2. Dukunglah selalu tulisan siswa anda, dan pujilah tulisan siswa anda
untuk memotivasi siswa agar terus menulis atau mengarang. 3.
Tawarkan saran dan kritik kepada siswa hanya kalau mereka sudah menjadi penulis yang terampil dan percaya diri.
4. Hargai privasi anak, jangan membaca tulisannya tanpa seijinnya.
Dikhawatirkan siswa menjadi tidak percaya diri. 5.
Hargai pendapat siswa. Apapun dan bagaimanapun bentuk pendapat mereka, maka kita sebagai seorang pendidik harus selalu menghargai
pendapat siswa kita. 6.
Jangan menuntut kesempurnaan. Siswa kelas 3 MISD adalah siswa yang baru mulai belajar menulis karangan secara sederhana, jadi
janganlah kita sebagai pendidik menuntut kesempurnaan. 7.
Sadarilah bahwa siswa memiliki selera menulis yang berbeda-beda, seperti hnya selera membaca. Doronglah mereka untuk menulis apapun
yang mereka senangi. 8.
Kita tidak perlu mengajarkan tata bahasa kepada siswa kelas 3 SDMI ketika mereka baru mulai menulis. Karena pengetahuan ketatabahasaan
bersifat berkembang sehingga dikuasai oleh anak-anak sedikit demi sedikit, daripada dipelajari langsung.
h. Rubrik Penilaian Menulis
Penilaian terhadap hasil karangan siswa dapat dilakukan secara holistis dan analitis.
12
Rubrik penilaian analitis memerinci komponen komponen mengarang, seperti kualitas isi karangan, keakuratan dan
kekuatan isi, organisasi penulisan, ketepatan diksi, kalimat, ejaan dan lain sebagainya,
dengan memberikan
skor masing-masing
komponen. Sedangkan rubrik penilaian holistis yaitu sebaliknya, tidak memerinci
komponen atau kriteria penilaian sebagaimana yang terdapat pada penilaian analitis. Artinya, menilai sebuah karangan peserta didik secara keseluruhan,
dibaca dari awal hingga akhir dan setelah selesai diberi skor.
12
Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa, Jogjakarta: BPFE, 2010, h. 443
Tabel 2.I Indikator Penilaian Mengarang
No Kategori Penilaian
Skor
1 2
3 Kesesuaian gambar kolase dengan isi karangan.
Pemilihan kata atau diksi. Penggunaan tanda baca.
Jumlah
3. Media Pembelajaran a.
Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari Bahasa Latin, yakni medius yang secara harfiahnya berarti “tengah, pengantar atau perantara”. Dalam Bahasa Arab,
media disebut “wasail” bentuk jama dari wasilah yakni sinonim alwasth yang
artinya juga” tengah”.
13
Konsep atau definisi media pembelajaran. Rossi dan Breidle mengemukakan
“ Media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan, seperti radio,
televisi , buku, Koran, dan sebagainya”.
14
Gerlach mengatakan “Media itu meliputi orang, bahan, peralatan, atau
kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap”. Sedangkan Marsh Mcluhan
berpendapat “Media Pembelajaran adalah sebagai penyampai pesan”.
15
Dari beberapa pengertian atau definisi yang disampaikan oleh beberapa para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian media pembelajaran
adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari
13
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, Jakarta: Gaung Persada, 2012, h.6.
14
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2011, h.163.
15
Trianto, Pengembangan Model Pembelajaran Tematik, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2009, h.128.