42 6.
Tahapan mempertahankan. Melalui kedua pendapat di atas baik dari Lickona maupun
menurut Kemendiknas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa tahapan perkembangan moral yang diungkapkan kedua ahli hampir memiliki
kesamaan yaitu tahap pertama adalah tahapan pengetahuan mengetahui, tahapan yang kedua yaitu sikap moral yang mana sikap moral ini adalah
tahap dimana seseorang sudah memahami mengenai nilai- nilai kebaikan yang harus ada dikembangkan di dalam dirinya. Tahap ketiga adalah
tahap dimana seseorang sudah mulai membiasakan menerapkan nilai dalam kehidupannya, karena seseorang sudah membiasakan untuk
menerapkan nilai tersebut dalam kehidupannya, maka seseorang tersebut meyakini bahwa apa yang dilakukannya itu benar sehingaa ia akan
berusaha untuk mempertahankan apa yang telah ia lakukan.
B. Komponen- komponen dalam Penanaman Nilai- Nilai Karakter
Peterson dan Deal Darmiyati Zuchdi, 2011: 148 menyatakan bahwa masing- masing komponen sekolah memainkan peran yang berbeda- beda.
Mereka bertanggung jawab terhadap kelangsungan struktur dan kegiatan- kegiatan sekolah, berbagai prosedur dan kebijakan, program- program dan
sumberdaya, serta standar dan aturan yang berlaku di sekolah. Mereka juga memainkan peran yang pokok dalam membentuk budaya sekolah dengan cara
mengkomunikasikan visi dan misi sekolah, mengartikulasikan, dan memelihara nilai, norma, dan kebiasaan- kebiasaan positif, serta menghargai setiap capaian
yang diperoleh warga sekolah.
43 Komponen- komponen sekolah yang dapat menjalankan peran tersebut
yaitu: 1.
Kepala sekolah Kepala sekolah melakukan pembinaan dalam hal modeling,
pengajaran teaching, dan penguatan karakter reinforcing yang baik terhadap semua warga sekolah. Kepala sekolah juga harus melakukan
interaksi terhadap warga sekolah untuk mewujudkan budaya yang berkarakter.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh kepala sekolah supaya terwujud budaya sekolah yang berkarakter diantaranya adalah.
a. Berjuang dan berusaha keras untuk memodelkan diri atau menjadi
model bagi semua guru, karyawan, dan siswa b.
Mendorong semua guru dan karyawan untuk menjadi model karakter yang baik bagi semua siswa.
c. Menyediakan waktu dalam siklus berkelanjutan, bagi guru untuk
merencanakan dan melaksanakan pengintegrasian nilai- nilai karakter tertentu ke dalam pokok bahasan masing- masing mata pelajaran.
d. Membentuk dan mendukung bekerjanya tim budaya sekolah dan
karakter dalam memperkuat pelaksanaan dan pembudayaan nilai, norma, dan kebiasaan- kebiasaan karakter di lingkungan sekolah.
e. Menyelenggarakan kegiatan- kegiatan tertentu yang mendukung
pembudayaan dan penanaman karakter di lingkungan sekolah, seperti seminar, pentas seni, dan pemutaran film.
44 2.
Tim Pengawal Budaya Sekolah dan Karakter Tim ini melibatkan pimpinan sekolah, bimbingan dan konseling,
guru, dan perwakilan orang tua siswa. Tim ini bertugas untuk menentukan prioritas nilai, norma, kebiasaan- kebiasaan karakter tertentu yang akan
dibudayakan dan ditanamkan di sekolah. Selain itu tim ini juga memiliki tugas merencanakan dan menyusun program pelaksanaan pembudayaan
dan penanaman karakter di lingkungan sekolah dalam waktu tertentu. 3.
Guru Guru memiliki peranan yang sangat penting bagi penanaman nilai-
nilai pada peserta didiknya, karena guru berhadapan langsung dan terus menerus dengan peserta didiknya, penanaman nilai tersebut dapat
dilakukan melalui kebiasaan- kebiasaan dengan menggunakan berbagai cara melalui pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas. Guru
merupakan model secara langsung yang dilihat oleh siswa- siswanya. Untuk itu guru harus memiliki sikap- sikap sebagai pendidik karakter
anak. Sejalan dengan hal di atas, Cece Wijaya dan Tabrani Rusya
Ftchul Mu‟in, 2011: 352 karakter yang harus dimilki oleh seorang guru untuk menjadi guru yang secara kualitatif memiliki karakter yang tepat
antara lain: a memiliki kemantapan dan integritas pribadi; b peka terhadap perubahan dan pembaharuan; c berpikir alternatif; d adil, jujur,
dan objektif; e berdisiplin dalam melaksanakan tugas; f ulet dan tekun bekerja; g berusaha memperoleh hasil kerja yang sebaik- baiknya; h
45 simpatik, marik, luwes, bijaksana, dan sederhana dalam bertindak; i
bersifat terbuka; j kreatif; k berwibawa. 4.
Keluarga Orang tua wali dapat terlibat melalui kegiatan rutin atau bergilir
yang dilaksanakan pihak sekolah, misalnya saja melalui pertemuan- pertemuan dengan wali kelas dan guru- guru.
5. Komite sekolah dan masyarakat
Komite bersama masyarakat dan pihak sekolah menyusun kegiatan- kegiatan yang dapat mendukung tercapainya penananman nilai-
nilai karakter bagi warga sekolah. Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
penanaman nilai- nilai karakter seluruh komponen masyarakat harus dilibatkan tidak terkecuali. Dalam penelitian ini hanya akan melihat
bagaimana nilai- nilai karakter tersebut ditanamkan dan nilai apa saja yang sudah berhasil ditanamkan dengan melibatkan seluruh unsur warga
sekolah yaitu kepala sekolah, guru, karyawan, dan juga siswa.
C. Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar