Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Kompensasi Pemberian kompensasi Tujuan Kompensasi

kebutuhannya. Besarnya kompensasi mecerminkan status, pengakuan dan tingkat pemenuhan kebutuhan yang dinikmati oleh karyawan bersama keluarganya. Jika balas jasa yang diterima karyawdn semakn besar berarti jabatannya semakin tinggi, statusnya semakin baik dan pemenuhan kebutuhan yang dinikmatinya semakin banyak pula, dengan demikian semangat kerja serta kepuasan kerjanya juga semakin baik, inilah letak pntingnya kompensasi bagi karyawan sebagai seorang penjual tenaga fisik dan pikiran. Kompensasi adalah semua pendapatan yang berbenuk uang, barang langsung maupun tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan perusahaan sedangkan menurut Edwin B.Fillipo wages is defined as the adeguete and equitable renurmeration of personneffor their constribution to oraganizational objectif upah didefinisikan sebagai balas jasa yang adil dan layak diberikan kepada para pekerja atas jasa yang adil dan layak diberikan kepada para pekerja atas jasa-jasanya dalam mencapai tujuan organisasi.

2.2.1.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Kompensasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya kompensasi antara lain sebagai berikut Melayu Hasibuan, 2005 : a. Penawaran dan permintaan tenaga kerja. b. Kemampuan dan kesediaan perusahaan. c. Serikat buruh dan organisasi karyawan d. Produktivitas dan semangat kerja karyawan e. Pemerintah dengan undang- undang dan kepressnya f. Biaya hidup g. Posisi dan jabatan karyawan h. Pendidikan dan pengalaman karyawan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber i. Kondisi perekonomian nasional j. Jenis dan sifat pekerjaan

2.2.1.4. Pemberian kompensasi

Menurut Hasibuan 2005, Program kompensasi atau balas jasa umumnya bertujuan untuk kepentingan perusahan, karyawan,pemerintah dan masyarakat supaya tujuan tercapai dan memberikan kepuasan bagi semua pihak hendaknya program kompensasi ditetapkan berdasarakan prinsip yang wajar undang-undang perburuhan serta memperhatikan internal dan external konsistensi Program kompensasi harus dapat menjawab pertanyaan apa yang mndorong seseorang bekerja dan mengapa ada orang yang bekerja keras, sedangkan orang lain bekerjanya sedang-sedang saja

2.2.1.5. Tujuan Kompensasi

Pemberian kompensasi yang diterapkan oleh suatu organisasi atau perusahaan tentunya memiliki tujuan-tujuan tertentu. Simamora 2001:548 mengemukakan bahwa kompensasi memiliki beberapa tujuan yang diuraikan sebagai berikut : 1. Memikat karyawan-karyawan Tingkat kompensasi yang baik dan tepat dapat digunakan untuk memikat karyawan-karyawan untuk bekerja pada perusahaan. Di mana karyawan- karyawan tersebut akan melakukan evaluasi pembandingan dengan perusahaan-perusahaan sejenis, terutama dalam hal pemberian kompensasi yang diterapkan. Hal ini juga digunakan perusahaan untuk tetap kompetitif di pasar tenaga kerja. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 2. Menahan karyawan-karyawan yang kompeten Fungsi ini berguna untuk mempertahankan karyawan-karyawan yang kompeten dan berkualitas untuk tetap bekerja pada perusahaan yang bersangkutan. Hal ini perlu diperhatikan agar perusahaan tidak perlu kehilangan tenaga kerja yang berkualitas karena alasan kepindahan karyawan ke perusahaan lain yang disebabkan oleh kompensasi yang lebih baik. Karena kehilangan karyawan atau sumber daya manusia yang berkualitas bisa berarti kehilangan salah satu aset penting perusahaan. Hal ini mungkin, misalnya bila dilihat dari sisi pengeluaran yang telah dilakukan perusahaan untuk memberikan paket pelatihan pada karyawannya. 3. Memotivasi karyawan Kompensasi juga digunakan oleh perusahaan untuk memberikan motivasi kepada karyawannya. Hal ini umumnya dilakukan dengan pemberian komisi atau bonus di luar gaji reguler yang diterima oleh karyawan, dan karena kompensasi merupakan alasan utama bagi seorang karyawan untuk bekerja, maka pemberian kompensasi yang layak dan lebih baik tentunya akan mendorong motivasi mereka untuk bekerja lebih baik. Sehingga pada akhimya dapat meningkatkan produktivitas kerja perusahaan. 4. Mematuhi peraturan hukum Kompensasi juga merupakan salah satu hal yang wajib diberikan oleh pihak perusahaan kepada karyawannya. Dimana hal ini diatur dan dilindungi oleh hukum. Nitisemito 2000 menjelaskan peranan kompensasi sebagai berikut: 1. Kompensasi harus dapat memenuhi kebutuhan minimal Salah satu tujuan seseorang menjadi karyawan adalah karena adanya kompensasi, dengan kompensasi yang diterima, karyawan berkeinginan dapat memenuhi kebutuhan secara minimal, misalnya kebutuhan makan, minum, Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber pakaian dan perumahan. Untuk itu dalam menetapkan kompensasi perusahaan harus mengusahakan sedemikian rupa sehingga kompensasi terendah yang diberikan dapat memenuhi kebutuhan minimal. 2. Kompensasi harus dapat mengikat Besarnya kompensasi diusahakan sedemikian rupa sehingga mampu mengikat karyawan. Hal ini penting diperhatikan karena rendahnya kompensasi yang diberikan akan menimnulkan keinginan karyawan untuk berpindah ke perusahaan lain yang memberikan kompensasi lebih baik. 3. Kompensasi harus dapat menimbulkan semangat dan kegairahan kerja Pemenuhan kompensasi karyawan penting untuk diperhatikan karena karyawan yang merasa kurang menerima kompensasi untuk menunjang kehidupannya secara layak akan berusaha untuk mencari tambahan penghasilan setelah pulang kerja. Keadaan ini berpengaruh terhadap moral dan kedisiplinan kerja sehingga semangat dan kegairahan kerja menjadi rendah. 4. Kompensasi harus adil Kompensasi yang tepat tidak semata-mata karena jumlahnya, tetapi harus juga mengandung unsur-unsur keadilan. Adil tidaklah berarti sama, tetapi adil adalah sesuai dengan haknya. 5. Kompensasi tidak boleh bersifat statis Kompensasi yang diberikan perusahaan ada yang berbentuk uang dan ada yang tidak. Kompensasi yang berbentuk upah pada umumnya berbentuk uang sehingga kemungkinan nilai riilnya turun naik. Oleh karena itu setiap perusahaan harus mengikuti naik turunnya nilai rupiah dan mencoba menyesuaikannya. Pengertian statis tidak hanya suatu perusahaan tidak bersedia menyesuaikan dengan perusahaan nilai, tetapi juga dalam arti yang lebih luas. Apabila setelah menetapkan besarnya kompensasi perusahaan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber tidak bersedia meninjau kembali, perusahaan tersebut dikatakan statis dalam penetapan kompensasi. 6. Komposisi dari kompensasi yang diberikan harus diperhatikan Kompensasi yang diberikan perusahaan tidak harus dalam bentuk uang, dapat juga berbentuk fasilitas-fasilitas. Perusahaan harus dapat menentukan kompensasi yang diberikan dalam bentuk uang atau tidak. Apabila tidak semuanya dalam bentuk uang, perusahaan harus dapat menentukan kompensasi secara tepat. Agar sistem kompensasi dapat mencapai sasaran yang didasarkan pada berbagai prinsip seperti keadilan, kewajaran dan kesetaraan. Siagaan 1998 mengatakan bahwa perlu selalu diperhatikan bahwa sistem kompensasi harus merupakan instrumen untuk berbagai kepentingan berikut : Pertama, sistem kompentensi harus mempunyai daya tarik bagi tenaga kerja yang berkualitas tinggi untuk bergabung dengan organisasi. Artinya, karena setiap organisasi bersaing dengan organisasi lainnya di pasaran kerja, kompensasi yang ditawarkan seyogyanya sedemikian rupa sehingga menarik bagi para pencari lapangan pekerjaan yang memiliki kemampuan, ketrampilan dan pengetahuan tinggi. Kedua, sistem imbalan harus merupakan daya tarik kuat untuk mempertahankan tenaga kerja yang sudah berkarya dalam organisasi. Meskipun benar bahwa kompensasi bukan satu-satunya faktor pengikat bagi pegawaikaryawan untuk tetap tinggal dalam suatu organisasi perusahaan, tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa apabila jumlah imbalan yang diperolehnya lebih rendah dari imbalan yang diterima oleh rekan-rekannya yang melaklukan tugas sejenis di organisasi lain, godaan untuk berhenti dapat menjadi lebih kuat, apabila pegawai yang bersangkutan memiliki pengetahuan atau ketrampilan tertentu yang mudah dijualnya, dengan demikian suatu sistem kompensasi harus Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber memperhitungkan berbagai sistem kompensasi yang berlaku di organisas- organisasi lain. Ketiga, sistem imbalan yang mengandung prinsip keadilan. Untuk kepentingan pengembangan dan penerapan sistem imbalan, yang dimaksud dengan prinsip keadilan ialah bahwa secara internal para pegawai karyawan yang melaksanakan tugas sejenis mendapat imbalan yang sama pula. Prinsip keadilan berdasarkan pada nilai relatif dari berbagai jenis pekerjaan dalam organisasi. Keempat, menghargai perilaku positif. IdeaInya sistem kompensasi harus pula mecerminkan penghargaan organisasi terhadap perilaku positif para karyawan yang mencakup berbagai hal seperti prestasi kerja yang tinggi, pengalaman, kesetiaan, kesediaan memikul tanggung jawab yang lebih besar, kejujuran, ketekunan dan berbagai perilaku positif lainnya. Kelima, pengendalian pembiayaan. Telah diketahui umum salah satu komponen biaya yang jumlahnya tidak kecil dalam menjalankan organisasi ialah belanja pegawaikaryawan. Oleh karena itu sistem imbalan harus pula mampu berfungsi sebagai alat pengendali biaya dikaitkan dengan produktivitas kerja organisasi sebagai keseluruhan. Artinya tetap berpegang teguh pada prinsip keadilan, kewajaran dan harus dapat menjamin bahwa dan gaji yang dibayarkan kepada pegawai tidaklah sedemikian tingginya sehingga merupakan beban yang terlalu berat untuk dipikul oleh organisasi, tetapi juga tidak sedemikian rendahnya sehingga berdampak negatif pada perilaku para pegawai dalam organisasi. Keenam, kepatuhan kepada peraturan perundang-undangan. Di negara manapun pemerintah selalu berusaha menjamin agar tenaga kerja mendapat perlakuan yang baik dari organisasi tempat mereka bekerja. Berbagai peraturan perundang-undangan diterbitkan untuk kepentingan tersebut termasuk di bidang penggajian dan pengupahan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber Ketujuh, terciptanya administrasi pengupahan dan penggajian yang berdaya guna dan berhasil guna Artinya sistem kompensasi itu harus dibuat sedemikian rupa sehingga mudah diterapkan dalam praktek. Harus diusahakan agar jangan sampai penerapannya hanya menambah mata rantai birokrasi dalam manaiemen sumberdaya manusia. Hal ini sangat penting karena baik buruknya suatu sistem upah terlihat pada pelaksanaannya.

2.2.1.6. Keadilan Kompensasi