1. Otak menjadi cerdas
Jika kita sering menulis berarti kita sedang mengasah otak kita. Otak yang sering diasah akan menjadi cerdas. Menulis juga menambah
pengetahuan dan pengalaman yang dapat merubah pola piker dan tingkah laku ke arah yang lebih baik.
2. Menghilangkan stress
Penulis dapat terlatih dalam mengembangkan berbagai gagasan dengan menulis, penulis terpaksa bernalar menghubungkan serta membanding-
bandingkan fakta untuk mengembangkan berbagai gagasannya. Penulis dapat terlatih dalam mengorganisasikan gagasan secara sistematis serta
mengungkapkannya secara tersurat. 3.
Dengan menulis, penlis terdorong untuk terus belajar secara aktif. Penulis menjadi penemu sekaligus pemecah masalah.
4. Media penyimpanan
Menulis merupakan media penyimpanan kenang-kenangan atau kejadian yang terjadi di masa lalu baik kejadian yang menyenangkan
maupun kejadian yang menyedihkan. 5.
Menghasilkan uang Dengan menulis kita bisa menambah pundi-pundi keuangan yang kita
miliki, dengan menjual atau mempulikasikan tulisan yang kita tulis kepada pihak penerbit atau menjualnya kepada pembaca.
g. Cara Menumbuhkan Keterampilan Menulis
Agar siswa tertarik dan bergairah untuk menulis atau mengarang, maka seorang guru harus mempunyai kiat untuk menjadikan siswa-siswanya untuk
terampil dlam menulis atau mengarang. Adapun kiat-kiat tersebut yaitu :
11
1. Tumbuhkan kecintaan dan kebiasaan membaca pada diri siswa. Inilah
satu-satunya hal terpenting yang bisa anda lakukan untuk menjamin agar mereka menjadi penuis yang baik.
11
Mary Leonhardt, 99 Cara Menjadikan Anak Anda Bergairah Menulis, Bandung:Kaifa: 2001, h. 31
2. Dukunglah selalu tulisan siswa anda, dan pujilah tulisan siswa anda
untuk memotivasi siswa agar terus menulis atau mengarang. 3.
Tawarkan saran dan kritik kepada siswa hanya kalau mereka sudah menjadi penulis yang terampil dan percaya diri.
4. Hargai privasi anak, jangan membaca tulisannya tanpa seijinnya.
Dikhawatirkan siswa menjadi tidak percaya diri. 5.
Hargai pendapat siswa. Apapun dan bagaimanapun bentuk pendapat mereka, maka kita sebagai seorang pendidik harus selalu menghargai
pendapat siswa kita. 6.
Jangan menuntut kesempurnaan. Siswa kelas 3 MISD adalah siswa yang baru mulai belajar menulis karangan secara sederhana, jadi
janganlah kita sebagai pendidik menuntut kesempurnaan. 7.
Sadarilah bahwa siswa memiliki selera menulis yang berbeda-beda, seperti hnya selera membaca. Doronglah mereka untuk menulis apapun
yang mereka senangi. 8.
Kita tidak perlu mengajarkan tata bahasa kepada siswa kelas 3 SDMI ketika mereka baru mulai menulis. Karena pengetahuan ketatabahasaan
bersifat berkembang sehingga dikuasai oleh anak-anak sedikit demi sedikit, daripada dipelajari langsung.
h. Rubrik Penilaian Menulis
Penilaian terhadap hasil karangan siswa dapat dilakukan secara holistis dan analitis.
12
Rubrik penilaian analitis memerinci komponen komponen mengarang, seperti kualitas isi karangan, keakuratan dan
kekuatan isi, organisasi penulisan, ketepatan diksi, kalimat, ejaan dan lain sebagainya,
dengan memberikan
skor masing-masing
komponen. Sedangkan rubrik penilaian holistis yaitu sebaliknya, tidak memerinci
komponen atau kriteria penilaian sebagaimana yang terdapat pada penilaian analitis. Artinya, menilai sebuah karangan peserta didik secara keseluruhan,
dibaca dari awal hingga akhir dan setelah selesai diberi skor.
12
Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa, Jogjakarta: BPFE, 2010, h. 443