Penanaman nilai- nilai karakter melalui budaya sekolah

118 siswa memiliki kedisiplinan, tepuk konsentrasi, standup- sit down, are you ready? Pengkondisian di luar kelas seperti tempat sampah, tempat cuci tangan kran di setiap kelas, mushola, toilet. , Indonesia membaca, budaya 5S, 18 Nilai karakter, saya bangga menjadi anak Indonesia, lingkungan bersih tanpa sampah membuat hidup lebih indah dan sehat, keluarga besar SD Negeri Badran selalu menerapkan hidup perilaku hidup bersih dan sehat, dan buanglah sampah pada tempatnya. Terdapat pula tata tertib yang terpasang dekat dengan ruang kelas VI yang cukup besar. Nilai yang ditanamkan melalui pengkondisian diantaranya adalah Peduli lingkungan, gemar membaca, cinta tanah air, tanggung jawab, kreatif, dan disiplin. Dalam melaksanakan pengkondisian masih terdapat kendala yang dihadapi yaitu waktu, guru yag tidak selalu ada di dalam kelas, dan karateristik siswa.

b. Penanaman nilai- nilai karakter melalui budaya sekolah

1 Melalui budaya luar sekolah a Melalui kegiatan ekstrakurikuler Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah pada tanggal 3 Mei 2016, beliau menyebutkan bahwa kegiatan eksrakurikuler yang terdapat di SD N Badran adalah drumband, pramuka, tari, dan silat. Bahasa inggris dan TIK termasuk kegiatan ekstrakurikuler namun sekolah memasukkannya ke dalam proses 119 pembelajaran. Menurut kepala sekolah kegiatan ekstrakurikuler dapat menanamkan nilai karakter kepada siswa melalui kegiatan- kegiatan yang terdapat di dalam kegiatan ekstrakurikuler, sehingga kepala sekolah sangat mendukung kegiatan ekstrakurikuler dengan menyediakan sarana dan prasarana serta dana untuk mendukung berjalannya kegiatan ekstrakurikuler. Nilai karakter yag dapat ditanamkan diantaranya adalah kemandirian, kekompakan, kerjasama, tanggung jawab, mandiri, keimanan, ketaqwaan, dan religius. Hal ini dapat diketahui melalui penyataan kepala sekolah. kepala sekolah menuturkan, “Nek pramuka Kemandirian, tapi sebenarnya 18 bisa masuk tinggal disesuaikan tema. Drumband yo iso kekompakan, terus iso mengenal alat musik barang, kerjasama. TIK tanggung jawab, mandiri, nek BTA yo ceto keimanan, ketaqwaan, religi us.” Namun dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler masih terdapat kendala yang dihadapi terutama masalah waktu, jika sekolah sedang libur, maka kegiatan ekstrakurikuler juga libur. Dari pernyataan kepala sekolah tersebut, didukung dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan As pada tanggal 22 April 2016. As menjawab, “Banyak Silat, drumband, tari, lukis, pramuka, tapi kalau lukisnya dulu ada tapi sekarang agak macet.” Menurut As kegiatan ektrakurikuler bisa dijadikan sebagai penanaman nilai karakter untuk siswa. As mengatakan, “Tari jelas cinta budaya, kalau silat ya dapat melindungi diri, drumband juga budaya kan diperkenalkan alat- alat musik.” Cara yang dilakukan dalam menanamkan nilai karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler As menyatakan bahwa dengan memberikan motivasi terhadap siswa- siswi agar mengikuti 120 ekstrakurikuler. Untuk itu guru As mendukung kegiatan ektrakurikuler yang ada di SD N Badran, bentuk dukungan yang diberikan guru As adalah memotivasi anak agar rajin mengikuti ekstrakurikuler, kemudian dari pihak sekolah bentuk dukungan yang diberikan berupa menyediakan dana untuk membayar guru ekstrakurikuler yang datang dari luar sekolah. masih terdapat kendala yang dihadapi dalam menanamkan nilai karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler seperti yang diungkapkan As berikut ini, As menjawab, “Kalau drumband kemarin alatnya kurang 2 karena rusak jadi harus perbaikan, tari belum ada baju kostum. Kalu mau nari ya harus sewa, mau drumband ya harus sewa.” Selain guru As, pada tanggal 4 Mei 2016 Wr mengungkapkan, “Drumband, nari, pencak silat, BTA, pramuka, TIK. Wajibnya pramuka dan BTA, bahasa inggris, TIK. Kemudian silat, drumband, nari itu pilihan, tapi kelas V ini drumbandnya wajib karena kelas V punya waktunya hari senin sedangkan nari itu udah over pesertanya, sehingga kelas V diwajibkan drumband daripada t idak ekstra sama sekali.” Menurut Wr kegiatan ekstrakurikuler dapat dijadikan cara sebagai penanaman nilai karakter namun tidak dapat secara maksimal, seperti pernyataan yang disampaikan Wr saat peneliti menyampaikan pertanyaan terkait dengan cara yang dilakukan dalam penanaman nilai, seperti berikut ini, Wr mengatakan, “Dapat tetapi mungkin proporsinya lebih kecil, karena kan ketemunya hanya sepekan- sepekan beda kalau setiap hari, caranya ya kalau bahasa inggris liat- liat materinya kalau yang pas materi bisa dimasuki nilai kerjasama ya kita sisipkan. Kan hidden kurikulum tidak tertulis tetapi ada. Kita kan juga proyeknya pendidikan 121 karakter, terus biasanya kalau saya apapun berusaha untuk dihubungkan kepada nilai religius, semua hal yang kita lalui di dunia ini kan menujunya kan ke akhirat. Jadi kan opo- opo tak elengke .” Kendala yang dihadapi untuk penanaman nilai karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler adalah intensitas pertemuannya kurang dengan siswa mbak. Belum nanti kalau libur belum nanti kalau ada kegiatan kan juga ekstranya di off kan.” Pada tanggal 3 Mei 2016, peneliti juga melakukan wawancara dengan guru Tu terkait dengan kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan di SD N Badran. Tu mengatakan, “Ada tari, silat atau bela diri, drumband, pramuka.” Melalui kegiatan ekstrakurikuler pramuka Tu yakin dapat dijadikan sebagai sarana untuk menanamkan nilai karakter kepada siswa meskipun belum dapat maksimal. Nilai karakter yang dapat ditanamkan kepada siswa terutama ekstrakurikuler pramuka Tu me ngatakan, “Percaya diri, menjadi pemimpin dan dipimpin, kerjasama, sosial kita saling menolong dengan yang membutuhkan, kekompakan.” Karena melalui kegiatan ekstrakurikuler dapat dijadikan sarana untuk menanamkan nilai karakter, Tu sangat mendukung kegiatan ekstrakurikuler tersebut. Bentuk dukungan yang diberikan Tu diantaranya menunggui siswa- siswi melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler dan memberikan fasilitas untuk menunjang terlaksananya kegiatan ekstrakurikuler. Penanaman nilai karakter kepada siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler, hanya disesuaikan dengan kondisi saja. Dalam menanamkan nilai karakter melalui 122 ekstrakurikuler, Tu masih mengalami kendala. Berikut pernyataannya. Tu mengatakan, “Kalau saya hanya pengaruh- pengaruh dari lingkungan tempat t inggal saja mbak, itu yang paling susah.” Dari hasil wawancara guru, didukung dengan hasil wawancara yang dilakukan kepada siswa seperti berikut ini. Rt, “Drumband, pramuka, bahasa inggris, sama silat.”, Ky, “Tari, pencak silat, pramuka, bahasa inggris.”, “Al, “Tari, sama ekstra pramuka, pencak silat, bahasa inggris.”, Ji, “Drumband, sama pramuka.”, Ad, “Pramuka, drumband, bahasa inggris, sama silat, “ dan So, “Drumband tok mbak.” Dari keenam siswa yang diwawancarai, mereka menyatakan bahwa kepala sekolah dan bapak ibu guru sangat mendukung kegiatan ekstrakurikuler yang ada. Berikut pernyataannya. Rt : “mendukung” 20 April 2016 Ky : “iya.” 20 April 20160 Al : “iya.” 20 April 2016 Ji : “iya.” 21 April 2016 Ad : “iya.” 21 April 2016 So : “iya.” 21 April 2016 Cara yang dilakukan oleh sekolah untuk menanamkan nilai karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler siswa mengungkapkan bahwa ada guru yang menggunakan cara khusus untuk menanamkan nilai karakter kepada siswa yaitu dengan menggunakan kamera handphone untuk mengambil gambar siswa yang tidak tertib, tetapi ada juga guru yang menanamkan nilai karakter melalui nasehat dan juga teguran saja serta melalui kegiatan yang dijalankan dalam kegiatan ekstrakurikuler. Pemaparan tersebut didukung dengan pernyataan siswa pada tanggal 20 April 2016 sebagai berikut. 123 Rt mengatakan, “Ya kalau ada yang negeyel gitu dinasehati mbak.”, Ky menyatakan, “biasanya kalau ada ekstrakurikuler gitu bu guru selalu mengingatkan kalau harus ikut gitu, gak boleh pulang dulu.”, Al mengungkapkan, “terkadang ditegur dimarahin juga kalau dikasih tau ngeyel.” Pada tanggal 21 April 2016, siswa Ji mengatakan, “Ya kalau kita rame itu dimarahin mbak apalagi pramuka mesti sama pak guru itu dilihatin terus difoto juga pakai hp.”, Ad mengungkapkan, “ya Cuma dinasehati aja mbak.”, dan So menyatakan, “gak ada caranya mbak, biasanya aku c uma mengikuti kegiatan ekstrakurikuler itu.” Untuk mengetahui nilai karakter yang dapat ditanamkan peneliti mengajukan pertanyaan kepada siswa, dan berikut ini jawaban dari ke enam siswa. Rt : “Disiplin, tanggung jawab mbak.” Ky : “Kita yang dulunya gak berani jadi berani, percaya diri, disiplin.” Al : “Kedisiplinan, percaya diri.” Ji : “Kerjasama, tanggung jawab.” Ad : “Kalau pramuka itu kerjasama sama disiplin mbak, terus kalau drumband itu kompak mbak. Kan pas mukul- mukul alatnya itu.” So : “Kalau pramuka dapet nilainya saling menghargai soalnya biasanya kalau dibagi kelompok itu kan diacak to mbak gak mesti sama temen yang biasanya maen. Sama kerjasama kalau misalnya pas kemah itu kan bagi- bagi kerjaan mbak. Kalau drumband. Trus kalau drumband itu bisa kreatif karna kan disitu banyak lagu- lagu yang dimainkan pake alatnya itu.” Untuk menerapkan nilai karakter yang didapat dari kegiatan ekstrakurikuler, siswa masih mengalami kendala. kendala yang dihadapi misalnya kemalasan siswa, sikap cinta damai yang belum dapat tumbuh dalam diri siswa, terkadang siswa masih bermusuh- 124 musuhan dengan temannya serta kedisiplinan siswa. Hal ini dapat diketahui saat peneliti mengajukan pertanyaan mengani kendala yang dihadapi untuk menerapkan nilai yang didapat melalui ekstrakurikuler dalam kehidupan sehari- hari. Berikut jawaban dari keenam siswa. Pada tanggal 20 April 2016 Rt menjawab, “Ada, terkadang kita masih musuh- musuhan ya.”, Ky menyatakan, “Terkadang, kalau misalnya mau berani itu masih ada rasa takut.”, dan Al mengatakan, “Enggak rajin, masih suka nyele lek.” Sedangkan pada tanggal 21 April 2016 siswa Ji menyatakan, “Ada, belum bisa aja.”, Ad mengungkapkan, “Ya, tidak disiplin.”, dan So menyatakan, “Sulit, masih males.” Hasil wawancara di atas didukung dengan hasil observasi yang dilakukan peneliti. Hasil observasi menunjukkan bahwa Kegiatan ekstrakurikuler yag ada di SD N Badran adalah drumband wajib untuk kelas V, pramuka, dan silat. Kegiatan drumband sudah dilaksanakan sesuai jadwal yang ditentukan yaitu hari Senin tanggal 18 April 2016 dan tanggal 2 Mei 2016 didampingi oleh 4 pelatih yang didatangkan dari luar sekolah. Kegiatan pramuka juga sudah diikuti dngan rutin oleh siswa kelas V yaitu taggal 19 April 2016 dan tanggal 3 Mei 2016 dengan Pembina pramuka salah satu guru yang berada di SD N Badaran. Silat dilaksanakan hari sabtu tanggal 30 April 2016.namun tanggal 23 April 2016 ekstrakurikuler silat tidak terlaksana. Diganti dengan tanggal 4 Mei 2016 karena permintaan siswa yang akan melakukan pertandingan. 125 Cara yang digunakan untuk menanamkan nilai karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler terlihat sebagai berikut, Hari Senin, 18 April 2016 untuk menanamkan nilai karakter kepada siswa melalui ektrakurikuler drumband, siswa berlatih seperti biasa memainkan lagu- lagu dengan menggunakan alat musik. Namun secara tidak langsung melalui ekstrakurikuler tersebut anak menjadi mengenal berbagai jenis musik dapat mengembangkan kekompakan anak. Hari selasa, 19 April 2016, melaui ekstrakurikuler pramuka untuk menanamkan nilai karakter guru menggunakan dasa darma dan pancasila, sebelum pramuka dimulai siswa diminta untuk membaca dasa dharma dan pancasila secara bersama- sama. Setelah itu guru melakukan permainan untuk melatih kerjasama siswa dan kreatifitas siswa. nilai yang ditanamkan melalui pramuka adalah cinta damai, kreatif, kerjasama, menjadi pemimpi. Melaui ekstrakurikuler membatik dapat ditanamkan nilai karakter cinta terhadap bangsa Indonesia, kreatif. Siswa diminta menyelesaikan pola batik kemudian dilanjutkan dengan memberi malam pada pola batik. Hari Sabtu, 30 April 2016 tidak ada cara khusus yang digunakan pelatih untuk menanamkan nilai karakter, namun sebelum mengawali pertandingan, pelatih mengumumkan tata tertib yang harus diikuti saat melawan musuh. Melalui kegiatan silat ini nilai yang ditanamkan adalah disiplin melalui mentaati tata tertib, kerja keras melalui usaha untuk melawan musuh. 126 Hari Senin, 2 Mei 2016 Semua siswa kelas V mengikuti ekstrakurikuler drumband. Ada siswa yang malas untuk mengikuti latihan, kemudian pelatih membujuknya dan siswa akahirnya mau untuk ikut berkatih drumband. Hari selasa, 3 Mei 2016 pada hari ini siswa mengadakan perbaikan ulangan yang telah dilakukan 2 minggu sebelum pertemuan kali ini, melalui ulangan yang diadakan dalam kegiatan pramuka tersebut nilai yang dapat ditanamkan adalah nilai kejujuran, kerja keras, mandiri, disiplin. Sebelum memulai ulangan Pembina pramuka meminta siswa untuk belajar terlebih dahulu, dan saat mulai mengerjakan siswa diperingatkan untuk berusaha sendiri, tidak boleh melihat temannya dan tidak boleh membuka buku catatan. Ada 2 orang siswa yang terlambat dan tidak mengenakan sepatu. Kemudian Pembina pramuka mengeluarkan hp dan memotret anak tersebut, selanjutnya diminta untuk memakai sepatunya. Dari dokumentasi jelas tercantum dalam aturan disiplin siswa yang terdapat di kelas bahwa siswa wajib mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang dipilihnya. Dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi yang telah dilakukan oleh peneliti, dapat disajikan tabel seperti berikut ini. 127 Tabel 16. Nilai yang ditanamkan melalui ekstrakurikuler Jenis kegiatan ekstra Nilai yang ditanamkan Cara menanamkan nilai kendala drumband rasa ingin tahu melalui pengenalan ala- alat drumband, disiplin, dan kekompakan saat membunyikan masing- masing alat drumband. Guru mengawasi siswa, mendampingi siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, melalui teguran jika ada siswa yang tidak disiplin. kurangnya fasilitas, kemalasan siswa, waktu diselenggarakan nya kegiatan, input siswa, sikap siswa yang terkesan masih menyepelekan, dan tingkat kedisiplinan pramuka nilai cinta damai, kreatif, kerjasama, disiplin dan juga menjadi pemimpin. Nasehat dari pembina pramuka, melalui dasa darma pramuka, dan permainan yang diadakan dalam kegiatan pramuka. silat nilai disiplin dan kerja keras melalui aturan- aturan silat yang harus ditaati sebelum latihan bertanding. b Melalui kunjngan ke tempat bersejarah. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah saat peneliti mengajukan pertanyaan mengenai pelaksanaan kunjungan ke tempat bersejarah, kepala sekolah mengungkapkan bahwa kunjungan ke tempat bersejarah seperti museum pernah dilakukan di SD N Badran, museum yang pernah dikunjungi seperti benteng vredeburg, museum biologi, museum condrokesuman dan 128 Jogja festival museum. Untuk menanamkan nilai karakter melalui kunjugan museum tersebut kepala sekolah selalu memberikan pesan- pesan sebelum siswa- siswa berangkat ke tempat tujuan. Pesan- pesan tersebut berisi apa saja yang harus dilakukan di museum. Sesampainya di museum guru memberikan tugas untuk mencatat meresume apa saja yang telah dilihat didapatkan melalui kegiatan tersebut. Melalui kunjungan museum tersebut bertujuan supaya siswa dapat meniru pahlawan dan melatih bertanggung jawab supaya siswa dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik. Menurut kepala sekolah dalam melakukan kunjungan museum masih terdapat kendala yang dihadapi, terutama masalah dana. Hal ini dituturkan kepala sekolah sebagai berikut, “Iya, uang. Karena pas masuk objek wisata biasane mahal padahal kan dana bos itu terbatas kalau kita mau narik orang tua ya pikir- pikir juga mbak apalagi di lingkungan sini.” Hasil wawancara dengan kepala sekolah tersebut, hal yang sama diutarakan oleh beberapa guru. Hasil wawancara dengan guru dapat diketahui seperti berikut ini. As menyatakan, “Pernah, museum S oeharto sama goa slarong.” Melalui kunjungan ke tempat bersejarah terutama museum, dapat menanamkan nilai karakter siswa terutama terkait dengan sikap kepahlawanan dan cinta terhadap tanah air. Hal ini, dapat diketahui melalui pernyataan As 129 berikut ini. As menyatakan, “Cinta pahlawan, menghargai pahlawan, cinta tanah air.” 22 April 2016. Penanaman nilai karakter melalui kunjungan museum, As menuturkan bahwa dengan memberikan umpan balik berupa pembuatan laporan setelah kegiatan tersebut, As menuturkan jika siswa- siswi hanya sekedar berkunjung dan di sana hanya main- main saja maka anak tidak akan mengetahui pelajaran apa saja yang dapat mereka ambil melalui kunjungan museum tersebut, untuk itu siswa- siswi diminta untuk mengamati dan mencatat apa yang dilihatnya. Saat melaksanakan kunjungan museum, masih terdapat kendala yang dihadapi yaitu terkait dengan masalah dana. Seperti pernyataan berikut ini saat peneliti mengajukan pertanyaan terkait dengan kendala yang dihadapi dalam menanamkan nilai melalui budaya sekolah luar kelas seperti kunjungan ke tempat bersejarah seperti museum. As memberikan keterangan, “Biasanya berhubungan dengan keuangan mbak, kan butuh biaya juga kalau ke sana.” Tanggal 4 Mei 2016 masih terkait dengan pelaksanaan kunjungan ke tempat bersejarah seperti museum, Wr mengatakan, “Ada, kelas V ini Vredeburg, dirgantara, pernah ada banyak pas UGM open house museum- museum gitu. Angkatan ini pernah kita bawa ke sana, trus terakhir di museum gunung merapi.” Melalui 130 kunjungan museum menurut Wr dapat memberikan pengaruh tumbuhnya nilai kepahlawanan, kerjasama, kepedulian dengan sekitar, patriotisme, cinta alam, keberanian, dan percaya diri meskipun belum secara penuh dapat berpengaruh bagi karakter siswa. Guru Wr menuturkan bahwa setelah melakukan kunjungan ke museum guru selalu memberikan umpan balik berupa pertanyaan apa yang sudah didapat melalui kunjungan museum, dan juga pembuatan laporan kunjungan. Namun untuk menanamkan nilai karakter melalui kegiatan luar sekolah seperti kunjungan ke museum masih mengalami kendala seperti dikatakan oleh guru Wr. Wr menyatakan, “kalau mau pengembangan itu kendalanya dana, karena anggaran bos sedikit, karena kita siswanya sedikit dapat bosnya juga sedikit kan diprosentase ya, selain dana juga SDM mbak.” Dari hasil wawancara guru didukung dengan hasil wawancara dengan siswa kelas V. berikut jawaban dari siswa. Rt : “ pernah. “ 20 April 2016 Ky : “Pernah kalau kelas V belum tapi klau kelas IV, III, II udah. Ke museum dirgantara, museum pak harto.” 20 April 2016 Al : “pernah.” 20 April 2016 Ji : “pernah.” 21 April 2016 Ad : “Pernah, ke dirgantara, pak Suharto, diponegoro.” 21 April 2016. So : “Pernah, museum dirgantara, benteng vredeburg.” 21 April 2016 Melalui kunjungan museum tersebut siswa dapat memetik nilai- nilai karakter, berikut penuturan siswa mengenai nilai yang didapat melalui kunjungan museum. 131 Rt menyatakan, “Cinta tanah air, membanggakan bangsa.”, Ky mengatakan, “Disiplin, menjadi cinta tanah air, tanggung jawab.”, Al mengatakan, “Tanggung jawab, menghormati pahlawan, sama k edisiplinan itu pas ada di museumnya itu.” pada tanggal 21 April 2016, Ji menyatakan, “Rasa ingin tahu, kan itu meringkas mbak apa yang ada di museum gitu. Jadinya kita tahu.”, Ad mengatakan, “Menambah pengalaman, menambah wawasan.”, dan So menyatakan, “Disiplin sama rasa ingin tahu. Disiplinnya tu sebelum masuk museum tu kan diomongin tata tertib.” Cara yang dilakukan guru untuk menanamkan nilai karakter melalui budaya sekolah luar kelas seperti kunjungan museum, siswa menyatakan bahwa meminta siswa untuk mencatat dan meringkas apa yang diamatinya selama kegiatan berlangsung, selanjutnya siswa diminta untuk membuat laporan pengamatan. Sebelum berangkat siswa juga diberikan pesan- pesan agar selalu menjaga nama baik sekolah. pemaparan di atas didukung dengan jawaban siswa sebagai berikut Rt : “ya cuma disuruh melihat- lihat apa yang di museum terus biasanya suruh mencatat.” 20 April 2016 Al : “Ya sebelum berangkat tu dikasih tau dulu nanti harus ngapain aja di museum, terus suruh jaga nama naik sekolah.” 20 April 2016 Ji : “biasanya meringkas apa yang kita lihat.” 21 April 2016 Ad : “dengan laporan pengamatan.” 21 April 2016 So : “biasanya kan di museum itu dijelas- jelasin gitu mbak, tentang yang ada di museum.” 21 April 2016 Dalam menerapkan nilai karakter yang didapat dari kunjungan museum, beberapa siswa masih mengalami kendala, seperti penuturan siswa berikut ini. 132 Rt meng atakan, “Ada, kan saya belum bisa kayak ikut- ikut lomba yang tingkatnya tinggi- tinggi itu jadi belum bisa banggain bangsa.kalau cinta tanah air udah kan setiap senin itu selalu upacara hormat bendera, trus nyanyi Indonesia raya itu.”, Ji mengatakan, “ Ada, terkadang ya ada yang lupa tadi di museum.” Ad menjawab, “Ya belum bisa aja.”, So menyatakan, “Males mbak.” Dua orang siswa sudah tidak mengalami kendala untuk menerapkan nilai karakter melalui kunjungan museum dalam kehidupannya sehrai- hari. Dari hasil wawancara dengan ketiga sumber di atas, hasil observasi menunjukkan bahwa selama pengamatan tidak ada kunjungan ke tempat bersejarah seperti museum, namun kegiatan tersebut sudah pernah dilaksanakan di SD N Badran ini, karena terdapat foro yang mendukung dari kegiatan kunjungan ke museum. Hasil dokumentasi, di dalam tata tertib termuat aturan mengenai kewajiban siswa yang menyatakan bahwa ikut menjaga nama baik sekolah, guru, dan pelajar pada umumnya baik di dalam maupun di luar sekolah. Dari hasil wawancara dan observasi kunjungan ke tempat bersejarah seperti museum dapat menanamkan nilai karakter diantaranya sebagai berikut. Tabel 17. kegiatan kunjungan museum No Nilai yang ditanamkan Cara menanamkan nilai Kendala 1. Cinta tanah air Saat siswa- siswi melihat kolesi museum, kemudian diberi umpan balik Pendanaan yang tersedia di sekolah 2. Patriotisme 133 Lanjutan tabel 17. 3. Disiplin Tertib, menjaga nama baik sekolah. sebelum berangkat siswa diberi pengarahan oleh kepala sekolah. Pendanaan yang tersedia di sekolah. 4. Tanggung jawab Pemberian umpan balik untuk pembuatan laporan pengamatan. 5. Rasa ingin tahu. Melalui penjelasan dan pemberian informasi saat dimuseum. c Membersihkan tempat- tempat di sekitar sekolah Kegiatan membersihkan tempat-tempat umum di lingkungan sekolah sudah dilaksanakan di SD N Badran. Saat akan menghadapi latihan ujian kelas VI, semua siswa SD N Badran khususnya kelas V diminta guru untuk membersihkan tempat- tempat di sekitar sekolah, mulai dari ruang kelas, halaman, ruang pengawas, ruang guru, mushola, WC, dll. Sebelum melaksanakan kegiatan tersebut siswa kelas V mengikuti pembelajaran seperti biasanya, namun tidak sampai jam terkahir pembelajaran. Selanjutnya guru mengumumkan bahwa akan diadakan kerja bakti, guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok agar pekerjaan lekas selesai. Wali kelas V beserta guru yang lain juga mendampingi siswa untuk melaksanakan kegiatan kerja bakti. 134 Paparan di atas, peneliti melakukan wawancara terhadap kepala sekolah SD N Badran terkait dengan membersihkan tempat umum di sekitar sekolah. berikut hasil wawancara yang dilakukan, dari hasil wawancara kepala sekolah menyatakan bahwa kegiatan membersihkan tempat- tempat umum di sekitar sekolah sudah dilaksanakan, sebelum pelaksanaan kegiatan tersebut, kepala sekolah selalu memberikan pengumuman atau sosialisasi terlebih dahulu sehingga siswa siap. Kegiatan ini bertujuan supaya siswa memiliki rasa tanggung jawab dan peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Saat pelaksanaan tidak hanya siswa saja yang bekerja, namun bapak ibu guru juga mendampingi sekaligus ikut melaksanakan kegiatan tersebut, menegur siswa apabila terdapat siswa yang tidak bekerja dan memberikan teladan bagi siswa dalam melaksanakan kegiatan. Pernyataan kepala sekolah didukung dengan hasil wawancara yang dilakukan kepada guru, seperti berikut ini, pada tanggal 29 April 2016 Dr menyatakan, “Iya, ada 1 bulan sekali setiap hari Jumat mbak.”, “Wr menjawab, “Kami ada smutis, 10 menit untuk lingkungn sekolah 1 bulan sekali kadang 2 bulan sekali. Kalau kerja bakti besar itu tematik sesuai kebutuhan artinya kalau sampai membersihkan kamar mandi itu kalau ada moment- moment kayak kemarin sabtu mau ujian, mungkin kalau ada info mau ada tamu darimana gitu ya kita kerja bakti.” 4 Mei 2016, dan Tu 135 mengatakan, “Ada, Kadang kala 1 bulan sekali kalau lupa ya bulan berikutnya.” 3 Mei 2016. Melalui kegiatan membersihkan tempat- tempat di sekitar sekolah, dapat dijadikan untuk penanaman nilai karakter peduli lingkungan dan kebersihan pada siswa. Hal ini diketahui dari pernyataan beberapa guru berikut ini. Dr : “Peduli lingkungan mbak.” 29 April 2016 Wr : “ Kebersihan, cinta lingkungan juga, kepedulian juga kadang- kadang jalan ada sampah disampingnya kalau gak peduli yo dinengke wae, bagaimana agar anak- anak itu walaupun bukan dia yang membuang kalau ada samapah ya diambil ditaruh di tempat sampah , kerjasama juga biasanya kita bagi- bagi berapa orang nyapu berapa orang ngelap jendela.” 4 Mei 2016 Tu : “Anak bisa menjaga kebersihan lingkungannya, peduli terhadap lingkungannya.” 3 Mei 2016. Untuk menanamkan nilai karakter peduli lingkungan dan selalu menjaga kebersihan, cara yang digunakan guru adalah dengan memberikan arahan sebelum melaksanakan kegiatan dan mendampingi siswa saat melakukan kegiatan. Berikut pemaparan guru saat wawancara dilakukan. As mengatakan, “Mendorong siswa agar mau melakukan kegiatan itu mbak, guru juga harus mendampingi.”, Wr menyatakan, “Guru selalu mengikuti terus diberi pengarahan, gurunya kemana- mana ikut. Kalau tidak dimonitor anak- anak maunya main, walaupun ngepel gak jadi bersih malah kotor.”, Dr mengungkapkan, “Sebelumnya diceramahi dulu bahwa kita perlu membuat sekolah kita manjadi nyaman, bersih karena ini kan rumah ke dua kita, ayo dibersihkan, ditata. Dulu pernah untuk yang kebersihan itu kita pernah membuat denda 5000 bagi yang membuang sampah sembarangan. Ini belum lama kelihatan bersih biasanya bungkus- bungkus dimana- mana. Ya kita terpaksa sekali 136 harus pake punishment. Tapi karena keliatan sudah bersih sama bu kepala dicabut denda itu.” Sedangkan Tu mengatakan, “Ya guru memberi pengarahan, menunggui siswa, b ahkan kadang juga ikut kerja bakti.” Untuk kendala yang dihadapi dalam menanamkan nilai karakter melalui membersihkan tempat- tempat umum disekitar sekolah, guru Wr dan Tu sudah tidak mengalami kendala, seperti jawaban Wr dan Tu berikut ini. Wr : “Kalau kerjabakti tidak ada kendala mbak.” 4 Mei 2016 Tu : “tidak ada kendala untuk pelaksanaannya.” 3 Mei 2016. Dari wawancara di atas didukung dengan wawancara yang dilakukan kepada siswa. Keenam siswa menyatakan bahwa kegiatan membersihkan tempat- tempat umum memang sudah dilaksanakan di SD N Badran, pelaksanaan kegiatan dilakukan pada hari jumat antara Jumat ke 3 dan Jumat ke 4. Berikut pernyataan dari keenam siswa. Rt : “Pernah, biasanya jumat ke 3.” 20 April 2016 Ky : “Ada, hari jumat. Bersihin selokan, halaman, kamar mandi.” 20 April 2016 Al : “ada.” 20 April 2016 Ji : “Ada, tapi sekarang jarang kalau dulu jumat ke 3.” 21 April 2016 Ad : “Ada jumat ke 4.” 21 April 2016 So : “Jumat tapi tu kadang- kadang biasanya selokan, kelas, mushola.” 21 April 2016 Melalui kegiatan membersihkan tempat- tempat di sekitar sekolah dapat menanamkan nilai karakter kebersihan, peduli lingkungan, tanggung jawab, dan disiplin. Berikut pernyataan siswa. Pada tanggal 20 April 2016 Rt menyatakan, “Kebersihan, kenyamanan, biar tempat- tempat pada bersih.”, Ky 137 mengatakan, “Harus menjaga kebersihan, kerapian.” Sedangkan pada tanggal 21 April 2016, Ji mengatakan, “Jadi peduli sama kebersihan sama lingkungan juga.”, Ad menyatakan, “Peduli lingkungan, membuat lingkungan lebih asri.”, dan So memberikan keterangan, “Kebersihan sama menjaga lingkungan supaya enak dipandang.” Untuk menanamkan nilai karakter tersebut cara yang dilakukan oleh guru adalah memberikan pengarahan dan pendampingan kepada siswa selama kegiatan berlangsung, dan apabila ada yan tidak tertib guru memberikan teguran kepada siswa. Pemaparan tersebut dapat diketahui dari hasil wawancara siswa berikut ini. Rt : “Guru ikut kerja bakti mbak, kasih contoh.” Ky : “Mengarahkan murid- murid supaya biar gak banyak ketawa- ketawa.” Al : “menunggui siswa yang kerja bakti, nanti kalau ada yang gak mau kerja dimarahin .” Ji : “Bu guru tu biasanya membagi tugas jadi biar cepat selesai terus nanti bergantian bu guru melihat, kerja bakti ap enggak.” Ad : “Bu guru mendampingi mbak, terus diingatkan semua harus bekerja.” So : “ditunggui sama bu guru terus dilihat juga nanti bekerja apa enggak kalau enggak ya ditegur mbak.” Untuk kendala yang dihadapi dalam melaksanakan kegiatan tersesebut, dari keenam siswa yang diwawancarai, semuanya menyatakan bahwa sudah tidak ada kendala yang dihadapi untuk melaksanakan kegiatan membersihkan tempat- tempat umum di sekitar sekolah. Hasil wawancara yang telah dilakukan oleh 3 sumber, didukung dengan hasil observasi yang termuat dalam tabel berikut ini. 138 Tabel 18. kegiatan membersihkan lingkungan sekolah Kegiatan Cara yang digunakan Nilai Kendala Sabtu 23 April 2016 siswa kelas V menyapu, membersihkan kaca, mengepel, mengangkut buku- buku paket untuk diletakkan di laboraturium, melepas kelengkapan yang ada di kelas sepeti foto presiden, wakil presiden, gambar garuda pancasila, tata tertib, dll. Wali kelas V mendampingi siswa untuk melaksanakan kegiatan membersihkan tempat- tempat umum, guru juga mengingatkan siswa yang tidak bekerja dengan sungguh- sungguh. Wali kelas V membagi beberapa kelompok untuk bekerja di tempat yang berbeda- beda. Tanggung jawab terhadap kebersihan lingkungan peduli lingkungan. Tidak ada kendala, siswa- siswi bekerja sesuai dengan tugas yang diberikan. Hasil dokumentasi menunjukkan bahwa melalui tata tertib yang ada, termuat aturan agar siswa menjaga kebersihan lingkungan kelasnya, ini menandakan bahwa melalui kegiatan membersihkan tempat- tempat disekitar sekolah, dapat dijadikan untuk menanamkan disiplin kepada siswa, disiplin untuk selalu menjaga kebersihan. hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi penanaman nilai karakter peduli lingkungan dapat dilakukan melalui kegiatan luar sekolah seperti membersihkan tempat- tempat umum di sekitar sekolah dengan cara memberikan pengarahan dan pendampingan saat melaksanakan bersih- bersih tempat umum di sekitar sekolah. 139 2 Melalui budaya sekolah di sekolah a Kegiatan pentas seni dan seminar Kegiatan pentas seni dan seminar sudah dilaksanakan di SD N Badran. kegiatan pentas seni biasanya dilaksanakan ketika acara tutup tahun. Sedangkan kegiatan seminar biasanya diikuti oleh bapak ibu guru di luar sekolah. Sebelum acara seminar kepala sekolah selalu memberitahukan info tersebut kepada bapak ibu guru jika ada yang berminat untuk mengikuti acara seminar tersebut. Kepala sekolah juga menuturkan bahwa dalam melaksanakan kegiatan pentas seni masih mengalami kendala seperti sifat peserta didik yang berbeda- beda sehingga membutuhkan perlakukan yang berbeda- beda pula. Melalui kegiatan pentas seni kepala sekolah menuturkan dapat membentuk karakter siswa terutama sikap halus dalam diri siswa melalui tari- tari yang ditampilkan, sehingga kepala sekolah sangat mendukung kegiatan pentas seni. Kegiatan pentas seni maupun seminar merupakan beberapa kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah. melalui acara tersebut dapat dijadikan sarana untuk menanmkan nilai karakter. Berikut pernyataan kepala sekolah. kepala sekolah menyatakan, “Nek pentas seni yo siswane dadi kreatif, terus siswa bisa menampilkan bakatnya. Nek seminar yo gurune dadi nambah wawasan, nambah pengetahuane.” Pernyataan kepala sekolah tersebut diperkuat dengan pernyataan yang disampaikan oleh guru tentang kegiatan pentas seni 140 dan seminar, sebagai berikut. Pada tanggal 22 April 2016 As menyatakan, “Pentas seni ada, tahun ini tapi enggak, kalau tahun dulu pas tutup tahun itu ada. Biasanya ada tari, ada yang drama. As menuturkan bahwa bapak ibu guru sangat mendukung kegiatan pentas seni yang ada di SD N Badran. Seperti pernyataan As berikut ini. As menyatakan, “Ya jelas, makanya kan ada ekstra itu kan juga mendukung. Kalau tahun kemarin kan perpisahan kelas 6 itu diselipkan jadi tidak khusus pentas seni. Tapi yang tahun dulu kan khusus pentas seni. Kalau tahun kemarin kan pas perpisahan kelas 6 sebagian ekstranya juga tampil jadi gak sebesar dulu.” Melalui kegiatan pentas seni dapat As menyatakan bahwa dapat ditanamkan nilai cinta budaya dan kreatif kepada siswa. Namun dalam pelaksanaannya, As menuturkan masih terdapat kendala yang dihadapi. Kendalanya adalah sikap disiplin dalam diri siswa yang masih perlu untuk ditingkatkan. K egiatan seminar yang dilaksanakan, As menjawab, “seminar ada kalau seminar itu di luar. Tapi kemarin pas seminar itu disuruh menyisipkan nilai di dalam silabus, di dalam proses pembelajaran kemarin itu di SD Gondolayu. Jadi nilai karakter itu harus dicantumkan dan diberikan.” As juga mengemukakan bahwa sebelum mengikuti seminar kepala sekolah selalu menginfokan kepada bapak ibu guru. menurut As dengan mengikuti seminar yang ada, dapat memberikan pengaruh terhadap penanaman nilai karakter untuk siswa di lingkungan sekolah. P ada tanggal 29 April 2016 Dr memberikan keterangan, “Ada. Seminar 1 tahun sekali tergantung kepada guru- guru dan kepala 141 sekolah. pentas seni satu tahun sekali kalau tutup tahun.” Melalui acara pentas seni yang dilaksanakan pada acara tutup tahun, Dr menyatakan bahwa dapat menumbuhkan keratifitas, rasa percaya diri, dan rasa keberanian pada diri siswa. sehingga guru sangat mendukung kegiatan pentas seni yang dilaksanakan. Acara seminar yang diselenggarakan bagi guru, Dr memberikan keterangan bahwa, kepala sekolah sangat mendukung acara seminar, sehingga semua guru harus mengikutinya. Menurut Dr melalui acara seminar tersebut dapat meberikan pengaruh terhadap penanaman nilai karakter kepada siswa di lingkungan sekolah. sebelum mengikuti acara seminar, kepala sekolah selalu menginformasikan terlebih dahulu kepada guru- guru baik melalui media elektronik maupun melalui undangan. Kendala yang dihadapi dalam menanamkan nilai karakter melalui kegiatan sekolah seperti acara pentas seni dan juga seminar, Dr menyatakan bahwa kendala terletak pada diri siswa, yaitu siswa yang beraneka ragam. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara dengan Dr sebagai berikut. Dr mengatakan, “Kalau pentas seni itu kan bakat anak kan berbeda- beda sesuai dengan keinginan. Kalau seminar itu kan kita bersosialisasi dengan masyarakat, kemungkinan ada kepentingan masyarakat, ada undangan dinas sehingga kita tidak bisa mengikuti se minar hanya itu saja kendalanya.” Selain Dr, Wr juga mengungkapkan bahwa melalui kegiatan pentas seni dapat menanamakan nilai percaya diri kepada siswa, siswa belajar tampil di depan umum, dan siswa yang belum tampil dapat 142 tumbuh motivasinya karena melihat teman yang lain bisa menampilkan bakatnya. Untuk itu Wr juga mendukung kegiatan pentas seni. Seperti pernyataannya berikut ini saat peneliti mengajukan pertanyaan mengenai dukungan terhadap berlangsungnya kegiatan pentas seni. Wr menyatakan, “Iya tapi karena keterbatasan anggaran biasanya 2 tahun sekali, selang- seling.” Dalam melaksanakan kegiatan pentas seni menurut Wr masih mengalami kendala, kendala yang dihadapinya adalah masalah pendanaan. Hal ini pula didukung dengan pernyataan Tu sebagai berikut. Tu menyatakan, “Kadangkala kalau pentas seni yaitu dana itu mbak.” Hasil wawancara dengan guru diperkuat dengan hasil wawancara yang dilakukan oleh siswa, sebagai berikut. Pada tanggal 20 April 2016 Rt menjawab, “Ada, waktu akhir penutupan sekolah. kayak nari, nyanyi, drama.”, Ky menyatakan, “Ada, di akhir tahun. Biasanya tari, nyanyi, drama.”, dan Al menyatakan, “Ada. Pentasnya itu drama, baca puisi, bernyanyi.” Pada tanggal 21 April 2016 Ji menyatakan,” Ada, ya kalau pas acara perpisahan. Nari, nyani, drama.”, Ad mengatakan, “Ya, gak mesti mbk. Nari, drumband.”, So mengungkapkan, “Ada, pas perpisahan menyanyi, menari, membaca puisi.” Melalui kegiatan pentas seni yang diselengarakan oleh sekolah, dapat mengembangkan kreatifitas pada diri siswa. Pernyataan ini diperkuat dengan jawaban siswa saat peneliti mengajukan pertanyaan mengenai dampak dari adanya kegiatan pentas seni, dan siswa memberikan jawabannya sebagai berikut. Ky : “ bisa.” Al : “ya.” 143 Ji : “iya.” Ad : “ ya.” So : “ya.” Namun ternyata tidak hanya nilai kreatifitas saja, namun siswa juga dapat mengembangkan rasa percaya diri, rasa tanggung jawab, keberanian, dan menghargai teman melalui kegiatan pentas seni tersebut. seperti yang dikemukakan oleh siswa berikut ini. Pada tanggl 20 April 2016. Siswa Rt mengatakan, “Keberanian, percaya diri, menambah pengalaman.”, Ky menyatakan, “Percaya diri, mengembangkan bakat.”, Al mengungkapkan, “Dapat percaya diri, disiplin.” Pada tanggal 21 April 2016, siswa Ji mengatakan, “Kreatif, tanggung jawab.”, Ad menyatakan, “Keberanian, tapi aku masih belum berani banget kalau diliat orang banyak mbak.”, dan So mengungkapkan, “Menghargai teman soalnya kan banyak yang pinter- pinter mbak terus sama jadi kreatif, tanggung jawab harus melaksanakn pentas itu.” Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan siswa di atas, ternyata kegiatan pentas seni tidak hanya dapat menanamkan nilai kreatifitas kepada diri siswa saja namun juga dapat menanamkan nilai percaya diri, tanggung jawab, keberanian, dan sailing menghargai. Sehingga pantas saja jika kepala sekolah maupun bapak ibu guru memberikan dukungan terhadap kegiatan pentas seni tersebut. pernyataan ini diperkuat dengan jawaban siswa seperti berikut ini. Rt : “iya.” Ky : “ya.” Al : “Ya, dengan selalu mengajari cara bernyanyi, trus kalau ada yang mau baca puisi gitu puisinya diteliti dulu sama bu guru.” Ji : “ya.” Ad : “iya.” So : “iya.” 144 Namun untuk dapat menerapkan nilai karakter yang sudah didapat siswa melalui kegiatan pentas seni tersbut, siswa masih mengalami kendala untuk menerapkannya dalam kegiatan sehari- hari. Seperti keterangan beberapa siswa berikut ini. Pada tanggal 20 April 2 016, Rt menyatakan, “ada kalau misal latihan itu salah.” Sedangakan pada tanggal 21 April 2016, Ji mengungkapkan, “Ada, kayak lupa gerakannya. Harus dihapalin.”, dan Ad mengatakan, “Ada, malu.” Pada saat peneliti melakukan observasi memang tidak diadakan adanya pentas seni di SD N Badran, namun didinding dekat dengan ruangan guru, ada sebuah banner yang memuat foto mengenai kegiatan- kegiatan yang terdapat di SD N Badran, dan di dalam foto kegiatan tersebut salah satunya ada kegiatan pentas seni. Dari hasil wawancara, observasi dapat ditarik kesimpulan bahwa pengintegrasian nilai- nilai karakter dalam budaya sekolah dapat memberikan pengaruh terhadap penanaman nilai karakter seperti penyajian tabel di bawah ini. Tabel 19. kegiatan pentas seni di SD N Badran Nilai yang ditanamkan Cara penanaman nilai Kendala Toleransi saling menghargai Siswa dapat menghargai teman yang lain, yang kemampuannya melebihi dirinya. Kemampuan anak yang berbeda- beda, pendanaan yang ada di sekolah Percaya diri dan keberanian Siswa berani tampil karena termotivasi dengan teman yang lainnya Kreatifitas Melalui kegiatan tari, drama, dan puisi 145 Untuk itu kepala sekolah dan bapak ibu guru sangat memberikan dukungan terhadap berjalannya acara pentas seni. Kepala sekolah juga mendukung acara seminar yang diikuti oleh bapak ibu guru, karena acara kegiatan sekolah tersebut dapat berpengaruh terhadap penanaman nilaikarakter kepada peserta didik. b Melalui kegiatan infaq Kepala sekolah menyatakan bahwa kegiatan infaq dilaksanakan setiap 1 minggu sekali yaitu senin dan jumat. Kepala sekolah berpendapat bahwa kegiatan infaq yang diadakan di SD N Badran dapat memberikan pengaruh terhadap karakter siswa, terutama terkait dengan iman dan taqwanya. Untuk itu kepala sekolah selalu memberikan motivasi kepada siswa berupa iming- iming. Berikut pernyataan kepala sekolah saat peneliti mengajukan pertanyaan mengenai cara yang dilakukan kepala sekolah untuk mendorong siswa agar mau berinfaq. Pada tanggal 3 Mei 2016 kepala sekolah memeberikan keterangan, “Diiming- imingi.. nek misale korban kae lho, yo kamu do pengen korban to? Lha infaq e sik rutin sik akeh. Njuk misale sisuk kamu arep maem nggo opo infaq e sik akeh ben bukone iso maem nggo olive nah ngono kui.” Dalam melaksanakan kegiatan infaq, masih terdapat kendala yang dihadapi seperti siswa yang terkadang hanya membawa uang saku sedikit atau bahkan tidak membawa uang saku sehingga tidak memberikan infaq. Pernyataan kepala sekolah diperkuat dengan pernyataan yang disampaikan oleh guru sebagai berikut. 146 Pada tanggal 22 April 2016 As menjawab, “Iya, sudah berjalan lancar hari senin sama Jumat. Keliling pake kotak, kadang siswa, kadang saya sendiri. Ya ada, sangat berpengaruh.” Untuk nilai yang ditanamkan melalui kegiatan infaq As menjawab,” Kebersamaan, menambah iman taqwanya.” As juga menuturkan masih terdapat kendala yang dihadapi untuk melaksanakan kegiatan infaq yaitu siswa yang masih enggan unutk menyisihkan uangnya, sehingga As harus memberikan motivasi apa manfaat yang akan didapat jika senang melakukan infaq. Pada tanggal 29 April 2016 Dr memberikan keterangan, “Ada, 1 minggu 2x senin dan Jumat. Setiap hari senin dan jumat kotak infaq masuk ke kelas dikumpulkan dihitung jadi satu dikelola oleh bendahara sekolah.” pengaruhnya ya ada.” Melalui kegiatan infaq dapat menanamkan nilai karakter kepada siswa. seperti pernyataan Dr berikut ini. Dr mengatakan, “Ketaqwaan, rela berkorban mbak.” Seperti As, Dr juga masih mengalami kendala dalam menanamkan nilai karakter melalui infaq yaitu keengganan siswa untuk berinfaq. Siswa hanya ingin memakai uangnya untuk membeli makanan saja. Selasa 3 Mei 2014 Tu mengatakan, “Ya infaq berjalan senin- jumat itu pasti, ya caranya cuma mengedarkan kotak aja oleh guru kelas dan mem otivasi siswa terus agar mau berinfaq.” Pengaruh Ya ada mbak meskipun belum maksimal dan belum secara langsung dapat terlihat.” Tu menuturkan bahwa melalui kegiatan infaq dapat ditanamkan nilai spiritual dan keikhlasan. Guru Tu sendiri masih mengalami kendala dalam menanamkan nilai karakter kepada siswa melalui infaq. Berikut pernyataannya. Tu mengatakan, “Kendalanya 147 ya siswa karepe itu uangnya untuk jajan semua, infaqnya sedikit.” Dan pada tanggal 4 Mei 2016 Wr memberikan keterangan, “Alhamdulillah infaqnya senin dan jumat mbak.” Dalam menanamkan nilai karakter melalui kegiatan infaq, Wr selalu memberikan pesan- pesan dan motivasi kepada siswa- siswinya. Hal ini didukung dengan hasil wawancara dengan guru Wr. Wr memberikan keterangan, “anak- anak lebih berfikir untuk masa depan maksud saya akhirat. Kalau saya dulu awal- awal mulai infaq itu ini uang mau dihabiskan sekarang atau disimpan untuk hari depan. Uangnya itu yang sebenarnya ya yang untuk infaq itu kalau buat jajan kan langsung habis. Jadi saya kas ih motivasi terus mbak.” Kendala yang dihadapi Wr yaitu uang saku siswa yang selalu habis terlebih dahulu sebelum berinfaq. Melalui kegiatan infaq tersebut Wr memberikan keterangan bahwa nilai karakter peduli sosial dapat ditanamakan kepada siswa melalui kegiatan ini, meskipun sebenarnya uang infaq tersebut juga untuk kepentingan siswa sendiri. Senada dengan pernyataan di atas, penyataan tersebut diperkuat dengan pernyataan siswa, sebagai berikut. Pada tanggal 20 April 2016 Rt mengatakan, “Ada, senin sama jumat.”, Ky menyatakan, “Ada, senin jumat.”, Al menjawab, “Iya senin dan jumat.” Sedangkan pada tanggal 21 April Ji memberikan keterangan, “Ada, senin jumat kalau enggak ada yang sakit gitu infaq.”, Ad mengatakan, “Ada, senin sama jumat.”, dan So menyatakan, “Ada, senin sama jumat.” Melalui kegiatan infaq tersebut, siswa dapat memetik nilai peduli sosial, keikhlasan, dan saling berbagi. Pernyataan ini didukung dengan hasil wawancara dengan siswa sebagai berikut, saat peneliti mengajukan pertanyaan terkait dengan nilai apa yang dapat dipetik melalui kegiatan infaq. 148 Pada tanggal 20 pril 2016 Siswa Rt menjawab, “berbagi.”, Ky menyatakan, “Ikhlas, berbagi, saling membantu.”, dan Al mengatakan, “Berbagi, ikhlas.” Sedangkan pada tanggal 21 April 2016, siswa Ji mengatakan, “Peduli sosial, berbagi.”, Ad menjawab, “Peduli, saling berbagi, sosial.”, dan So menyatakan, “berbagi.” Untuk menanamkan nilai karakter melalui kegiatan infaq tersebut guru selalu meminta beberapa siswa untuk mengamati teman yang tidak berinfaq, apabila uang yang dimilki dipakai untuk jajan, maka siswa yan diminta mengamati tadi melaporkan kepada guru, dan guru akan meminta sebagian uang siswa yang enggan berinfaq untuk disisihkan. Hal ini dapat diketahui melalui hasil wawancara dengan siswa berikut ini. Rt : “Seikhlasnya, tapi ada yang harus didorong- dorong . Biasanya uangnya ka nada yang diumpetin nanti temennya suruh ngamatin nanti waktu istirahat jajan enggak kalau iya suruh infaq.” Ky : “Guru bilang ayo infaq gitu temennya suruh ngamati pas istrahat.” Al : “Nanti kalau gak infaq dilihat kalau dia jajan berarti berbohong.” Ji : “Nanti diliatin jajan apa enggak kalau gak jajan berarti bener gak bawa uang.” Ad : “Cuma disuru kalau infaq ya harus infaq kalau gak mau ya terserah dia.” So : “Kalau jajan dilihatin gurunya, kalau jajan kan berarti bawa uang terus ditegur kalau gak mau infaq.” Namun pernyataan yang berbdea diungkapkan siswa, saat peneliti mengajukan pertanyaan terkait dengan kendala yng dihadapi saat melaksanakan kegiatan infaq. Dari keenam siswa, semua siswa menjawab sudah tidak ada kendala kesulitan yang dihadapi untuk 149 melaksanakan infaq yang diselenggarakan oleh sekolah. Dari hasil observasi peneliti menemukan data seperti berikut ini. Tabel 20. kegiatan Infaq Keterangan Nilai yang dapat ditanamkan Cara Kendala Senin, 18 April 2016 siswa kelas V melaksanakan kegiatan infaq setelah upacara Cinta shodaqoh, keikhlasan, rela berkorban, kebersamaan. Memberikan pesan- pesan dan motivasi kepada siswa bahwa infaq berguna untuk masa depan di akhirat kelak Uang yang terkumpul sedikit, guru harus selalu mendorong siswa agar senang berinfaq. Jumat, 20 April 2016 siswa kelas V melaksanakan infaq di dalam kelas. Senin, 2 Mei 2016 siswa berinfaq, namun infaq digunakan sebagai penggalangan dana untuk orang tua guru yang meninggal. Dari hasil wawancara dan observasi peneliti dapat menyimpulkan bahwa semua warga sekolah sudah menjalankan kegiatan infaq. Infaq diadakan 1 minggu 2 kali yaitu senin dan jumat. Melalui budaya sekolah di sekolah seperti kegiatan infaq dapat dijadikan cara untuk menanaman nilai karakter seperti religius dan peduli sosial, karena siswa dapat meningkatkan iman dan taqwanya, selain itu siswa juga melatih keikhlasan untuk saling membantu dan saling berbagi. c Perayaan hari kenegaraan Nasional Kepala sekolah menyatakan bahwa perayaan hari kenegaraan sudah diselenggarakan di SD N Badran. Perayaan hari kenegaraan 150 hari Nasional memiliki pengaruh terhadap penanaman nilai karakter bagi siswa terutama nilai kedisiplinan, tanggung jawab, hikmat, dan cinta tanah air. Namaun sayangnya nilai tersebut belum dapat ditanamkan dengan baik kepada siswa dikarenakan terdapat berbagai kendala seperti waktu dan juga kondisi siswa. Pernyataan kepala sekolah didukung dengan pernyataan yang disampaikan oleh beberapa guru, sebagai berikut. Pada tanggal 22 April 2016, As memberikan keterangan, “Ya, cinta tanah air, menghargai jasa pahlawan, lebih mengenal pahlawan- pahlawan.”, sedangkan pada tanggal 29 April 2016 Dr mengungkapkan, “Bisa juga kan jadi kalau hut jogja bisa mencintai budayanya karena memakai pakaian adat, bisa juga nilai disiplin, cinta tanah air.”, “Wr menjawab, “bisa mbak.”, Tu mengatakan, “Ya dapat.” Kendala yang dihadapi, guru Dr mengungkapkan, “Kemampuan orang tua, ada yang tidak mampu menyewa pakaian , tapi di sekolah disediakan.” Dan Wr menyatakan, “Kadang kalau pas upacara hari kenegaraan gitu pakaian anak tu ada yang tidak lengkap mbak.” Pernyataan yang disampaikan oleh guru, diperkuat dengan pernyataan yang disampaikan oleh siswa seperti di bawah ini. Pada tanggal 20 April 2016 Rt mengatakan bahwa, “Kalau kartinian enggak soalnya enggak pernah kartinian, tapi kalau selain kartini iya.”, Ky menyatakan, “Selalu, kalau pas hari pendidikan nasional.”, dan Al mengatakan, “Ada, biasanya hari ulang tahun jogja, hari pendidiksn nasional, sama tujuh belas.” Pada tanggal 21 April 2016 siswa Ji juga mengatakan, “Ada, tapi kalau kartini kadang- kadang tapi kalau hari jogja sama pendidikan nasional iya ada.”, Al menyatakan, “Belum tentu, kalau ulang tahun jogja, kesaktian pancasila iya. Kalau kartini enggak mungkin gurunya lagi sibuk. Biasanya suruh pake baju adat mbak.”, dan So mengungkapkan, “Ya, hari pahlawan, sama kesaktian pancasila. ” Melalui perayaan hari nasional kenegaraan, siswa dapat memiliki rasa kebanggaan terhadap bangsa Indonesia. Hal ini dapat 151 diketahui saat peneliti mengajukan pertanyaan mengenai apakah melalui perayaan hari nasional anda bangga sebagai bangsa Indonesia? Dari keenam siswa, semuanya memberikan jawaban sama bahwa mereka bangga menjadi bangsa Indonesia. Selain bangga menjadi bangsa Indonesia melalui upacara hari kenegaraan, siswa dapat memetik nilai disiplin, percaya diri, dan cinta tanah air. Hal ini dapat diketahui melalui jawaban siswa berikut ini. Rt : “kedisiplinan.” Ky : “Disiplin, tertib.” Al : “Dapat percaya diri, biasanya kan kalau tugas upacara malu- malu.” Ji : “Ya kita jadi tau mbak kalau tanggal peringatan upacara gitu, cinta tanah air juga.” Ad : “Kita jadi menghargai bangsa, terus kan kalau hut jogja pakai baju adat merasa bangga gitu mbak.” So : “Cinta tanah air.” Kendala yang dihadapi dalam melaksanakan perayaan hari kenegaraan nasioanl siswa sudah tidak mengalami kendala apa- apa. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan didukung dengan hasil observasi yang menunjukkan bahwa SD N Badran melaksanakan upacara memperingati hari kenegaraan yaitu hari pendidikan nasional, sedangkan pada tanggal 21 April sebagai hari Kartini, sekolah ini tidak melaksanakan upacara dikarenakan siswa kelas 1- 3 melaksankan outbound dan siswa kelas IV melaksanakan pesta siaga. Namun pada tanggal 2 Mei 2016 seluruh siswa dan guru merayakan pelaksanaan hari pendidikan nasional dengan melangsungkan upacara bendera. 152 Hasil dokumentasi jelas tertulis pada aturan kedisiplinan siswa yang terdapat di dalam kelas bahwa mengikuti upacara hari besar agama nasional serta acara lain yang diadakan oleh sekolah. Dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan perayaan hari kenegaraan hari nasional sudah dilaksanakan namun tidak semua hari kenegaraan diperingati. Melalui perayaan hari nasional kenegaraan dapat memberikan pengaruh bagi penanaman nilai karakter terhadap siswa. berikut nilai yang dapat ditanamkan melalui perayaan hari kenegaraan hari nasional. Tabel 21. Perayaan hari kenegaraan hari nasional Nilai yang ditanamkan Cara penanaman nilai Kendala Cinta tanah air Menyanyikan lagu Indonesia raya, menyanyikan lagu- lagu wajib nasional, penghormatan bendera merah putih. Memakai pakaian adat di perayaan- perayaan tertentu, menghargai jasa pahlawan dengan cara mendoakannya. Kemampuan orang tua jika harus mengenakan pakaian adat karena harus menyewa, terkadang ada siswa yang tidak mengenakan atribut secara lengkap. Disiplin Mengikuti perayaan hari kenegaraan yang telah diselenggrakan oleh sekolah, memakai pakaian lengkap saat upacara. Tanggung jawab Melaksanakan tugas sebagai petugas upacara dengan baik dan penuh tanggung jawab. 153 3 Melalui budaya sekolah di kelas a Melalui lomba kebersihan dan tata tertib kelas Kepala sekolah mendukung semua kegiatan yang bagus untuk kemajuan sekolah termasuk dalam hal kebersihan. Hal ini ditunjukkan dengan terselenggaranya kegiatan lomba kebersihan antar kelas, bahkan kepala sekolah juga menyediakan piala bergilir bagi kelas yang terbersih. Untuk menanamkan nilai karakter kedisiplinan bagi siswa, kepala sekolah juga mengharuskan untuk pemasangan tata tertib di setiap kelasnya. Melalui lomba kebersihan antar kelas, dapat menumbuhkan nilai kedisiplinan, tanggung jawab, peduli lingkungan, dan kerja keras. pernyataan dari kepala sekolah diperkuat dengan pernyataan dari guru. Pada tanggal 22 April 2016 As memberikan keterangan, “ O iya, bahkan ada piala bergilir. Biasanya 1 bulan sekali. Tata tertib harus dipasang, Ya anak lebih disiplin, tanggung jawab terhadap kebersihan kelas masing- masing.”, Dr mengungkapkan, “Iya, 2 bulan 1 kali. Biasanya pas upacara itu silang kelas, mencari sampah- sampah yang ada dilaci misalnya kelas 1 ke kelas 2 kelas 2 ke kelas 3 gitu. Untuk tata tertib memang sudah ada dari sekolah tinggal masang aja mbak, Nilai kebersihan, terus peduli terhadap lingkungan. Setiap pulang bersihkan laci. Tapi masih aja pulang sekolah bukunya ditinggal dilaci.” 29 April 2016. Pada tanggal 4 Mei 2016, hal yang sama diungkapkan oleh Wr. Wr menyatakan, “Ada, kita punya pila bergilir tiap bulan atau 2 bulan saya agak lupa. Tapi ini karena kemarin nggarap akreditasi jadi macet. Tata tertib iya harus ada setiap kelas, Cinta kebersihan, kompetitif, kekompakan, kerjasama.” Sedangkan Tu memberikan pernyataan, “Ada, bahkan ada pialanya untuk kelas yang terbersih. Tata tertib ada di setiap kelas, harus dipasang supaya siswa tu tau harus berperilaku bagaimana, nilai yang bisa ditanamkan ya tanggung jawab, 154 kerja keras karena kan berlomba untuk jadi pemenang, mencintai lingkungan.” 3 Mei 2016. Dalam menanamakan nilai karakter kapada siswa melalui budaya kelas, guru masih mengalami kendala. Seperti yang diungkapkan beberapa guru berikut ini. As : “O ada, pokoknya gurunya harus kasih motivasi terus.” Dr : “Kemalasan anak, harus dihimbau terus, dicontoi bapak ibu guru mencontoi. Anak- anak masih enggan kalau tidak disuruh mbak.” Hasil wawancara dari guru tersebut, diperkuat dengan wawancara yang dilakukan oleh siswa, sebagai berikut. Rt menjawab, “Pernah, ada.”, Ky mengatakan, “Pernah, setiap jumat satu bulan satu kali.”, dan Al mengatakan, “Sering gak mesti kadang- kadang misalnya tiap ada hari nasional, tujuh belasan, kadang- kadang buat lomba dari kelas 1- 6 biasanya kalau menang dapat piagam terus sama piala, ada. Dipasang sa ma bu guru bu kepala.” Sedangkan pada tanggal 21 April 2016, Ji menyatakan, “Ada, lombanya pas setiap bulan. Kalau kelasnya paling bersih di kasih piala bergilir.”, Ad mengaatakan, “Pernah, satu bulan sekali. Kalau menang dapat piala. Ada mbak tata tertib. ”, dan So menjawab, “Pernah, ada mbak aturan kedisiplinan. Lombanya belum tentu.” Melalui lomba kebersihan tersebut siswa dapat menanamakan sikap untuk selalu peduli dengan lingkungan sekitar dengan menjaga kebersihannya. Sedangkan melalui pemasangan tata tertib siswa dapat menerapkan perilaku disiplin. Hasil observasi, lomba kebersihan kelas memang tidak diadakan namun terdapat piala bergilir yang terdapat di kantor guru. Piala tersebut akan diberikan kepada kelas yang menyandang predikat terbersih saat lomba kebersihan kelas. Dengan adanya tata tertib yang 155 terpasang di dalam kelas, belum sepenuhnya siswa dapat berperilaku tertib saat penelitian ada siswa yang tidak mengenakan seragam sesuai dengan harinya terlihat pada tanggal 30 April 2016, lalu siswa kelas V ada yang tidak masuk hampir kurang lebih 1 minggu namun tidak memberikan surat izin kepada bapak ibu guru, piket sudah berjalan tetapi harus diingatkan oleh teman maupun guru. Cara yang dilakukan guru agar siswa dapat kembali tertib, jika siswa tidak masuk dan tidak memberikan surat izin, maka pada saat siswa masuk, guru akan menanyakan surat izin. Untuk kegiatan piket, guru selalu mengingatkan siswa untuk melaksanakan piket sesuai dengan jadwal. Tanggal 29 April- 4 Mei 2016 tata tertib belum terpasang kembali di kelas dikarenakan pada tanggal 23 April 2016 semua kelengkapan yang ada di kelas dipindahkan untuk kepentingan ujian kelas VI. Jadwal kegiatan piket juga sudah tersedia di kelas V. Dari hasil wawancara dan observasi dapat ditarik kesimpulan bahwa melalui budaya sekolah di kelas seperti kegiatan lomba kebersihan dapat dijadikan untuk menanamkan nilai karaker peduli lingkungan, tanggung jawab, kerja keras, dan kompetitif. Melalui tata tertib yang diharuskan dipasang disetiap kelas dapat menanamkan nilai kedisiplinan bagi siswa meskipun harus diimbangi dengan nasehat ataupun motivasi dari guru. 156

c. Penanaman nilai karakter melalui integrasi mata pelajaran