45 simpatik, marik, luwes, bijaksana, dan sederhana dalam bertindak; i
bersifat terbuka; j kreatif; k berwibawa. 4.
Keluarga Orang tua wali dapat terlibat melalui kegiatan rutin atau bergilir
yang dilaksanakan pihak sekolah, misalnya saja melalui pertemuan- pertemuan dengan wali kelas dan guru- guru.
5. Komite sekolah dan masyarakat
Komite bersama masyarakat dan pihak sekolah menyusun kegiatan- kegiatan yang dapat mendukung tercapainya penananman nilai-
nilai karakter bagi warga sekolah. Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
penanaman nilai- nilai karakter seluruh komponen masyarakat harus dilibatkan tidak terkecuali. Dalam penelitian ini hanya akan melihat
bagaimana nilai- nilai karakter tersebut ditanamkan dan nilai apa saja yang sudah berhasil ditanamkan dengan melibatkan seluruh unsur warga
sekolah yaitu kepala sekolah, guru, karyawan, dan juga siswa.
C. Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar
1. Tahap Perkembangan Anak Sekolah Dasar
Sebagai tenaga pendidik, tentunya guru harus mengetahui karakteristik anak didiknya supaya guru dapat menjadikan dasar berpijak
dalam proses pembelajaran yang dilakukan sehingga dapat memberikan hasil yang optimal. Guru juga dapat menerapkan strategi pembelajaran yang
46 sesuai dengan tahap perkembangan peserta didiknya supaya tujuan yang
diharapkan dapat tercapai. Anak usia sekolah dasar dapat dikatakan sebagai anak yang telah
memasuki masa kanak- kanak akhir. Masa kanak- kanak akhir ini dibagi menjadi 2 fase yaitu:
1. Masa kelas- kelas rendah sekolah dasar berlangsung antara usia 6 7
tahun- 9 10 tahun, biasanya mereka duduk di kelas 1,2, dan 3 sekolah dasar
2. Masa kelas- kelas tinggi sekolah dasar, yang berlangsung antara usia 9
10 tahun- 1213 tahun, biasanya mereka duduk di kelas 4,5 dan 6 sekolah dasar.
Mgs. Nazarudin 2007: 46 mengungkapkan bahwa masa usia dini merupakan masa yang pendek, tetapi sangat penting bagi kehidupan
seseorang. Berkaitan dengan nilai- nilai karakter untuk usia sekolah dasar, ada beberapa tugas perkembangan siswa sekolah diantaranya:
1. Mengembangkan konsep- konsep yang perlu bagi kehidupan sehari-
hari, 2.
Mengembangkan kata hati, moralitas, dan nilai- nilai, 3.
Mencapai kebebasan pribadi, dan 4.
Mengembangkan sikap- sikap terhadap kelompok- kelompok dan institusi- institusi sosial.
Sedangkan menurut Rita Eka Izzaty 2008: 103- 104 tugas perkembangan anak- anak akhir meliputi:
47 1
Belajar keterampilan fisik yang diperlukan untuk bermain 2 sebagai makhluk yang sedang tumbuh, mengembangkan sikap yang
sehat mengenai diri sendiri 3 belajar bergaul dengan teman sebaya 4 mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita 4
mengembangkan
keterampilan- keterampilan
dasar untuk
membaca, menulis, dan berhitung 5 mengembangkan pengertian- pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari- hari 6
mengembangkan kata batin, moral dan skala nilai 7 mengembangkan sikap terhadap kelompok sosial dan lembaga 8
mencapai kebebasan pribadi.
Anak sekolah dasar tentunya memiliki kebutuhan, meskipun kebutuhan yang diperlukan siswa satu dengan siswa yang lainnya sangat
bervariasi. Kebutuhan yang diperlukan siswa tentu sesuai dengan tahapan perkembangannya. Dalam bukunya Rita Eka Izzaty 2008: 105- 113
membagi masa perkembangan anak- anak akhir menjadi 6 perkembangan, yaitu:
1. Perkembangan Fisik
Pertumbuhan fisik cenderung stabil, anak lebik tinggi, lebih gemuk, lebih kuat. Jaringan lemak berkembang lebih cepat daripada
jaringan otot. Keterampilan geraknya mengalami kemajuan yang pesat, semakin lancar dan lebih terkoordinasi, sehingga kegiatan fisik sangat
diperlukan untuk kestabilan tubuh dan kestabilan gerak serta melatih koordinasi untuk menyempurnakan berbagai keterampilan.
2. Perkembangan Kognitif
Masa kanak- kanak akhir berada dalam tahap operasi konkret dalam berfikir, yang awalnya samar- samar dan tidak jelas sekarang lebih
konkret. Perkembangan kognitif pada masa anak- anak akhir ditandai dengan berkurangnya rasa ego dan mulai memiliki sikap sosial dan mulai
48 terjadi peningkatan dalam hal pemeliharaan. Pemahaman akan konsep
ruang, kausalitas, katagorisasi, konversi dan penjumlahan jauh lebih baik, sedangkan untuk kemampuan berfikirnya ditandai dengan adanya
aktivitas- aktivitas
mental seperti
mengingat, memahami,
dan memecahkan masalah. Kemampuan kognitif pada masa ini cukup untuk
menjadi dasar dalam mengembangkan pola pikir dan nalarnya. 3.
Perkembangan bahasa Pada masa kanak- kanak akhir kemampuan bahasa terus
mengalami pertumbuhan. Perkembangan bahasa nampak pada perubahan perbendaharaan kata dan tata bahasa, sedangkan untuk kemampuan
berbicaranya lebih terkendali dan terseleksi. Anak menggunakan kemampuan berbicara sebagai bentuk komunikasi bukan lagi sebagai
bentuk latihan verbal. Anak pada masa ini juga sudah mulai berkurang untuk tahap mengobrol. Perhatian membaca sudah mencapai puncaknya.
Materi bacaan semakin luas. Anak laki- laki menyukai bacaan yang bertemakan petualangan, sedangkan untuk anak perempuan senang dengan
cerita seputar kehidupan rumahtangga. Ada 2 faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa, yaitu
sebagai berikut. a.
Proses menjadi matang artinya adalah organ- organ bicara sudah dapat berfungsi dengan baik untuk berbicara berkata
b. Proses belajar, jika anak sudah dapat berbicara maka anak tersebut
cenderung untuk belajar bahasa orang lain. Hal ini dapat ia lakukan
49 dengan cara meniru apa yang anak dengar, dan pada masa usia sekolah
dasar anak sudah dapat membuat kalimat sempurna, kalimat majemuk, menyusun serta mengajukan pertanyaan Syamsu Yusuf, 2014: 179-
180. 4.
Perkembangan moral Pada tahap ini konsep keadilan sudah mulai berubah. Pengertian
mengenai konsep benar dan salah yang telah diajarkan sudah mulai pudar, sebagai contoh adalah bagi anak usia 5 tahun, berbohong adalah hal yang
buruk, tetapi untuk anak yang memiliki usia 10 tahun dalam beberapa situasi, berbohong dibenarkan, dan oleh karenanya berbohong tidaklah
terlalu buruk. Piaget Rita Eka Izzaty, 2008: 110 anak yang lebih muda ditandai dengan moral yang heteronomous sedangkan anak pada usia 10
tahun mereka sudah bergerak ke tingkat yang lebih tinggi yang disebut moralitas autonomous.
5. Perkembangan Emosi
Emosi memainkan peran yang penting dalam kehidupan anak. Sering dan kuatnya emosi anak mempengaruhi penyesuaian diri anak.
Anak pada masa ini pergaulannya semakin luas. Anak mulai belajar untuk mengendalikan emosinya, karena mereka sadar bahwa emosi yang kurang
baik tidak diterima oleh teman- temannya. Emosi masa kanak- kanak memiliki ciri- ciri diantaranya adalah emosi anak berlangsung relatif lebih
singkat, meskipun relatif singkat namun emosi anak pada masa ini terjadi sangat kuat dan hebat. Emosi anak juga mudah berubah, emosi anak
50 nampak berulang- ulang, emosi anak berbeda- beda, emosi anak dapat
diketahui atau dideteksi dari gejala tingkah lakunya, emosi anak mengalami perubahan dalam kekuatannya, serta perubahan dalam
ungkapan- ungkapan emosional. 6.
Perkembangan sosial Perkembangan sosial anak memberikan peluang dan pelajaran
kepada anak untuk berinteraksi, bertenggang rasa dengan sesama temannya, dan permainan yang disukai oleh anak- anak akhir adalah
permainan secara kelompok. Anak- anak yang telah mencapai tugas- tugas perkembangan, akan
memiliki beberapa keterampilan. Keterampilan yang dicapai diantaranya, social help skills dan play skill. Social- help skill berguna untuk membantu
orang lain di rumah, di sekolah, dan di tempat bermain seperti membersihkan halaman dan merapikan meja kursi. Keterampilan ini akan
menambah perasaan harga diri dan menjadikannya sebagai anak yang berguna sehingga anak suka bekerja sama. Keterampilan play skill
menjadikan anak terampil dalam membuat penyesuaian- penyesuaian di sekolah maupun masyarakat Novan Ardy Wiyani, 2013: 148.
2. Perkembangan Moral Anak Sekolah Dasar