P a g e | 217
Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
9. Di bawah ini merupakan tindakan yang menyebabkan rusaknya keanekaragaman hayati di Indonesia,
kecuali…. a. Eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan
b. Pencemaran lingkungan c. Budidaya yang memperhatikan kelestarian
d. Perubahan iklim yang serba tidak menentu
10. Alasan yang paling tepat mengenai pentingnya menjaga kelestarian keanekaragaman hayati bagi keberlangsungan kehidupan adalah ....
a. Hewan dan tumbuhan sumber utama bahan pangan b. Hewan dan tumbuhan memiliki fungsi hidro-orologis
c. Hewan dan tumbuhan memiliki nilai pariwisata d. Hewan dan tumbuhan memiliki nilai jual tinggi
5. Kunci Jawaban Essay :
1. Termasuk region Etiopik, dengan didominasi hewan yang aktif pada malam hari 2. Faktor yang mempengaruhi penyebaran flora di permukaan bumi ada 3 yaitu: faktor klimatik, faktor
edafik, dan faktor morfologik 3. Wilayah yang termasuk region Wallacea; P.Sulawesi, Kep. Maluku, Nusa Tenggara, dan pulau-pulau
disekitarnya 4. Beberapa contoh hewan khas region Wallacea atau peralihan: anoa, burung Maleo, kera hitam,
komodo, tapir 5. Faktor penyebab semakin berkurangnya keanekaragaman hayati hewan dan tumbuhan di
Indonesia; ; a mengabaikan konservasi; b eksploitasi yang berlebihan; c perubahan iklim global
Pilihan Ganda : 1 B
2 A 3 C
4 D 5 B
6 C 7 A
8 9 C
10 A F. Antropossfer dan Aspek Kependudukan
1. Tujuan pembelajaran
a. Standar Kompetensi : Guru mampu menganalisis fenomena antroposfer b. Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari modul ini, guru mampu : Menjelaskan pengertian antroposfer
Menganalisis aspek kependudukan c. Indikator :
Menjelaskan gejala Antroposfer Mengidentifikasi permasalahan kependudukan dan penanggulangannya di Indonesia
Menjelaskan persebaran dan kepadatan penduduk di Indonesia
2. Materi : Antroposfer Dan Aspek Kependudukan 1. Gejala Antroposfer
Manusia di permukaan bumi beragam adat dan budayanya, hal ini mengakibatkan interaksi antara penduduk yang berbeda. Penduduk mempunyai keahlian yang berbeda-beda pula sehingga
terjadi saling membutuhkan. Penduduk juga menempati tempat yang berbeda-beda kondisi alam dan sumberdayanya, hal ini menyebabkan kehidupannya juga menjadi beragam karena
memanfaatkan alam yang berbeda perlu pengolahan dan alat yang berbeda pula.
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 218
Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Gejala geosfer, seperti dijelaskan di atas terdapat disemua tempat di muka bumi. Tetapi antara satu tempat dengan tempat lainnya mungkin ada peristiwa yang sama dan ada yang
berbeda. Perbedaan itu dapat disebabkan kedudukan lintang dan bujur, bentuk permukaan bumi, dan ketinggian tempat serta faktor lainnya baik fisik maupun non fisik.
2. Permasalahan Kependudukan dan Penanggulangannya Di Indonesia
Sebelum abad 18, pertumbuhan penduduk dunia sangat lambat penyebabnya adalah perang dunia dan penyakit menular. Namun, tercatat dari tahun 1750 sampai awal 1900-an,
pertumbuhan penduduk semakin besar. Pertumbuhan penduduk dunia yang terjadi secara cepat dan tiba-tiba disebut ledakan penduduk
population exploition. Ledakan penduduk terjadi karena melonjaknya angka kelahiran dan berkurangnya angka kematian. Semakin berkembangnya
teknologi di bidang kesehatan dan pangan menyebabkan menurunnya angka kematian. 1 Dampak Peledakan Penduduk
Pertumbuhan penduduk yang semakin pesat menimbulkan berbagai masalah, antara lain : a. Persaingan di dalam lapangan pekerjaan
Negara yang memiliki pertumbuhan penduduk yang tinggi persaingan untuk mendapatkan pekerjaan semakin ketat, dikarenakan pertambahan penduduk usia kerja setiap tahun
meningkat dan mereka memerlukan pekerjaan. b. Persaingan untuk mendapat permukiman
Seperti kita ketahui orang sulit untuk mendapatkan permukiman yang layak khususnya di daerah perkotaan yang banyak penduduknya. Hal ini akan berdampak tumbuhnya
pemukiman-pemukiman kumuh. c. Kesempatan pendidikan
Setiap tahunnya angka kelahiran bayi tinggi, hal ini menyebabkan kesempatan anak untuk sekolah semakin rendah jika tidak disertai penambahan berbagai fasilitas pendidikan yang
memadai. 2 Pengendalian Peledakan Penduduk
Untuk mengendalikan jumlah penduduk yang semakin banyak, maka setiap Negara memiliki kebijakan yang berbeda-beda. Kebijakan yang dikeluarkan dapat berupa insentif, sanksi atau
pendidikan keluarga berencana. Kebijakan-kebijakan tersebut kiranya dapat menyelesaikan permasalahan pertumbuhan penduduk ini.
a. Insentif dan sanksi
China merupakan contoh Negara yang menerapkan kebijakan insentif dan sanksi. Insentif akan diberikan kepada pasangan yang memiliki anak sedikit. Sedangkan sanksi akan
diberikan kepada pasangan yang memiliki banyak anak, dapat berupa kewajiban membayar pajak yang lebih besar.
b. Pendidikan keluarga berencana KB Di beberapa Negara pasangan suami istri diberikan pendidikan yang berkaitan dengan
pengendalian jumlah penduduk. Dengan adanya penyuluhan diharapkan mereka dapat mengatur jumlah ana. Di Indonesia, pengendalian jumlah penduduk dilakukan dengan
melakukan penyuluhan mengenai keluarga berencana KB.
3 Menghitung Jumlah Penduduk Untuk mengetahui jumlah penduduk dalam sebuah daerah, provinsi, atau Negara dapat
dilakukan dengan beberapa cara, seperti sensus penduduk, registrasi atau pencatatan, dan survey.
a. Sensus Penduduk
Sensus dilakukan dengan cara mengumpulkan, menghimpun, dan menyusun data penduduk baik penduduk asli maupun pendatang pada waktu tertentu dan wilayah tertentu. Sensus
dapat dibedakan atas dua macam yakni sensus de facto dan de jure . Sensus de facto
adalah penghitungan penduduk atau pencacahan penduduk yang dilakukan terhadap setiap orang yang pada waktu diadakan berada dalam wilayah sensus. Sedangkan sensus
de jure merupakan pencacahan yang dikenakan pada penduduk yang benar-benar bertempat
tinggal sesuai wilyah tersebut. b. Registrasi
Registrasi merupakan kumpulan keterangan mengenai kelahiran, kematian dan segala kejadian penting manusia misalnya perkawinan, perceraian, dan perpindahan penduduk.
Kumpulan tentang keadaan penduduk tersebut dapat digunakan untuk menghitung jumlah penduduk. Registrasi penduduk biasanya dilakukan di Desa atau Kleurahan melalui Rukun
Warga RW dan Rukun Tetangga RT.
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 219
Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
c. Survei Kegiatan survey nerupakan pencacahan penduduk dengan cara mengambil contoh daerah.
Jadi pencacahan penduduk dengan metode ini tidak dilakukan di seluruh wilayah Negara melainkan hanya daerah2 tertentu yang dianggap mewakili seluruh wilayah.
4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin Komposisi penduduk adalah pengelompokkan penduduk atas dasar criteria tertentu.
Pengelompokkan data dan criteria ini disesuaikan dengan tujuan tertentu. Misalnya secara geografis, biologis, sosial, atau ekonomi. Berdasarkan jenis kelamin, penduduk dapat
dikelompokkan menjadi penduduk laki-laki dan perempuan. Sementara berdasarkan umur penduduk dapat dikelompokkan menurut ukuran rentang usia tertentu, misalnya satu tahun,
lima tahun atau dua puluh lima tahun. Dengan mengetahui komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin dapat menunjukkan jumlah tenaga kerja produktif dan non produktif,
pertambahan penduduk dan angka ketergantungan. Sehingga di dalam mengambil kebijakan pemerintah mengetahui jumlah pengangguran, jumlah lapangan kerja dan lain-lain.
Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat disajikan dalam bentuk tabel atau dalam bentuk grafik. Piramida penduduk atau grafik susunan penduduk dapat dimanfaatkan
untuk mengetahui perbandingan antara jumlah laki-laki dan perempuan, jumlah tenaga kerja, dan struktur penduduk suatu negara secara cepat. Piramida penduduk dapat digolongkan
dalam tiga macam, yaitu piramida penduduk muda, piramida penduduk stasioner, dan piramida penduduk tua.
a. Piramida penduduk muda dapat menunjukkan bahwa penduduk di suatu Negara sedang
mengalami pertumbuhan. Piramida ini juga menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk berada pada kelompok umur muda, dengan angka kelahiran dan kematian yang tinggi.
Contoh Negara yang tergolong poramida ini adalah Indonesia.
Gambar 44. Piramida Penduduk Muda Ekspansif
b. Piramida Penduduk stasioner menunjukkan bahwa penduduk dalam suatu Negara tersebut keadaan stasioner atau tetap. Piramida penduduk ini menunjukkan bahwa jumlah kelahiran
dan kematian seimbang. Contoh Negara yang tergolong ke dalam piramida ini adalah Swedia.
Gambar 45. Piramida penduduk Stasioner
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 220
Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
c. Piramida penduduk tua menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk suatu Negara tersebut berada pada kelompok usia tua. Contoh Negara yang memiliki piramida penduduk
tua adalah Amerika Serikat
Gambar46. Piramida Penduduk Tua
5. Menghitung Pertumbuhan Penduduk Di Suatu Wilayah Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis. Ada beberapa factor yang
mempengaruhi pertumbuhan penduduk, yaitu kelahiran, kematian, dan migrasi. Factor pertumbuhan penduduk, kelahiran dan kematian disebut faktor
alami, sedangkan migrasi disebut faktor
non-alami. Kelahiran bersifat menambah, sedangkan kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk. Factor migrasi dapat menambah atau mengurangi jumlah
penduduk. Migrasi yang bersifat menambah disebut migrasi masuk imigrasi dan migrasi yang
bersifat mengurangi disebut migrasi keluar emigrasi.
Bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk pada suatu Negara atau daerah ditentukan oleh
kelahiran, kematian, dan migrasi. Perubahan penduduk tersebut baik pertambahan maupun penurunannya disebut
pertumbuhan penduduk. a Menghitung Pertumbuhan Penduduk Pertumbuhan penduduk dapat dibedakan atas
pertumbuhan penduduk alami dan pertumbuhan penduduk total.
1 Pertumbuhan Penduduk Alami natural increase
Pertumbuhan penduduk alami adalah selisih jumlah kelahiran dengan jumlah kematian. Dalam pertumbuhan penduduk alami, jumlah imigran dan emigrant tidak dihitung.
Rumus untuk menghitung pertumbuhan penduduk alami adalah sebagai berikut:
T= L-M
Keterangan: T= Pertumbuhan penduduk
L= jumlah kelahiran M= jumlah kematian
Contoh soal: Misalkan Pada tahun 2009 angka kelahiran kasar penduduk P. Sumatera 50.000 jiwa dan
angka kematiannya 10.000 jiwa. Berapakah pertumbuhan penduduk alami Pulau Sumatera?
T= L
– M = 50.000
– 10.000 = 40.000
Jadi, pertumbuhan penduduk alami pulau Sumatera tahun 2009 adalah 40.000 jiwa 2 Pertumbuhan Penduduk Total
Pada pertumbuhan penduduk total memperhitungkan migrasi imigrasi dan emigrasi, dengan rumus sebagai berikut.
T = L – M + I – E
Keterangan: T = pertumbuhan penduduk
L = jumlah kelahiran M = jumlah kematian
I = jumlah imigrasi E = jumlah emigrasi
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 221
Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Contoh Soal: Misalkan jumlah kematian kasar penduduk pulau Sumatera tahun 2009 adalah 50.000
jiwa dan kematian kasar 10.000 jiwa. Diketahui pula jumlah imigrasi ada 10.000 dan emigrasi ada 5.000. berapakah pertumbuhan penduduk total Pulau Sumatera pada
tahun 2009.
T = L – M + I – E
= 50.000 – 10.000 + 10.000 – 5.000
= 40.000 + 5.000 = 45.000
Jadi, pertumbuhan penduduk total pulau Sumatera pada tahun 2009 adalah 45.000 b Proyeksi Penduduk
Jumlah penduduk di masa yang akan datang dapat dihitung atau diproyeksikan. Informasi mengenai jumlah penduduk di masa yang akan datang sangat penting.
Misalnya untuk merencanakan segala sesuatu yang bekaitan dengan penyediaan sarana dan prasarana, untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk.
Rumus proyeksi penduduk adalah sebagai berikut.
Pn = Po 1 + rn
Keterangan: Pn = jumlah penduduk pada tahun n ditanyakan
Po = jumlah penduduk pada tahun o atau tahun dasar diketahui n = jumlah tahun antara o dan n
r = tingkat pertumbuhan penduduk per tahun dalam
c Kelahiran
natalitas
Kelahiran merupakan salah satu faktor kependudukan yang bersifat menambah jumlah penduduk. Kelahiran bayi dapat dibedakan menjadi lahir hidup dan lahir mati. Bayi
dikatakan lahir hidup apabila sewaktu lahir mempunyai tanda-tanda kehidupan misalnya bernapas, gerakan-gerakan otot ataupun ada denyut jantung. Apabila sewaktu lahir
tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan maka disebut lahir mati. Ada beberapa faktor yang menghambat kelahiran antinatalitas dan yang mendukung
kelahiran pronatalitas 1 Faktor-faktor pronatalitas; a kawin usia muda; b Tingkat kesehatan; c
Anggapan banyak anak banyak rezeki 2 Faktor
–faktor antinatalitas; a Pembatasan umur menikah; b Program Keluarga Berencana; c Pembatasan tunjangan anak; d Anak merupakan beban
d Kematian mortalitas
Tingkat kematian penduduk kelompok tertentu berbeda dengan tingkat kematian penduduk kelompok lainnya. Biasanya tingkat kematian laki-laki lebih tinggi
dibandingkan dengan perempuan. Di Negara maju umumnya tingkat kematian lebih rendah dibandingakan di Negara berkembang. Tingkat kematian dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti kondisi sosial, ekonomi, pekerjaan, tempat tinggal, pendidikan dan jenis kelamin. Semua faktor menurut sifatnya, dapat dibedakan menjadi faktor
pendukung kematian
pronatalitas dan fakto penghambat kematian antimortalitas. 1 Faktor-faktor yang termasuk antimortalitas:
Tersedianya fasilitas kesehatan yang memadai Lingkungan yang bersih dan teratur
Adanya ajaran agama yang melarang bunuh diri, dan Tingkat kesehatan masyarakat yang tinggi sehingga penduduknya tidak mudah
terserang penyakit 2 Faktor-faktor yang promortalitas
Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan Fasilitas kesehatan yang kurang memadai, misalnya kurangnya rumah sakit
peralatan kesehatan, dan obat-obatan Seringnya terjadi kecelakaan lalu lintas
Adanya bencana alam yang memakan korban jiwa Terjadinya peperangan
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 222
Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Pengukuran kematian dapat dilakukan melalui beberapa cara. 1. Angka Kematian Kasar
Angka kematian kasar crude death rateCDR adalah angka yang menunjukkan
jumlah kematian setiap 1.000 penduduk setiap tahun dengan rumus sebagai berikut.
CDR = Dx k P
Keterangan: D = jumlah kematian
P = jumlah penduduk pada pertengahan tahun k = konstanta 1.000
2. Angka kematian Menurut Umur