populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi anggota sampel penelitian.
3.4. Jenis dan Sumber Data
Ada dua jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder.
3.4.1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan responden, baik secara langsung maupun menggunakan daftar pertanyaan
yang telah dipersiapkan diantaranya mengenai penilaian pegawai terhadap kompensasi yang diberikan, Kepuasan kerja, motivasi kerja pegawai dan
mengenai kinerja pegawai di PG. Djatiroto Lumajang.
3.4.2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang sudah tersedia dan diperoleh dari instansi yaitu mengenai data banyaknya pegawai di PG. Djatiroto Lumajang,
serta gambaran umum dan struktur organisasi PG. Djatiroto Lumajang.
3.5. Metode Pengumpulan Data
Dalam prosedur penelitian yang digunakan untuk pengambilan data dengan cara pengumpulan data dengan menggunakan riset lapangan dengan
cara observasi dan alat ukur yang digunakan adalah kuesioner dalam bentuk pertanyaan tertutup.
3.6. Teknik Anallisis dan Pengujian Hipotesis
Model yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah Structural Equation Model SEM, karena didalam model konseptual
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
terdapat variabel latent dan indikator-indikatomya. Pengukuran faktor-faktornya menggunakan Confirmatoty Factor Analysis. Analisis ini merupakan pendekatan
terintegrasi antara faktor, model structural dan analisis jalur. Penaksiran pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikatnya
menggunakan koefisien jalur.
3.6.1. Uji Normalitas dan Linieritas
Sebaran data harus dianalisis untuk mengetahui apakah asumsi normalitas dipenuhi sehingga data dapat diolah lebih lanjut pada path diagram.
Untuk menguji normalitas distribusi data yang digunakan dalam analisis, peneliti dapat menggunakan uji-uji statistic. Uji yang paling mudah adalah dengan
mengamati skewness value dari data yang digunakan, yang biasanya disajikan dalam statistic deskriptif dari hamper semua program statistic. Nilai statistic untuk
menguji normalitas itu disebut sebagai z-value yang dihasilkan melalui rumus sebagai berikut.
Skewness Nilai - Z = , dimana N = ukuran sample
6 N
Bila nilai-Z lebih besar dari nilai kritis, maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal. Linieritas dengan mengamati Linieritas dengan
mengamati scatterplots dari data yaitu dengan memilih pasangan data dan dilihat pola penyebaraannya untuk menduga ada tidaknya linieritas.
3.6.2. Evaluasi Outliers
Outlier adalah observasi atau data yang memiliki karaktristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam
bentuk nilai ekstim untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi Hair,
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
1995. Multivariate outlier diuji dengan criteria jarak Mahalanobis pada tingkat p 0,001. Jarak diuji dengan Chi-Square [X] pada df sebesar jumlah variabel
bebasnya. Ketentuan bila Mahalanobis dari nilai X adalah multivariate outlier.
3.6.3. Deteksi Multikollinearity dan Singularity
Dengan mengamati Determinant matriks covarians. Dengan ketentuan apabila determinant sample matrix mendekati angka 0 kecil, maka terjadi
multikolinieritas dan singularitas Tabachnick Fidell, 1996
3.6.4. Uji Validitas
Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah indikator dalam menilai sesuatu atau akuratnya pengukuran atas apa yang seharusnya
diukur. Karena indikator multidiminsi, maka uji validitas dari setiap latent variabel construct akan diuji dengan melihat loading factor dari hubungan antara setiap
observerd variable dan latent variable. Secara umum variance extracted yang dapat diterima adalah 0.5. Variance- extracted dihitung dengan rumus berikut :
[ ∑s tan darizeloading ]
2
Variance Extracted = [
∑s tan darizeloading ]
2
+ ∑ έ
1
3.6.5. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah ukuran mengenai konsistensi internal dari indicator- indikator sebuah konstruck yang menunjukkan derajad sampai dimana masing-
masing indikator itu mengindikasikan sebuah konstruk yang umum, Reliabilitas diuji dengan construct reliability. Construct reliability dihitung dengan rumus
sebagai berikut : [
∑s tan darizeloading ]
2
Construct reliability = [
∑s tan darizeloading ]
2
+ ∑ έ
1
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Sementara έ
1
dapat dihitung dengan formula έ
1
= 1- Standardize Loading Secara. umum, nilai constuct reliability yang dapat diterima adalah 0,7
dan variance extracted 0, 5 Hair et.al, 1995. Standardize loading dapat diperoleh dari output AMOS 4.01, dengan melihat nilai estimasi setiap construct
standardize regression weights terhadap setiap butir sebagai indikatornya.
3.6.6. Pengujian Hipotesis
Pengaruh langsung koefisien jalur diamati dari bobot regresi terstandar, dengan pengujian signifikansi pembanding nilai CR Critical Ratio atau p
probability yang sama dengan nilai t hitung lebih besar daripada t tabel berarti signifikan.
3.6.7. Pengujian Model Dengan One Step Approach
Menurut Wiyanto 2003, dalam one step approach pendekatan analisis dan pengujian modelnya dilakukan secara keseluruhan sekaligus measurement
model dan structural model. Cara ini agaknya mengalami kesulitan dalam memenuhi tuntutan fit model. Kemungkinan terbesar disebabkan oleh terjadinya
interaksi antara measurement model dan structural model yang diestimasi secara bersama-sama.
3.6.8. Pengujian Model Dengan Two Step Approach
Menurut Ferdinand 2002, pemodelan SEM dapat dilakukan dengan pendekatan dua langkah two step modeling approach yaitu pertama
mengembangkan model pengukuran dan kedua adalah model structural. Hal ini karena measurement model dilakukan untuk menghasilkan penilaian mengenai
validitas konvergen dan validitas diskdminan, sedangkan structural model menyajikan penilaian mengenai validitas prediktif.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Dengan demikian dapat dipahami bahwa seyogyanya setiap factor laten terlebih dahulu dikonfirmasi sehingga peneliti mendapatkan yang benar-benar
sesuai dengan apa yang ingin dijelaskan. Bila setiap factor sudah selesai dianalisis dan sesuai dengan apa yang memang ingin diukur, barulah
dikembangkan lebih lanjut dalam sebuah analisis lanjutan yaitu secara simultan dianalisis dalam sebuah model structural.
3.6.9. Evaluasi Model
Didalam SEM peneliti dapat melakukan 3 kegiatan secara serempak yaitu: pemeriksaan validitas dan reliabilitas instrument, pengujian model
hubungan antar variable laten setara dengan analisis jalur, dan mendapatkan model yang bermanfaat untuk perkiraan setara dengan model structural.
Tahap yang ditempuh dalam pengolahan data dengan analisis ini adalah : 1. Mengembangkan path diagram
Pada path diagram ditunjukkan hubungan kausal antar variable yaitu antara variable endogen dan eksogen. Hubungan antara variable ini dinyatakan
dengan anak panah. Anak panah lurus dengan satu ujung menunjukkan hubungan kausal yang langsung antara satu variable dengan variable lainnya.
Sedangkan garis lengkung dengan dua ujung menunjukkan antar variable. 2. Evaluasi atas asumsi SEM
Evaluasi asumsi ditujukan untuk mengetahui kecukupan dipenuhinya asumsi- asumsi yang ada dalam pemodelan SEM. Evaluasi yang dilakukan adalah
evaluasi normalitas data, evaluasi atas multicolonierity dan singularity. 3. Evaluasi Criteria Goodness of Fit model penelitian
Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui kesesuaian fit dari model yang dikembangkan terhadap data penelitian. Ini penting dilakukan karena SEM
tidak digunakan untuk menciptakan suatu model tetapi terlebih kepada
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
mengkonfirmasi model. Artinya tanpa landasan teoritis yang kuat atas hubungan variable yang dimodelkan maka analisis SEM ini tidak dapat
digunakan. 4. Interpretasi hasil
Pada tahap ini hasil atau output pengujian dievaluasi untuk menentukan penerimaan atau penolakan terhadap kesesuain model dan hipotesis yang
diajukan.
3.6.10. Evaluasi Goodness of Fit
1. Chi-Square Statistic x
2
Chi square ini sangat bersifat sensitif terhadap besarnya sampel yang digunakan. Karena itu bila jumlah sampel adalah cukup besar yaitu lebih dari
200 sampel, maka statistik chi-square ini harus didampingi oleh alat uji lainnya Hair et al.,1995; Tabachnick Fidell, 1996
Karena tujuan analisis adalah mengembangkan dan menguji sebuah model yang sesuai dengan data atau yang fit terhadap data, maka yang dibutuhkan
justru sebuah nilai X
2
yang tidak signifikan, yang menguji hipotesa nol bahwa matriks kovarian populasi tidak sama dengan kovarian sampel. Oleh karena
itu x
2
yang kecil dan tidak signifikanlah yang diharapkan agar hipotesa nol sulit ditolak.
2. RMSEA Root Mean Square Error of Approximation RMSEA adalah sebuah indeks yang dapat digunakan untuk mengkompensasi
chi-square statistik dalam sampel yang besar Baumgartner Hamburg, 1996. Nilai RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan 0,08 merupakan
indeks untuk dapat diterimanya model yang menunjukkan sebuah dose fit dari model itu. Berdasarkan degrees of freedom Browne Cudeck, 1993.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
d G
G=1
3. GFI Goodness of Fit Index Indeks kesesuaian fit index ini akan menghitung proporsi tertimbang dari
varians dalam matrix kovarian sampel yang dijelaskan oleh matrix kovarians populasi Bentler, 1983; Tanaka Fluba, 1989. GF1 yang diharapkan adalah
sebesar 0,90. 4. AGFI Adjusted Goodness of fit Index
Tanaka Huba 1989 menyatakan bahwa GFI adalah analog dari R2 dalam regresi berganda. Fit Index ini dapat diadjust terhadap degrees of freedom
yang tersedia untuk menguji diterima tidaknya model Arbuckle, 1997. Indeks ini diperoleh dengan rumus.
db AGFI = 1-1-GFI
dimana : db = ∑P
g
, d = derajat bebas AGFI yang diharapkan adalah sebesar 0,90.
5. CMINIDF Minirflum sampel discrepancy functionl Degrees of freedom CMINDF dalam hal ini tidak lain adalah statistik chi-square dibagi dengan
derajat bebasnya sehingga disebut X
2
relatif. Nilai X
2
relatif kurang dari 2.0 atau bahkan kadang kurang dari 3.0 adalah indikasi dari acceptabel fit antara
model dan data Arbuckle, 1997 6. TLI Tucker Lewis Index
Tli adalah sebuah altematif incremental fit index yang membandingkan sebuah baseline model Baumgartner Homburg, 1996. Nilai yang
direkomendasikan sebagai acuan untuk diterimanya sebuah model adalah penerimaan 0,95.
7. CFI Comparatif Fit Index Keunggulan dari index ini adalah bahwa index ini besarnya tidak dipengaruhi
oleh ukuran sampel karena itu sangat baik untuk mengukur tingkat
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
penerimaan sebuah model Hulland et al., 1995 Index ini diperoleh dengan rumus sebagai berikut:
CFI = 1- C -d Cb -db
Dimana C adalah diskrepansi dari model yang dievaluasi dan d adalah derajat bebasnya. Sementara C
b
dan d
b
adalah diskrepansi dan derajat bebas dari baseline model yang dijadikan pembanding.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN