuhan. Dyton Aldefer adalah orang yang mengajukan teori ini yang sekaligus sebagai penajaman atas
teori Maslow. Singkatnya dari lima kebutuhan yang dikemukakan oleh Maslow, kemudian diringkaskan oleh Aldefer kedalam tiga kelompok
kebutuhan. Ketiga kelompok kebutuhan itu adalah sebagai berikut : 1 Existence needs eksistensi keberadaan
Yang termasuk ke dalam kelompok kebutuhan ini adalah apa-apa yang dapat dipuaskan oleh sejumlah kondisi material. Karenanya,
kebutuhan ini sangat dekat dengan kebutuhan fisiotogis dan keamanan yang lebih terpuaskan oleh kondisi materialdari pada oleh
hubungan antar pribadi. 2 Relatedness needs keterhubungan
Kebutuhan ini terpuaskan melalui adanya komunikasi terbuka dan pertukaran pikiran antara orang-orang yang berhubungan misalnya
dalam organisasi. Ini berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan sosial dan harga diri dalam teori tingkat kebutuhan Maslow.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
3 Growth needs pertumbuhan Kebutuhan ini terpenuhi oleh keterlibatan yang kuat dalam tempat
lingkungan kerja, yang di dalamnya menggambarkan adanya pemanfaatan secara penuh keahlian dan kemampuan serta
pengembangan secara kreatif atas keahlian-keahlian dan kemampuan yang baru. Kebutuhan ini sangat dekat dengan
kebutuhan aktualisasi diri, dan sebagian dari kebutuhan harga diri Maslow.
3 Teori Motivasi Herzberg Frederick Herzberg, seorang psikolog, melakukan studi terhadap 203
orang akuntan dan insinyur dikawasan Pittsburg, A.S. dari hasil studinya itu ia menyimpulkan bahwa ada dua faktor penting dalam lingkungan kerja
para pekerja. Yang pertama adalah job-context factors, atau dissatisfiers, atau hygiene factors, dan kedua satisfiers atau motivators
Faktor yang pertama, hygiene factors adalah faktor yang apabila tidak dipenuhi dapat menimbulkan ketidakpuasan para karyawan. Faktor-faktor
tersebut adalah : 1 Kebijakan perusahaan dan administrasi para karyawan company policy and
administration 2 Supervisi supervision
3 Kondisi kerja working condition 4 Hubungan antar pribadi interpersonal interaction
5 Gaji salary 6 Keamanan kerja job security
Faktor yang kedua motivators adalah faktor yang apabila dipenuhi akan menimbulkan kepuasan kerja dan motivasi. Sebaliknya tiadanya faktor tersebut
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
tidak akan menimbulkan ketidak puasan kerja karyawan. Adapun faktor-faktor yang termasuk ke dalam kelompok ini diantaranya adalah :
1 Prestasi acievemant 2 Pengakuan rekognition
3 Pertumbuhan growth 4 Kerja itu sendiri the work it self
5 Kemajuan advancement 6 Tanggung jawab responsibility
b Teori-teori Proses
Berlawanan dengan teori-teori kebutuhan seperti yang diuraikan di atas, teori-teori proses memusatkan perhatian pada bagaimana motivasi terjadi.
Kelompok teori ini ada dua teori motivasi yang penting yaitu: 1 teori ekspektansi dan 2 teori keadilan. Masing-masing teori ini akan diulas secara
singkat sebagai berikut : 1 Teori Ekspektansi
Ide dasar yang mendasari teori ekspektansi ini adalah keyakinan bahwa motivasi ditentukan oleh hasil-hasil yang diharapkan oleh seseorang
untuk dicapai sebagai buah dari pada tindakan-tindakan karyawan dalam mengembangkan teori ini
Ada tiga unsur penting yang ikut menentukan pencapaian hasil yang disarankan oleh teori ini, yaitu:
Intrumenstly, adalah kemungkinan di mana keluaran tingkat pertama misalnya produktivitas yang tinggi akan diikuti oleh keluaran tingkat
kedua misalnya gaji. Atau dengan kata lain bahwa instrumently adalah keyakinan bahwa suatu perbuatan performace adalah penting untuk
memperoleh imbalan reward Valance, adalah nilai yang diharapkan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
atas hasil, yaitu keadaan dimana hasil itu cukup menarik atau tidak bagi seseorang. Jadi ini menunjukkan kuatnya keinginan seseorang untuk
memperoleh hasil tingkat pertama. Valanceio mempunyai nilai positif apabila seseorang berkeinginan untuk mencapai hasil tingkat pertama,
dan valance mempunyai nilai negatif apabila seseorang lebih suka untuk tidak mencapai hasiI tersebut. Expectancy adalah kemungkinan bahwa
karyawan dapat benar-benar mencapai keluaran hasil tingkat pertama tertentu.
2 Teori Keadilan Individu-individu hendaknya dimotivasi untuk menjamin hubungan timbal
balik yang seimbang adil. Ketidak adilan adalah tidak baik, menghasilkan tekanan batin, dan orang-orang perlu mengorbankan
energinya untuk mengurangi ketidakadilan dan mencapai keadilan. Oleh karena itu, keadilan perlu sekali diperhatikan di dalam usaha kita untuk
motivasi karyawanpekerja. Menurut Suprihanto 2003, para ahli mengelompokkan teori motivasi ke
dalam kategori utama: 1. Teori isi memusatkan perhatian pada factor-faktor di dalam diri orang yang
menggerakkan, mengarahkan, mendukung, dan menghentikan perilaku. 2. Teori proses mencoba menguraikan dan menganalisis bagaimana perilaku itu
digerakkan, didukung, dan dihentikan. Menurut Anwar Prabu Mangkunegara 2005, teori kebutuhan dibagi
menjadi lima yakni: 1. Teori kebutuhan Teori kebutuhan meliputi kebutuhan-kebutuhan fisiologis,
kebutuhan rasa aman, kebutuhan untuk merasa memiliki, kebutuhan akan harga diri dan kebutuhan untuk mengatualisasikan diri.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
2. Teori ERG yang meliputi eksistensi karyawan, kepuasan dalam lingkungan kerja dan kebutuhan untuk mengembangkan dan meningkatkan diri.
3. Teori insting yang meliputi semua tingkah laku yaitu terbang, rasa jijik, rasa ingin tahu, lapar, dan sebagainya.
4. Teori drive teori ini ditentukan oleh kebutuhan dalam dirinya dan factor kebiasaan dari pengalaman belpjar sebelumnya.
5. Teori lapangan teori ini lebih mementingkanmemfokuskan pada fikiran nyata seorang karyawan dari pada insting atau kebiasaan.
2.2.3.3. Aspek dan BentukPola Motivasi