22 registrasi
dan ketatausahaannya
sampai peserta
didik menyelesaikan
pendidikannya dalam arti lulus, tamat belajar, atau karena sebab lain”. Sesuai dengan pengertian manajemen peserta didik tersebut di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa manajemen peserta didik adalah proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan untuk mengatur dan membina peserta didik baik di
dalam kelas maupun di luar kelas mulai dari peserta didik itu masuk sekolah sampai dengan mereka keluar dari suatu sekolah dalam arti lulus, tamat belajar,
atau karena sebab lain.
4. Ruang Lingkup Manajemen Peserta Didik
S. Shoimatul Ula 2013: 31 menjelaskan bahwa “manajemen peserta didik merupakan sistem pengelolaan terhadap siswa, mulai dari perencanaan,
penerimaan siswa baru, pengorganisasian siswa, MOS, pembinaan dan pelayanan siswa, organisasi siswa, penilaian siswa, mutasi siswa, hingga perencanaan alumni
siswa”. Menurut Tim Dosen AP UPI 2013: 207 ruang lingkup manajemen
peserta didik itu meliputi: a. analisi kebutuhan peserta didik
b. rekruitmen peserta didik c. seleksi peserta didik
d. orientasi e. penempatan peserta didik pembagian kelas
f. pembinaan dan pengembangan peserta didik g. pencatatan dan pelaporan
h. kelulusan dan alumni
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan
23 Dasar
dan Menengah,
disebutkan bahwa
pada bidang
kesiswaan, sekolahmadrasah menyusun dan menetapkan petunjuk pelaksanaan operasional
mengenai proses penerimaan peserta didik yang meliputi kriteria calon peserta didik, penerimaan peserta didik sekolahmadrasah, dan orientasi peserta didik
baru. Selain itu, sekolahmadrasah juga harus:
a.
memberikan layanan konseling kepada peserta didik;
b.
melaksanakan kegiatan ektra dan kokurikuler untuk para peserta didik;
c.
melakukan pembinaan prestasi unggulan;
d.
melakukan pelacakan terhadap alumni. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut di atas, dapat diketahui
bahwa alumnilulusan termasuk ke dalam lingkup manajemen peserta didik, karena sudah tertera dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 2007, selain itu keberadaan alumni juga sangat bermanfaat untuk sekolah. Hal ini berdasarkan pendapat Tim Dosen AP UPI
2013: 214 yakni: ketika peserta didik sudah lulus, maka secara formal hubungan antara
peserta didik dan lembaga telah selesai. Namun, diharapkan hubungan antara para alumni dan sekolah tetap terjalin, karena dari hubungan
sekolah dan alumni ini, sekolah bisa memanfaatkan hasil-hasilnya. Sekolah bisa menjaring berbagai informasi, misalnya informasi tentang
lapangan kerja yang bisa dijangkau bagi alumni lainnya, dan informasi tentang materi pelajaran yang sangat membantu untuk studi selanjutnya.
Tim Dosen AP UPI 2013: 214 juga berpendapat bahwa prestasi yang dicapai para alumni dari lembaga pendidikan sekolah perlu didata atau dicatat
oleh lembaga. Sebab catatan tersebut sangat berguna bagi lembaga dalam mempromosikan lembaga pendidikannya.
24 Widyanto dalam Thomas Sukardi 2011: 199 juga menjelaskan bahwa
alumni memiliki empat peran terhadap almamaternya, yaitu:
a.
alumni dapat berperan sebagai katalis dengan memberikan berbagai masukan kritis dan membangun kepada almamater mereka, artinya
pengalaman mereka dapat menghasilkan dan menawarkan berbagai konsep, ide, pemikiran, masukan dan kritik yang membangun;
b.
sesuai peran alaminya alumni yang berprestasi dan memiliki kompetensi yang mumpuni dapat memainkan fungsi penting dalam
membangun opini publik;
c.
alumni sebagai produk utama dari lembaga pendidikan juga diharapkan mampu mengembangkan jaringan dan membangun pencitraan institusi
di luar. Artinya pengembangan jaringan oleh alumni merupakan potensi strategis untuk membuka berbagai peluang dan meningkatkan daya
saing suatu almamater pendidikan karena manfaatnya yang akan berdampak secara langsung pada sesama alumni;
d.
keberadaan alumni di berbagai bidang usaha, lapangan pekerjaan dan institusi pendidikan dapat memberikan gambaran dan inspirasi kepada
lembaga pendidikan, sehingga pada gilirannya dapat memotivasi para calon lulusan dalam menentukan prioritas dan cita-cita mereka ke
depan.
Berdasarkan pemaparan tentang lulusanalumni pada sebuah lembaga pendidikan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa lulusanalumni masuk ke
dalam lingkup manajemen peserta didik, karena peran dari lulusanalumni sangat bermanfaat untuk sekolah, diantaranya yaitu: 1 sekolah bisa menjaring informasi
dari alumni tentang lapangan kerja dan materi pelajaran yang membantu peserta didik untuk studi selanjutnya sehingga sekolah dapat memperoleh gambaran dan
inspirasi; 2 prestasi yang didapat alumni dari sekolah juga dapat dijadikan bahan promosi sekolah dan membangun opini publik; 3 mampu mengembangkan
jaringan dan membangun pencitraan sekolah di luar. Akan tetapi dalam lembaga pendidikan kejuruan khususnya SMK ada
perbedaan pada lingkup lulusan. Perbedaan tersebut dimulai dari perbedaan antara
25 pendidikan di SMK dengan pendidikan di SMA. Berikut uraian perbedaan SMK
dengan SMA menurut Husaini Usman 2012: 81. a. Tujuan SMK adalah menyiapkan lulusan untuk bekerja sesuai
bidangnya, sedangkan tujuan SMA adalah untuk menyiapkan lulusan melanjutkan ke pendidikan tinggi.
b. SMK mengutamakan praktik, sedangkan SMA mengutamakan teori. c. Lulusan pendidikan kejuruan disiapkan untuk menjadi praktisi,
sedangkan lulusan pendidikan nonkejuruan disiapkan untuk menjadi akademisi.
d. Pendidikan menengah memiliki bengkel kerja workshop, sedangkan nonkependidikan kejuruan tidak memiliki bengkel.
e. Pendidikan kejuruan memiliki unit produksi sekolah UPS sebagai miniatur DUDI, sedangkan nonkependidikan kejuruan tidak memiliki
UPS. f. Pendidikan kejuruan menghasilkan barang danatau jasa UPS,
sedangkan nonkependidikan kejuruan tidak menghasilkan barang danatau jasa.
g. Pendidikan kejuruan memiliki peluang memasarkan barang danatau jasa, sedangkan nonkependidikan kejuruan tidak memiliki peluang
memasarkan barang danjasa. h. Pendidikan kejuruan harus memiliki institusi pasangan untuk tempat
magang peserta didiknya, sedangkan nonkependidikan kejuruan tidak harus memiliki institusi pasangan.
Dari uraian tersebut disebutkan bahwa tujuan SMK adalah menyiapkan lulusan untuk bekerja sesuai dengan bidangnya, SMK menghasilkan barang
danatau jasa yang dapat berpeluang untuk dipasarkan. Salah satu produk yang dihasilkan oleh SMK yaitu berupa lulusantamatan. Maka pihak SMK juga
berpeluang untuk memasarkan lulusannya, karena selain bertujuan untuk menyiapkan lulusan untuk bekerja sesuai dengan bidangnya, pihak SMK juga
harus membantu para lulusannya yang kesulitan dalam hal mencari pekerjaan. Menurut Tiwan dan Anwar S 2004: 21:
pada tahun ajaran 19941995 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan memberlakukan Kurikulum SMK 1994, dengan Kepmen Dikbud nomer
080u1993. Salah satu program yang muncul dari kurikulum tersebut yaitu program tentang pemasaran dan penelusuran tamatan. Dengan program
26 pemasaran tamatan ini diharapkan akan membantu para lulusan yang
kesulitan dalam hal mencari pekerjaan. Serta dengan adanya program penelusuran tamatan dapat memberikan masukan data-data lulusan yang
telah bekerja maupun yang belum bekerja.
Dari uraian tentang ruang lingkup manajemen peserta didik, maka dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup manajemen peserta didik di SMK terdiri dari
analisis kebutuhan peserta didik; rekruitmen peserta didik baru; seleksi peserta didik; orientasi; penempatan peserta didik pembagian kelas; pembinaan;
pengembangan dan pelayanan peserta didik; pencatatan dan pelaporan; kelulusan; lulusanalumni. Komponen lulusanalumni terdiri dari dua kegiatan yaitu
pemasaran dan penelusuran lulusan yang akan menjadi pembahasan selanjutnya.
B. Pemasaran Lulusan SMK
1. Pengertian Pemasaran Lulusan SMK
Philip Kotler Gary Armstrong 2008: 6 mendefinisikan pemasaran sebagai ”proses sosial dan manajerial di mana pribadi atau organisasi memperoleh
apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran nilai dengan yang lain”. Thamrin Abdullah Francis Tantri 2012: 14 menyatakan
bahwa “pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan,
menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain”. Sofjan Assauri 2011: 5 mendefinisikan pemasaran sebagai “kegiatan manusia yang diarahkan
untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran”.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah suatu kegiatan individu atau kelompok yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan