Permulaan Perhitungan Ilmiah Ptolemy dan Teori Geosentrik Teori heliosentrik

P a g e | 157 Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

B. Perkembangan Jagad Raya dan Terbentuknya Bumi 1. Tujuan

Standard Kompetensi: Memahami sejarah pembentukan bumi Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan jagat raya dan tata surya Indikator : a. Membuat laporan pengamatan benda-benda langit b. Membuat konsep tentang jagad raya c. Menganalisis teori terjadinya jagad raya d. Menjelaskan perbedaan anggapan-anggapan tentang jagad raya dan alam semesta e. Mengidentifikasi galaksi dalam jagad raya

2. Materi : Teori Pembentukan Tata Surya dan Jagad Raya

Pada waktu sebelum Masehi, berbagai, pengamatan dan perhitungan telah dilakukan untuk mengetahui semua rahasia dibalik Tata Surya. Pengamatan pertama kali dilakukan oleh bangsa China dan Asia Tengah, khususnya dalam pengaruhnya pada navigasi dan pertanian. Dari para pengamat Yunani ditemukan bahwa selain objek-objek yang terlihat tetap di langit, tampak juga objek-objek yang mengembara dan dinamakan planet. Orang-orang Yunani saat itu menyadari bahwa Matahari, Bumi, dan Planet merupakan bagian dari sistem yang berbeda. Awalnya mereka memperkirakan Bumi dan Matahari berbentuk pipih, sedangkan Phytagoras 572-492 BC menyatakan semua benda langit berbentuk bola bundar. Sampai dengan tahun 1960, perkembangan teori pembentukan Tata Surya bisa dibagi dalam dua kelompok besar yakni masa sebelum Newton dan masa sesudah Newton.

a. Permulaan Perhitungan Ilmiah

Perhitungan secara ilmiah pertama kali dilakukan oleh Aristachrus dari Samos 310-230 BC. Ia mencoba menghitung sudut Bulan-Bumi-Matahari dan mencari perbandingan jarak dari Bumi- Matahari, dan Bumi-Bulan. Aristachrus juga merupakan orang pertama yang menyimpulkan Bumi bergerak mengelilingi Matahari dalam lintasan berbentuk lingkaran yang menjadi titik awal teori Heliosentrik. Teori heliosentrik bukan teori yang baru muncul di masa Copernicus. Namun jauh sebelum itu, Aristrachrus sudah meletakkan dasar bagi teori heliosentris tersebut. Pada era Alexandria, Eratoshenes 276-195BC dari Yunani berhasil menemukan cara mengukur besar Bumi, dengan mengukur panjang bayangan dari kolom Alexandria dan Syene. Ia menyimpulkan, perbedaan lintang keduanya merupakan 150 dari keseluruhan revolusi. Hasil perhitungannya memberi perbedaan sebesar 13 dari hasil yang ada saat ini.

b. Ptolemy dan Teori Geosentrik

Ptolemy 150 AD menyatakan bahwa semua objek bergerak relatif terhadap bumi. Dan teori ini dipercaya selama hampir 1400 tahun. Tapi teori geosentrik mempunyai kelemahan, yaitu Matahari dan Bulan bergerak dalam jejak lingkaran mengitari Bumi, sementara planet bergerak tidak teratur dalam serangkaian simpul ke arah timur. Untuk mengatasi masalah ini, Ptolemy mengajukan dua komponen gerak. Yang pertama, gerak dalam orbit lingkaran yang seragam dengan periode satu tahun pada titik yang disebut deferent. Gerak yang kedua disebut epycycle, gerak seragam dalam lintasan lingkaran dan berpusat pada deferent.

c. Teori heliosentrik

Nicolaus Copernicus 1473-1543 merupakan orang pertama yang secara terang- terangan menyatakan bahwa Matahari merupakan pusat sistem Tata Surya, dan Bumi bergerak mengeliinginya dalam orbit lingkaran. Untuk masalah orbit, data yang didapat Copernicus memperlihatkan adanya indikasi penyimpangan kecepatan sudut orbit planet-planet. Namun ia mempertahankan bentuk orbit lingkaran dengan menyatakan bahwa orbitnya tidak kosentrik. Teori heliosentrik disampaikan Copernicus dalam publikasinya yang berjudul De Revolutionibus Orbium Coelestium kepada Paus Pope III dan diterima oleh gereja. Setelah kematian Copernicus pandangan gereja berubah ketika pada akhir abad ke- 16 filsuf Italy, Giordano Bruno, menyatakan semua bintang mirip dengan Matahari dan masing-masing memiliki sistem planetnya yang dihuni oleh jenis manusia yang berbeda. Pandangan inilah yang menyebabkan ia dibakar dan teori Heliosentrik dianggap berbahaya karena bertentangan dengan pandangan gereja yang menganggap manusialah yang menjadi sentral di alam semesta.

d. Lahirnya Hukum Kepler