Peningkatan hasil belajar bahasa Indonesia dalam pokok bahasan mengarang melalui media gambar kolase di MI Ainul Yaqiin Parung Jaya Tangerang Tahun pelajaran 2013/2014

(1)

MEDIA GAMBAR KOLASE DI MI AINUL YAQIIN PARUNG

JAYA TANGERANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

SKRIPSI

oleh

MARIYANIH

1811018300084

PROGRAM PGMI DUAL MODE SISTEM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H/2014


(2)

(3)

(4)

(5)

iii

Mariyanih, Peningkatan hasil belajar bahasa Indonesia dalam pokok bahasan mengarang melalui media gambar kolase di MI Ainul Yaqiin Parung Jaya, Tangerang, program studi PGMI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia menulis karangan sederhana melalui media kolase ciptaan sendiri. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas III MI Ainul Yaqiin Parung Jaya yang berjumlah 18 orang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, dengan strategi kooperatif

learning. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes objektif yang berbentuk penugasan, tes objektif bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar siswa, sedangkan untuk mengetahui proses pembelajaran digunakan lembar observasi dan angket untuk mengetahui respon siswa terhadap strategi kooperatif learning. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan media gambar kolase dapat meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia dalam pokok bahasan mengarang, siswa kelas III MI Ainul Yaqiin Parung Jaya Tangerang.


(6)

iv

Mariyanih, Improvement of study Indonesia Language results in the subject write with the medium of collage picture. in MI AINUL YAQIIN Parung Jaya, Tangerang Faculty of Tarbiyah and teaching, State University of Syarif Hidayatullah, Jakarta. This research aims to improve study Indonesia Language results, write with the medium of collage picture. The subject of this research is the grade III MI Ainul Yaqin parung jaya, which totaled 18 people. The method used in this research is classroom action research with cooperative learning strategy. The instrument use in this research is objective test and observation. From the results of this research can be conclude that applying of medum collage picture can improve results of Indonesia Language learning in the subject write in grade III MI Ainul Yagiin Parung Jaya, Tangerang


(7)

v

Bismillahirrohmanirrohim

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadirat Allah Swt atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw yang telah membawa manusia menuju jalan kebenaran. Beserta keluarga dan sahabatnya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang dihadapi selama penulisan skripsi ini, namun atas pertolongan dan bimbingan Allah Swt serta motivasi dari berbagai pihak, akhirnya penulisan skripsi yang berjudul Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia dalam Pokok Bahasan Mengarang Melalui Media Gambar Kolase di Kelas III Semester II MI Ainul Yaqiin Parung Jaya, Tangerang, Tahun Pelajaran 2013/2014 ini dapat diselesaikan oleh penulis. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar besarnya kepada semua pihak yang telah berjasa dalam penulisan skripsi ini, diantaranya:

1. Nurlena Rifai, Ph.D, selaku dekan Fakultas Ilmu Tarbiyyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Dr. Fauzan, M.Pd, selaku ketua jurusan PGMI UIN Syarif Hidayatullah 3. Dindin Ridwanuddin, M.Pd, sebagai koordinator DMS PGMI UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

4. Dra. Hindun, M.Pd, selaku dosen pembimbing yang selama ini membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi ini, sehingga dapat selesai tepat pada waktunya.

5. Seluruh dosen dan staf pegawai UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khusunya di Jurusan PGMI (Pendidikan Guru MI) yang telah memberikan bantuan dan dukungannya.


(8)

vi

7. Segenap pimpinan dan staf perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 8. Kedua orang tua yang tak henti-hentinya mendoakan dan memberikan

motivasi kepada penulis, suami tercinta yang selalu mendampingi penulis serta memberikan motivasi yang besar dan seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan bagi penulis.

9. Sahabat-sahabat (Suheni, Ida, Yayat, Royani) dan seluruh sahabat jurusan PGMI yang telah memberikan motivasi dan dukungannya kepada penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga Allah Swt membalas amal baik mereka.

Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khusunya dan bagi pembaca umumnya.

Jakarta, April 2014


(9)

vii HALAMAN JUDUL

SURAT PERNYATAN KARYA SENDIRI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ... i

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... x

TAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Perumusan Masalah ... 4

E. Tujuan dan Manfaat Peneltitian ... 4

BAB II LANDASAN TEORETIS A. Hakikat Menulis ... 6

1. Teori Belajar ... 6

2. Teori Menulis ... 7

a. Definisi Menulis ... 7

b. Penilaian Keterampilan Menulis ... 8

c. Jenis-Jenis Menulis ... 9

1) Menulis Fiksi ... 9

2) Menulis Non Fiksi ... 10


(10)

viii

e. Teknik Menulis ... 11

f. Tujuan dan Manfaat Menulis ... 12

g. Cara Menumbuhkan Keterapilan Menulis ... 13

h. Rubrik Penilaian Menulis ... 14

3. Media Pembelajaran ... 15

a. Definisi Menurut Para Ahli ... 15

b. Jenis-Jenis Media Pembelajaran ... 16

c. Manfaat Media Pembelajaran ... 17

4. Kolase ... 19

a. Definisi Kolase ... 19

b. Contoh Kolase ... 20

c. Tata Cara Membuat Kolase ... 22

B.Acuan Teori dan Kerangka Fikir Peneltian ... 23

C.Bahasan Hasil-Hasil Penelitian yang Relevan ... 23

D.Hipotesis Tindakan ... 24

BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 23

B. Metode dan Desain Tindakan ... 23

C. Subyek/Partisipan Dalam Penelitian ... 28

D. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian ... 28

E. Tahap Intervensi Tindakan ... 28

F. Hasil Intervensi Tindakan ... 30

G. Data Dan Sumber Data ... 30

H. Instrumen Pengumpul Data ... 31

1. Instrumen ... 31

2. Instrumen nontes ... 31

a. Angket ... 32

b. Observasi ... 32

c. Catatan Lapangan ... 33


(11)

ix

I. Teknik Pengumpul Data ... 34

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi ... 35

K. Analisisi Data dan Interpretasi Data ... 35

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan ... 36

BAB IV DESKRIPSI ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Profil Sekolah ... 38

1. Sejarah Berdiri ... 38

2. Jumlah Guru ... 39

3. Jumlah Siswa Tahun Pelajaran 2013/2014 ... 41

4. Status Akreditasi ... 41

B. Deskripsi Data ... 41

1. Siklus 1 ... 42

a. Perencanaan ... 42

b. Pelaksanaan ... 42

c. Pengamatan ... 43

d. Refleksi ... 43

2. Siklus II a. Perencanaan ... 45

b. Pelaksanaan ... 45

c. Pengamatan ... 46

d. Refleksi ... 47

C. Analisis Data ... 48

1. Hasil Angket ... 48

2. Catatan Lapangan ... 49

3. Hasil Observasi ... 51

4. Dokumentasi ... 53

5. Nilai Tes Hasil Belajar ... 55


(12)

x BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 58 B. Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 60 LAMPIRAN


(13)

xi

Tabel 2.1. Indikator Penilaian Mengarang ...……….... 15

Tabel 3.1. Pengamatan Aktivitas Siswa ...………...…. 33

Tabel 3.2. Catatan Lapangan ...………. 34

Tabel 4.1. Keadaan Guru MI Ainul Yaqiin ………..……… 40

Tabel 4.2. Jumlah Siswa Kelas I s.d. Kelas 6 MI Ainul Yaqiin Tahun Pelajaran 2013/2014 …………...………..………… 41

Tabel 4.3. Hasil Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah Tindakan ………. 45

Tabel 4.4. Rekap Hasil Test pada Siklus II ………..… 48

Tabel 4.5. Persentase Ketertarikan Siswa Terhadap Mapel Bahasa Indonesia ……….……….… 49

Tabel 4.6. Catatan Lapangan Siklus I ……….. 50

Tabel 4.7. Catatan Lapangan Siklus II ………. 51

Tabel 4.8. Hasil Observasi Terhadap Siswa Selama Proses Pembelajaran Pada Siklus I ...………...….. 52

Tabel 4.9. Hasil Observasi Terhadap Siswa Selama Proses Pembelajaran Pada Siklus II ..………...….. 53


(14)

x

Gambar 2.1. Contoh Kolase ………. 20 Gambar 3.1. Alur Penelitian Tindakan Kelas ………..… 25 Gambar 4.1. Foto Kegiatan Anak ……… 54


(15)

xii

Lampiran

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

2. Angket Tertutup Minat Siswa Terhadap Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

3. Penghitungan Skor Observasi

4. Format Observasi Guru Terhadap Kegiatan Belajar Mengajar 5. Lembar Kerja Siswa


(16)

1 A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan sarana penting untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, karena melalui pendidikan setiap manusia akan senantiasa mendasari setiap aktivitas kehidupannya dengan ilmu pengetahuan tersebut. Pendidikan berfungsi untuk membantu peserta didik dalam pengembangan dirinya, yaitu pengembangan semua potensi, kecakapan serta karakteristik pribadinya kearah yang lebih positif, baik bagi dirinya maupun lingkungannya.

Bahasa Indonesia mempunyai payung hukum yang cukup kuat, antara lain Undang-Undang Dasar Negara 1945, Undang undang nomor 24 tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, Lambang Negara dan Lagu Kebangsaan. Di samping kedua undang-undang itu , ada tiga buah peristiwa yang melahirkan kesepakatan mengenai Bahasa Indonesia yaitu, gerakan kebangkitan Nasional, Sumpah Pemuda dan Seminar Politik Bahasa Indonesia.1

Mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang harus diberikan kepada setiap peserta didik, dari mulai tingkat SD sampai tingkat SMU, karena pengajaran Bahasa Indonesia dapat berfungsi untuk mempermudah peserta didik berkomunikasi dengan orang lain atau lingkungan sekitarnya. Pengajaran bahasa Indonesia juga bertujuan agar peserta didik terampil berbahasa lisan dan berbahasa tulisan..

Bahasa lisan dan bahasa tulis merupakan dua ragam bahasa yang sangat berbeda. Bahasa lisan dihasilkan oleh alat ucap dan unsur nonbahasa lainnya,

1


(17)

sedangkan bahasa tulis dihasilkan dengan penggunaan lambang bahasa berupa tulisan. Bahasa lisan dikenal kali pertama oleh manusia ketika dia mendengar orang di sekitarnya berbicara, sedangkan bahasa tulis baru dikenal setelah anak mengenal peradaban. Ini menyiratkan bahwa ragam lisan dan tulis tidak dapat disamakan.

Mengarang merupakan keterampilan berbahasa aktif, kemampaun puncak seseorang untuk dikatakan terampil berbahasa wujudnya ialah mampu menulis. Mengarang nerupakan keterampilan yang sangat kompleks. Menulis atau tulisan juga merupakan media untuk melestarikan dan menyebarluaskan informasi dan ilmu pengetahuan.2

Mengarang merupakan keterampilan berbahasa. Menulis dan mengarang sebenarnya dua kegiatan yang sama, karena menulis berarti mengarang (menyusun atau merangkai kata menjadi kalimat, menyususn kalimat menjadi paragraf, menyusun paragraf menjadi tulisan kompleks, yang mengusung pokok persoalan). Karangan adalah hasil penjabaran suatu gagasan secara resmi dan ter atur tentang suatu topik atau pokok bahasan.3

Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang harus dimiliki oleh setiap peserta didik. Kemampuan menulis secara formal memerlukan latihan dan bimbingan yang serius. Kemampuan menulis sangat penting dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Karena dengan kemampauannya dalam menulis kita dapat mempersiapkan anak didik kita untuk menjadi seorang penulis yang handal, yang mampu menciptakan puluhan judul buku bahkan mungkin ratusan.

Di kalangan pelajar atau peserta didik khususnya di tingkat SD atau MI bahkan sampai tingkat SMU, kemampuan mengarang siswa masih sangat rendah. Hal ini terbukti dari kurangnya buku hasil karya anak-anak, baik dari tingkat SD/MI sampai tingkat SMU. Hal ini mungkin saja terjdi karena

2

Hindun, Pembelajaran Bahasa Indonesia Berkarakter di MI/SD, (Depok: Nufa Citra Mandiri,

2013), h. 201 3


(18)

kurangnya seorang guru melatih peserta didik untuk membuat karangan, sehingga ketika peserta didik diperintahkan untuk mengarang mereka sangat kebingungan mencari dan merangkai kata-kata.

Untuk membuat siswa terampil dalam mengarang, maka sebaiknya harus sering melatih siswa-siswanya dalam membuat karangan. Selain latihan, metode dan media yang di gunakan guru dalam mengajarkan materi mengarang pada anak usia SD/MI juga harus diperhatikan. Dengan menggunakan metode yang bervariatif dan media yang menarik diharapkan pelajaran mengarang menjadi lebih mudah dan menyenagkan bagi anak-anak. Dengan media kolase ciptaan siswa sendiri, maka diharapkan siswa kelas III MI Ainul Yaqiin lebih tinggi hasil belajarnya, lebih utama dalam pokok bahasan “ menulis karangan sederhana “.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti mencoba untuk mengadakan pengajaran dengan melakukan penelitian dengan judul skripsi : “Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia dalam Pokok Bahasan Mengarang Melalui Media Gambar Kolase”.

B. Identifikasi

Data yang diperoleh dari siswa kelas III MI Ainul Yaqiin tentang kemampuan menulis setelah dilakukan tes awal hanya 25 % dari jumlah siswa yang ada. Hal tersebut membuktikan bahwa kemampuan menulis siswa kelas III MI Ainul Yaqiin sangat rendah. Dengan demikian perlu dilakukan tindakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam menulis karangan sederhana. Dari hasil identifikasi ditemukan beberapa fakta penyebab rendahnya kemampuan menulis siswa, yaitu :

1. Belum menggunakan metode yang sesuai dengan materi pelajaran. 2. Belum menggunakan media yang menarik bagi siswa.


(19)

4. Kurangnya pemanfaatan lingkungan alam sekitar sekolah sebagai media pembelajaran secara optimal.

5. Kurangnya penggunaan model pembelajaran yang aktif dan kreatif.

C. Pembatasan Masalah

Agar masalah yang dikemukakan tidak menyebar luas dan rancu, maka pembahasan dalam ruang lingkup masalah dibatasi pada :

1. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III MI Ainul Yaqiin Parung Jaya, Tangerang semester genap tahun ajaran 2013/2014

2. Mengarang yang meliputi fiksi dan non fiksi 3. Media yang meliputi: definisi, jenis dan manfaat

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan masalah latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah yang diperoleh adalah “Apakah media gambar kolase dapat meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia pada pokok bahasan mengarang bagi siswa kelas III MI Ainul Yaqiin tahun pelajaran 2014/2015?”.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar bahasa Indonesia dalam pokok bahasan menulis karangan sederhana melalui media kolase ciptaan sendiri. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis.


(20)

1. Manfaat teoretis

Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan bahasa Indonesia tentang media gambar kolase dalam pembelajaran mengarang bahasa Indonesia.

2. Secara praktis

Hasil penelitian ini dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam pelajaran bahasa Indonesia tentang menulis karangan sederhana. Bagi guru memberikan kontribusi kepada guru dalam upaya miningkatkan kreatifitas dalam mengajar seperti memanfaatkan bahan alam sebagai sumber beajar. Bagi sekolah, menambah daftar pustaka sekolah.


(21)

6 A.Hakikat Menulis

1. Teori Belajar

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah maupun keluarganya sendiri.

Skinner, berpendapat bahwa “Belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif”.1

Hintzman, “Belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri manusia disebabkan oleh pengalaman yang mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut”.

Belajar adalah suatu kegiatan yang tidak dibatasi oleh tempat, ruang, waktu, dan usia. Kita bisa belajar di mana saja, kapan saja, bahkan dari siapa saja asalkan orang tersebut dapat memberikan pengetahuan yang membuat diri kita berubah dari h yang tidak tahu menjadi tahu, atau tidak bisa menjadi bisa.

Travers, berpendapat ”Belajar mencakup perubahan yang relative permanen dalam tingkah laku sebagai akibat dari penyingkapan terhadap kondisi dalam lingkungan”.2

Gagne mengatakan “Belajar adalah suatu perubahan dalam waktu atau kemampuan manusia yang berlangsung selama suatu jangka waktu dan tidak sekedar proses pertumbuhan”.3

1

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2010), h. 88

3

Anisah Basleman dan Syamsu Mappa, Teori Belajar Orang Dewasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2011),h .7


(22)

Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dari belajar adalah adanya suatu perubahan tingkah laku yang bersifat permanen yang disebabkan oleh pengalamannya.

2. Teori Menulis

a. Definisi Menulis

Pembelajaran menulis merupakan komponen penggunaan bahasa yang harus diajarkan di sekolah. Hal itu tersurat pada tujuan Kurikulum 2006, yang berbunyi”Agar peserta didik memiliki keterampilan sebagai berikut: berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulisan. Pada kurikulum 2004 kompetensi menulis yang diharapkan dari SD/MI adalah “dapat menulis karangan naratif dan nonnaratif dengan tulisan rapi dan jelas dengan memperhatikan tujuan dan ragam pembaca, memakai ejaan dan tanda baca, dan kosa kata yang tepat dengan menggunakan kalimat tunggal dan kalimat majemuk”.4

Tujuan keterampilan menulis diarahkan pada tataran penggunaan sebagai berikut: (1) siswa mampu mengungkapkan gagasan, pendapat, pengalaman dan perasaan secara tertulis dengan jelas; (2) siswa mampu menyampaikan informasi secara tertulis sesuai dengan konteks dan keadaan; (3) siswa memiliki kegemaran menulis; (4) siswa mampu memanfaatkan unsu-unsur kebahasaan karya sastra dan menulis. .

Pendapat dari beberapa ahli mengenai pengertian menulis yaitu sebagai berikut:

1. Menulis adalah membuat huruf (angka dsb) dengan pena, melahirkan pikiran dan perasaan seperti mengarang dan membuat surat dengan tulisan, mengarang di majalah, mengarang roman.

2. Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang difahami oleh seseorang,

4

Novi Resmini dan Dadan Juanda, Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Di Kelas Tinggi, (Bandung: UPI PRES, 2007) h. 115.


(23)

sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa gambar itu.

3. Menulis adalah kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan dengan tulisan.Dapat juga diartikan bahwa menulis adalah berkomunikasi mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara tertulis.

Berdasarkan beberapa pengertian tentang menulis yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli, maka dapat disimpulkan bahwa menulis adalah suatu proses dan aktivitas melahirkan gagasan, pikiran, perasaan kepada orang lain melalui media tulisan.

b. Penilaian keterampilan menulis

Penilaian kemampuan menulis dapat dibuat dalam beberapa bentuk, diantaranya yaitu:5

1. Tes Unsur-Unsur Kemampuan Menulis

Bentuk tes ini hanya dimaksudkan untuk mengungkap kemampuan kebahasaan atau teori-teori tentang menulis, yang termasuk bentuk tes unsure-unsur kemampuan menulis adalah: (tes ejaan dan tanda baca, tata bahasa, menyusun kalimat, teori paragraf, jenis karangan, dan sebagainya).

2. Menulis Reproduksi

Menulis reproduksi adalah bentuk asesmen menulis yang dihasilkan dari suatu rangsangan tertentu, kemudian dijadikan bahan dalam tulisan, yang termasuk dalam bentuk tes ini adalah: (tes menulis berdasarkan karangan visual, berdasarkan rangsang suara, dan menulis dengan rangsang buku).

3. Menulis Produksi

Menulis produksi adalah penilaian yang dihasilkan tanpa adanya suatu rangsangan, tapi disusun berdasarkan pada tujuan, bagian, bentuk,

5

Sri Wahyuni dan Abd. Syukur, Asesmen Pembelajaran Bahasa,(Bandung:PT Rafika Aditama,2012),h. 37.


(24)

atau jenis karangan tertentu, yang termasuk jenis tes produksi adalah:( tes menyusun paragraf, tes menulis dengan tema tertentu, tes menulis karangan bebas, tes menulis laporan,tes menulis surat dan sebagainya).

c. Jenis-Jenis Menulis 1. Menulis Fiksi

Pembelajaran menulis fiksi perlu mendapat perhatian dari para guru SD/MI, karena mempunyai peranan penting dalam membantu siswa dalam mengembangkan daya khayaldan kecerdasan emosionalnya. Perkembangan kecerdasan intelektul harus dibarengi dengan perkembangan kecerdasan emosional, agar kelak mereka tidak hanya menjadi manusia yang cerdas otaknya saja, melainkan menjadi manusia yang arif dan bijaksana. Goleman mengatakan ”Bahwa untuk sekarang, yang sukses dalam kehidupan ini tidak hanya cerdas intelektual, yang sukses bisa berkarir dan bisa berlanjut hidup umumnya orang yang kecerdasan emosionalnya tinggi”.6

Mengarang fiksi pada hakikatnya menulis kreatif, yaitu menulis dengan maksud untuk mengungkapkan perasaan atau emosi, misalnya menulis puisi, cerpen novel dan drama. Dengan dilaksanakannya pembelajaran menulis fiksi di kelas 3 SD/MI, diharapkan siswa mampu mengungkapkan daya emosionalnya yang sesuai dengan lingkungan dan budaya tempat mereka tinggal.

Di sekolah dasar kelas 3 SD/MI , pembelajaran mengarang fiksi diajarkan dengan pola bermain. Sapardi Djoko berpendapat bahwa “menulis atau mengarang adalah bermain-main”.7 Dengan demikian pembelajaran menulis atau mengarang sastra harus dikemas dalam permainan, agar siswa mengerjakannya dengan penuh kegembiraan.

2. Menulis Nonfiksi

6

Novi Resmini dan Dadan Juanda, Pendidikan Bahasa Dan Sastra Di Kelas Tinggi, (Bandung: UPI Pres,2007), h. 137.

7

Sapardi Djoko Damono dalam Novi Resmini dan Dadan Juanda, Pendidikan Bahasa Dan Sastra Di Kelas Tinggi, (Bandung: UPI Pres,2007), h. 137


(25)

Secara teoretis, karya fiksi dapat dibedakan dengan karya nonfiksi, walaupun tentu saja pembedaan itu tidak bersifat mutlak. Karya fiksi bersifat khayalan dan karya nonfiksi bersifat empirik (logis atau nyata). Fiksi adalah tulisan yang dibangun berdasarkan khayalan pengarangnya. Nonfiksi adalah karangan yang dibangun berdasarkan kenyataan. Karangan nonfiksi dapat dibuktikan secara empiris. Yang termasuk kedalam tulisan nonfiksi adalah surat, iklan, pengumuman, naskah, pidato, laporan, dan lain-lain.

Surat adalah salah satu sarana komunikasi tertulis untuk menyampaikan suatu pesan dari satu pihak ke pihak lain baik perorangan maupun organisasi. Menurut kepentingan pengirimnya surat dapat dibedakan dalam surat pribadi dan surat dinas.

Iklan sebenarnya sama dengan pengumuman. Iklan adalah pengumuman dari produsen dengan tujuan memberitahukan hasil produksinya. Iklan dapat juga diartikan sebagai suatu cara yang dipergunakan oleg seseorang atau suatu perusahaan dengan maksud memberitahukan sesuatu kepada umum, disertai dengan susunan kata yang menarik.

Pidato adalah berbicara yang tujuannya untuk menyampaikan sesuatu dihadapan orang banyak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pidato dapat dilaksanakan dengan berbagai cara, yaitu dengan menghafal naskah pidato, dengan membaca naskah pidato,menggunakan garis besar atau tanpa naskah.

Laporan adalah suatu dokumen yang memuat informasi tertentu yang telah dikumpulkan dan disusun. Laporan bisa juga berupa keterangan tentang sesuatu yang sedang diteliti. Laporan bisa dilaporkan secara tertulis dan secara lisan.

d. Meningkatkan Keterampilan Menulis

Sebuah tulisan dibentuk oleh paragraph-paragraf, sedangkan paragraf dibentuk oleh kalimat-kalimat. Kalimat-kalimat yang membentuk paragraf itu haruslah merangkai, kalimat yang satu dengan kalimat berikutnya harus berkaitan begitu seterusnya, sehingga membentuk satu kesatuan yang utuh atau


(26)

membentuk sebuah gagasan, sedangkan kalimat dibentuk oleh kata-kata. Selanjutnya paragraf dengan paragraf pun merangkai secara utuh membentuk sebuah wacana atau karangan yang memiliki tema yang utuh. Paragraf suatu karangan harus terdiri dari tiga komponen, yaitiu paragraf pembuka, paragraf pengembang dan paragraf penutup.8

Kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa. Kalimat adalah gabungan dari ungkapan atau frase. Kalimat yang digunakan dalam tulisan hendaknya berupa kalimat yang efektif. Paragraf adalah suatu kesatuan pikiran, yang merupakan kumpulan kalimat yang berkaitan dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan.

Paragraf sebagai bagian terkecil dari suatu karangan, maka isi, pesan, tema atau ide pokok dari paragraf harus relevan dan menunjang isi, pesan, tema dan ide pokok dari suatu karangan. Paragraf yang baik dan efektif harus memenuhi tiga persyaratan, yaitu kesatuan, kepaduan dan pengembangan atau kelengkapan paragraf.

e. Teknik Menulis

Untuk memudahkan menulis suatu karangan, maka penulis harus membuat sebuah kerangka tulis yang disebut kerangka karangan. Kerangka karangan adalah suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu yang akan ditulis.9

Langkah-langkah untuk menyusun kerangka karangan adalah sebagai berukut:

1. Merumuskan tema. Tema yang dirumuskan untuk kepentingan suatu kerangka karangan haruslah berbentuk tesis atau pengungkapan maksud.

2. Mengadakan infentarisasi topic-topik bawaan yang dianggap merupakan perincian dari esis atau pengungkapan maksud tadi.

8

Kunjana Rahardi, Penyuntingan Bahasa Indonesia untuk Karang-Mengarang, (Jakarta: Erlangga, 2009), h.167

9


(27)

3. Mengadakan evaluasi semua topik yang telah tercatat.

f. Tujuan dan Manfaat Menulis

Seorang tergerak untuk menulis karena memiliki tujuan obyektif yang dapat dipertanggungjawabkan dihadapan pablik pembacanya.10 Adapun tujuan-tujuan tersebut yaitu:

1. Menginformasikan

Tujuan pertama dan paling utama dari menulis adalah menginformasikan segala sesuatu, baik itu fakta, data maupun peristiwa, agar pembaca memperoleh pengetahuan dan pemahaman baru.

2. Membujuk

Melalui tulisan seorang penulis mengharapkan pula pembaca dapat menentukan sikap, apakah menyetujui atau mendukung yang dikemukakan. Sebelum pada keputusan tersebut, maka seorang penulis harus mampu membujuk dan meyakinkan pembaca dengan gaya bahasa yang persuasif.

3. Mendidik.

Mendidik adalah salah satu tujuan dari komunikasi melalui tulisan. Karena melalui tulisan wawasan pengetahuan seseorang akan terus bertambah yang akhirnya akan menentkan perilaku seseorang.

4. Menghibur

Fungsi dan tujuan menghibur dalam komunikasi, bukan monopoli media massa radio dan televise, namun media cetak dapat pula berperan dalam menghibur pembacanya. Meskipun tidak semeriah hiburan di layar telepvisi, namun tulisan-tulisan atau bacaan-bacaan ringan yang kaya dengan anekdot, cerita, dan pengalaman lucu bisa menjadi bacaan penglipur lara.

Selain memiliki beberapa tujuan, menulis juga memiliki beberapa manfaat. Adapaun manfaat menulis diantaranya yaitu:

10


(28)

1. Otak menjadi cerdas

Jika kita sering menulis berarti kita sedang mengasah otak kita. Otak yang sering diasah akan menjadi cerdas. Menulis juga menambah pengetahuan dan pengalaman yang dapat merubah pola piker dan tingkah laku ke arah yang lebih baik.

2. Menghilangkan stress

Penulis dapat terlatih dalam mengembangkan berbagai gagasan dengan menulis, penulis terpaksa bernalar menghubungkan serta membanding-bandingkan fakta untuk mengembangkan berbagai gagasannya. Penulis dapat terlatih dalam mengorganisasikan gagasan secara sistematis serta mengungkapkannya secara tersurat.

3. Dengan menulis, penlis terdorong untuk terus belajar secara aktif. Penulis menjadi penemu sekaligus pemecah masalah.

4. Media penyimpanan

Menulis merupakan media penyimpanan kenang-kenangan atau kejadian yang terjadi di masa lalu baik kejadian yang menyenangkan maupun kejadian yang menyedihkan.

5. Menghasilkan uang

Dengan menulis kita bisa menambah pundi-pundi keuangan yang kita miliki, dengan menjual atau mempulikasikan tulisan yang kita tulis kepada pihak penerbit atau menjualnya kepada pembaca.

g. Cara Menumbuhkan Keterampilan Menulis

Agar siswa tertarik dan bergairah untuk menulis atau mengarang, maka seorang guru harus mempunyai kiat untuk menjadikan siswa-siswanya untuk terampil dlam menulis atau mengarang. Adapun kiat-kiat tersebut yaitu :11

1. Tumbuhkan kecintaan dan kebiasaan membaca pada diri siswa. Inilah satu-satunya hal terpenting yang bisa anda lakukan untuk menjamin agar mereka menjadi penuis yang baik.

11

Mary Leonhardt, 99 Cara Menjadikan Anak Anda Bergairah Menulis, (Bandung:Kaifa: 2001), h. 31


(29)

2. Dukunglah selalu tulisan siswa anda, dan pujilah tulisan siswa anda untuk memotivasi siswa agar terus menulis atau mengarang.

3. Tawarkan saran dan kritik kepada siswa hanya kalau mereka sudah menjadi penulis yang terampil dan percaya diri.

4. Hargai privasi anak, jangan membaca tulisannya tanpa seijinnya. Dikhawatirkan siswa menjadi tidak percaya diri.

5. Hargai pendapat siswa. Apapun dan bagaimanapun bentuk pendapat mereka, maka kita sebagai seorang pendidik harus selalu menghargai pendapat siswa kita.

6. Jangan menuntut kesempurnaan. Siswa kelas 3 MI/SD adalah siswa yang baru mulai belajar menulis karangan secara sederhana, jadi janganlah kita sebagai pendidik menuntut kesempurnaan.

7. Sadarilah bahwa siswa memiliki selera menulis yang berbeda-beda, seperti hnya selera membaca. Doronglah mereka untuk menulis apapun yang mereka senangi.

8. Kita tidak perlu mengajarkan tata bahasa kepada siswa kelas 3 SD/MI ketika mereka baru mulai menulis. Karena pengetahuan ketatabahasaan bersifat berkembang sehingga dikuasai oleh anak-anak sedikit demi sedikit, daripada dipelajari langsung.

h. Rubrik Penilaian Menulis

Penilaian terhadap hasil karangan siswa dapat dilakukan secara holistis dan analitis.12 Rubrik penilaian analitis memerinci komponen komponen mengarang, seperti kualitas isi karangan, keakuratan dan kekuatan isi, organisasi penulisan, ketepatan diksi, kalimat, ejaan dan lain sebagainya, dengan memberikan skor masing-masing komponen. Sedangkan rubrik penilaian holistis yaitu sebaliknya, tidak memerinci komponen atau kriteria penilaian sebagaimana yang terdapat pada penilaian analitis. Artinya, menilai sebuah karangan peserta didik secara keseluruhan, dibaca dari awal hingga akhir dan setelah selesai diberi skor.

12


(30)

Tabel 2.I

Indikator Penilaian Mengarang

No Kategori Penilaian Skor

1 2 3

Kesesuaian gambar kolase dengan isi karangan. Pemilihan kata atau diksi.

Penggunaan tanda baca.

Jumlah

3. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari Bahasa Latin, yakni medius yang secara harfiahnya berarti “tengah, pengantar atau perantara”. Dalam Bahasa Arab, media disebut “wasail” bentuk jama dari wasilah yakni sinonim alwasth yang artinya juga” tengah”. 13

Konsep atau definisi media pembelajaran. Rossi dan Breidle mengemukakan “ Media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan, seperti radio, televisi, buku, Koran, dan sebagainya”.14

Gerlach mengatakan “Media itu meliputi orang, bahan, peralatan, atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap”. Sedangkan Marsh Mcluhan berpendapat “Media Pembelajaran adalah sebagai penyampai pesan”.15

Dari beberapa pengertian atau definisi yang disampaikan oleh beberapa para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari

13

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada, 2012), h.6.

14

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2011), h.163.

15


(31)

sumber secara terencana, sehingga tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Dari sudut pandang cakupan, media pembelajaran dikelompokkan menjadi dua: pertama, media pembelajaran dalam arti sempit. Dalam konteks ini media pembelajaran hanya meliputi media yang dapat digunakan secara efektif dalam proses pembelajaran yang terencana. Kedua,media pembelajaran dalam arti luas, bahwa media pembelajaran tidak hanya meliputi media komunikasi elektronik saja, obyek nyata dan kunjungan kelas.

b. Jenis –jenis Media Pembelajaran

Jangan mengartikan multimedia secara sempit yaitu belajar dengan mempergunkan bantuan berbagai perangkat atau program yang mengunakan energi listrik.16 Belajar jenis ini pada hakikatnya menggunakan berbagai lingkungan belajar sebagai multimedia. Misalnya belajar diluar kelas dengan menggunakan media tumbuhan dan hewan sekitar sekaligus belajar menggunakan sumber-sumber seperti kliping, majalah pengetahuan dan bantuan computer, bantuan narasumber / ahli, pelaku kejadian khusus dan sebagainya. Pembelajaran multimedia membatu mempercepat proses pemahaman siswa dan pengumpulan portofolio siswa.

Media pembelajaran meliputi berbagai jenis antara lain: 1. Media Audio

Media audio adalah media yang hanya melibatkan indra pendengaran, dan hanya mampu memanipulasi kemampuan suara semata.Dilihat dari sifat pesan yang diterimanya media audio ini menerima pesan verbal dan non verbal.Pesan verbal audio yakni bahasa lisan atau kata-kata, dan pesan non verbal audio adalah seperti bunyi-bunyian dan vokalisasi seperti gerutan, gumam, music dan lain-lain.

Adapun contoh dari media audio ini adalah radio, phonograph,open reel tapes,laboratorium bahasa dan lain-lain.

2. Media Visual

16

Suyono dan Hariyanto Belajar Dan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), h. 139.


(32)

Media Visual adalah media yang melibatkan indra penglihatan. Media visual verbal, yaitu media yang memuat pesan-pesan verbal (pesan linguastik berbentuk tulisan). Kedua media visual nonverbal grafis, yaitu media yang memuat symbol-simbol visual atau unsure grafis (sketsa,lukisan, photo. Ketiga media visual tiga dimensi berupa model, seperti miniature,mock up, specimen dan diorama.

3. Media audio visual

Media audio visual adalah media yang melibatkan indra pendengaran dan indra penglihatan sekaligus dalam satu proses. Pesan visual yang terlihat dan terdengar itu dapat disajikan melalui film documenter, film drama dan televisi.

4. Multimedia

Multimedia merupakan media yang melibatkan berbagai indra dalam sebuah proses pembelajaran. Termasuk dalam media ini adalah segala sesuatu yang dapat memberikan pengalaman secara langsung, bisa melalui computer dan internet. Bisa juga melalui pengalaman berbuat dan pengalaman terlibat.Contohnya adalah lingkungan nyata, dan karyawisata. Sedangkan yang termasuk pengalaman terlibat adalah permainan dan simulasi, bermain peran dan forum teater.

c. Manfaat Media Pembelajaran

Hamalik mengungkapkan”Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat belajar, membangkitkan motuvasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa”.17

Media pembelajaran diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain:

1. Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku.

Setiap pelajar yang melihat atau mendengar penyajian pembelajaran melalui media menerima pesan yang sama.

17


(33)

2. Pembelajaran bisa lebih menarik.

Media dapat diasosiasikan sebagai penarik perhatian dan membuat siswa tetap terjaga dan perhatian, sehingga media memiliki aspek motivasi dan meningkatkan minat belajar.

3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif.

Dengan digunakannya media yang menarik akan memotivasi siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan.

4. Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan.

Bila media yang disajikan terintegrasi dengan kata dan gambar, dan dapat mengkomunikasikan elemen-elemen pengetahun.

5. Dapat mempersingkat waktu pembelajaran.

Dengan menggunakan media pembelajaran dapat mempersingkat waktu untuk menyampaikan pesan-pesan dan isi pelajaran.

.

4. KOLASE

a. Definisi kolase

Dalam bidang seni barang bekas seperti majalah lama, Koran bekas, pakaian, kardus, kaleng, plastik kemasan dan daun-daun kering dapat digunakan untuk menghasilkan bermacam kreasi yang unik salah satunya melalui kolase.

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia “Kolase adalah komposisi artistik yang dibuat dari berbagai bahan (kertas, kayu, daun-daunan, biji-bijian, dan lain-lain) yang ditempelkan pada permukaan gambar”. M. Saleh Kasim mengungkapkan, kolase adalah menggambar dengan teknik tempel. Muharam menyatakan bahwa kolase adalah teknik melukis dan mempergunakan warna-warna kepingan batu, kaca, marmer, keramik, kayu, yang ditempelkan.18 Kolase merupakan bentuk gambar yang diwujudkan dengan menyusun

18


(34)

kepingan berwarna yang diolesi lem kemudian ditempelkan pada bidang gambar. Budiono MA mengatakan “kolase sebagai komposisi artistik yang dibuat dari berbagai bahan yang ditempelkan pada permukaan gambar”.19

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kolase adalah kegiatan menempel ke dalam bentuk gambar yang telah ditentukan dengan menggunakan barang-barang bekas, biji-bijian, daun-daunan dan barang bekas lainnya yang sudah tidak terpakai lagi.

Kegiatan mengkolase termasuk kegiatan keterampilan atau pengembangan psikomotor.Belajar keterampilan motorik menuntut kemampuan untuk merangkaikan sejumlah gerak-gerak jasmani sampai menjadi satu keseluruhan yang harus dilatih.

Sesungguhnya memberi pengalaman praktis berarti memberi masukan wawasan dan ilmu pengetahuaan kepada peserta didik. Ketika anak mulai tumbuh dan mampu memfungsikan kedua tangannya untuk melakukan banyak hal, ketika itu pula akalnya mulai terbuka.20

b. Contoh Kolase

Pembuatan kolase dapat menggunakan barang-barang bekas seperti, kertas tisu,kardus, kaca, batu-batuan, biji-bijian, daun-daunan kayu dan lain sebagainya.

19

http://pembelajaran-pendidikan.blogspot.com/2012/04/pengertian-kolase.html 20


(35)

Gambar 2.1 Contoh Kolase

1. Kolase gambar buah semangka dari kertas origami


(36)

3. Kolase gambar dari daun-daunan warna-warni


(37)

5. Kolase gambar burung merak dari batu-batuan

c. Tata Cara Membuat Kolase

Adapun cara membuat kolase gambar rumah dengan menggunakan daun-daunan adalah sebagai berikut:

1. Sediakan kardus berukuran panjang 15 cm dan lebar 15 cm 2. Gambarlah bentuk rumah dengan menggunakan krayon 3. Lumuri kardus yang sudah digambar rumah dengan lem

4. Ambilah daun yang berwarna hijau dan daun yang berwarna coklat atau daun kering

5. Tempelkan daun berwarna coklat untuk bagian atap rumah, dan daun berwarna hijau untuk bagian yang lain.

B. Acuan Teori dan Kerangka Fikir Penelitian

Dalam kajian teori telah diungkapkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran adalah bagaimana seorang guru memilih dan menyiapkan media yang sesuai dengan materi pembelajaran. Selama ini seorang guru dalam menyampaikan materi pelajaran tidak ditunjang dengan penggunaan media yang sesuai dan menarik, sehingga dalam proses


(38)

pembelajaran siswa menjadi kurang aktif dan tidak mempunyai motivasi untuk belajar. Oleh karena itu, hasil belajar siswa tidak menjadi maksimal.

Melalui media kolase ciptaan siswa sendiri, diharapkan siswa lebih aktif dan kreatif dalam proses pemblajaran, sehingga akan tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

C. Bahasan Hasil-Hasil Penelitian yang Relevan

Fadillah Tussa’adah dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Audiovisual Terhadap Keterampilan Menulis Karangan Eksposisi pada SMP Negri 3 Bekasi” menyimpulkan: penggunaan media audiovisual dalam pembelajaran keterampilan menulis karangan eksposisi mempunyai pengaruh yang besar terhadap keterampilan siswa dalam membuat karangan eksposisi.

Siti Wahyuni dalam skripsinya yang berjudul “Peningkatan

Keterampilan Menulis Puisi dengan Media gambar Pemandangan Alam pada

siswa kelas VII Al Mubarok Tangerang” memberi kesimpulan sebagai berikut: kemampuan menulis puisi siswa dengan media gambar pemandangan alam mengalami peningkatan yang cukup memuaskan sebesar 11,83 % dan siswa mulai mampu mengemukakan ide, menggunakan pilihan kata dan perasaan yang sesuai dengan tema. Setelah penggunaan media gambar siswa terlihat lebih aktif.

Khaerunnisa dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Penggunaan

Media Gambar Berseri Terhadap Keterampilan Menulis Kreatif Puisi pada

Siswa Kelas VII Mts Islamiyyah Ciputat” memberikan kesimpulan: terdapat pengaruh penggunaan media gambar berseri terhadap keterampilan menulis kreatif puisi siswa.

D. Hipotesis Tindakan

Adanya peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia pokok bahasan menulis karangan sederhana melalui media kolase ciptaan sendiri.


(39)

24 BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyyah Ainul Yaqiin Parung Jaya, Tangerang. Waktu penelitian pada semester genap yang dilaksanakan mulai 1 April 2014 sampai dengan 1 Juni 2014.

B. Metode dan Desain Tindakan / Rancangan Siklus

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) , Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisifatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.1

Penelitian tindakan kelas adalah hakikatnya merupakan rangkaian “riset-tindakan- riset-tindakan” yang dilakukan secara siklik dalam rangaka memecahkan masalah, sampai masalah itu terpecahkan.2

Penelitian adalah suatu usaha yang sistimatis tentang pengumpulan dan penganalisaan informasi atau data untuk maksud-maksud tertentu.3 Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus. Siklus I membuat karangan sederhana tanpa media kolase ciptaan siswa sendiri dan siklus II mengarang sederhana dengan media kolase ciptaan siswa sendiri. Masing-masing siklus meliputi beberapa tahapan yaitu, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan refleksi. Model pembelajaran tindakan kelas adalah sebagai berikut:

1

Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Indeks, 2009), h.9

2

Burhan Elfany, Penelitian Tindakan Kelas, (Jogyakarta: Araska, 2013), h. 18

3


(40)

Gambar 3.1 Alur Tindakan Kelas

a. Siklus I

1. Perencanaan (Planning)

Dalam perencanaan siklus I, peneliti menetapkan seluruh perencanaan tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan sederhana tiga paragraf dengan menggunakan media kolase ciptaan siswa sendiri. Dalam siklus I akan diadakan 2 X pertemuan, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Perencanaan Siklus I

Pengamatan

Pelaksanaan Refleksi

Perencanaan Siklus II

Pengamatan

Pelaksanaan Refleksi


(41)

1. Menyusun RPP dengan materi menulis; 2. Menentukan pokok bahasan ;

3. Menyiapkan sumber belajar ; 4. Menyiapkan lembar observas.

2. Pelaksanaan (Acting)

Pada tahap pelaksanaan yang dilakukan guru adalah sebagai berikut: 1. Guru membuka pelajaran dengan ice breaking menyanyikan lagu

dan gerak sederhana.

2. Guru memberikan penjelasan singkat mengenai materi yang akan diajarkan .

3. Guru memberikan contoh sebuah karangan sederhana, lalu dibacakan di depan kelas.

4. Guru memberikan tugas membuat karangan sederhana dengan tema bebas tiga paragraf .

5. Kemudian guru memberi motivasi kepada siswa dalam mengerjakan tugasnya.

6. Guru memerintahkan siswa untuk membacakan hasil karangannya di depan kelas.

7. Guru memberikan hadiah kepada siswa yang hasil karangannya bagus.

3. Pengamatan (Observasi)

Observasi adalah pengindraan secara khusus dengan penuh perhatian terhadap suatu objek. Adapun hal-hal yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Mencatat kegiatan belajar mengajar siswa; 2. Menilai hasil tindakan yang telah dilakukan;


(42)

4. Refleksi (Reflection)

Refleksi merupakan bagian yang sangat penting untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil pembelajaran yang terjadi, yang dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Menganalisis hasil pembelajaran; 2. Mengevaluasi hasil observasi;

3. Menarik kesimpulan dari apa yang telah tercapai serta kekurangan atau masalah yang terjadi pada siklus I.

b. Siklus II

1. Perencanaan (Planning)

Pada siklus II ini peneliti merencanakan seperti yang ada pada siklus I,tapi ada perbedaan terlatak pada penggunaan media kolase ciptaan siswa sendiri dalam mengajarkan materi menulis karangan sederhana tiga paragraf. Adapun yang dilakukan dalam perencanaan ini adalah:

1. Menyusun rencana pembelajaran/RPP; 2. Menentukan pokok bahasan;

3. Menyiapkan sumber belajar;

4. Menyiapkan media yaitu kolase ciptaan siswa sendiri; 5. Menyiapkan lembar observasi.

2. Pelaksanaan (Acting)

Pada tahap pelaksanaan ini guru melakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Guru memberikan penjelasan tentang materi pembelajaran; 2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran;

3. Mengenalkan media berupa kolase ciptaan siswa sendiri;

4. Guru memotivasi siswa dalam mengerjakan tugas mengarang tiga paragraf dengan media kolase ciptaan sendiri;

5. Setiap siswa membacakan hasil karangannya di depan kelas; 6. Guru mendokumentasikan kegiatan siswa dalam bentuk foto;


(43)

7. Pembahasan hasil kerja siswa. 8. Siswa dan guru membuat kesimpulan

3. Pengamatan (Observing)

Pengamatan dilakukan untuk mengetahui apakah sudah ada peningkatan dibandingkan siklus sebelumnya, pengamatan lebih difokuskan untuk mengetahui adanya peningkatan dalam pembelajaran.

4. Refleksi (Reflecting)

Refleksi merupakan bagian yang sangat penting untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil pembelajaran yang terjadi, yang dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Mencatat hasil evaluasi; 2. Mengevaluasi hasil observasi; 3. Menganalisis hasil pembelajaran; 4. Menyusun rencana tindakan berikutnya.

C. Subjek/Partisipan dalam Penelitian

Dalam PTK ini, yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas III MI. Ainul Yaqiin Parung Jaya semester II tahun pelajaran 2013/2014 yang terdiri dari delapan belas siswa.

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai penyampai materi dan juga berperan dalam perencanaan kegiatan pembelajaran, sedangkan yang menjadi observer adalah guru kelas III MI Ainul Yaqiin Parung Jaya.

E. Tahap Intervensi Tindakan 1. Rencana Tindakan (Planning)

Rencana merupakan serangkaian tindakan terencana untuk meningkatkan apa yang terjadi.


(44)

Pada tahapan ini peneliti merencanakan tindakan yang akan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Langkah merencanakan merupakan langkah pertama dalam setiap kegiatan. Adapun kegiatan yang dilakukan peneliti yaitu:

1. Menyiapkan rencana pembelajaran (RPP); 2. Menyiapkan lembar observasi;

3. Menyiapkan lembar pengamatan; 4. Menyiapkan lembar penilaian tes siswa; 5. Menyiapkan lembar catatan lapangan; 6. Menyiapkan angket respon siswa.

2. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

pada tahap pelaksanaan tindakan, peneliti mengimplementasikan atau menerapkan apa yang sudah direncanakan sebelumnya, yaitu memberikan tindakan pada masalah yang dihadapi atau didapat dengan memberikan alternatif, sesuai dengan rencana yang telah dirancang dan juga sejalan dengan tujuan awal seperti kesesuaian materi dengan tindakan dan persiapan-persiapan yang dibutuhkan dalam kegiatan belajar mengajar, atau yang sesuai dengan materi yang terdapat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan pengamatan teknik yang tepat.

3. Pengamatan (Observing)

Pada tahap ini peneliti hanya melakukan tindakan sedangkan pengamatan dilakukan oleh observer, sambil mendokumentasikan peristiwa yang terjadi. Peneliti juga akan melakukan evaluasi, jika evaluasi berfungsi untuk mngetahui kualitas proses tindakan, maka evaluasi berperan untuk mendeskripsikan hasil tindakan yang secara otomatis telah dirumuskan melalui tujuan tindakan. Dalam hal ini evaluasi yang ditujukan kepada hasil belajar siswa adalah assesment kinerja, tes dan respon siswa.


(45)

4. Refleksi (Reflecting)

Pada tahap ini, baik peneliti maupun observer menganalisis data yang diperoleh dari kegiatan belajar mengajar yang telah dilaksanakan. Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini yaitu:

1. Menganalisis data;

2. Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan berupa posttest, yaitu dengan tes kinerja;

3. Menarik kesimpulan dari apa yang telah tercapai, serta kekurangan atau permasalahan yang muncul.

F. Hasil Intervensi Tindakan

Penelitian yang dilakukan ini mengharapkan suatu perubahan pada siswa dalam memahami konsep menulis karangan sederhana melalui media kolase ciptaan siswa sendiri, serta dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajara Bahasa Indonesia.

G. Data dan Sumber Data

1. Data tes objektif berupa penilaian atas penguasaan konsep siswa dalam bentuk tes kinerja atau tes perbuatan. Tes kinerja atau tes perbuatan adalah tes yang menuntut jawaban peserta didik dalam bentuk perilaku, tindakan atau perbuatan.4 ini dilakukan pada akhir tindakan. Hasil nilai tes kinerja siswa akan diolah menjadi nilai akhir sebagai tolak ukur keberhasilan atau kegagalan dalam pencapaian tujuan.

2. Data hasil pengamatan, adalah peningkatan kemampuan menulis karangan sederhana yang dilakukan oleh siswa kelas III MI Ainul Yaqiin Parung Jaya. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan menulis karangan sederhana dilakukan observasi pada masing-masing siswa baik kegiatan observasi langsung maupun tak langsung yang dinilai oleh peneliti.

4


(46)

3. Data untuk mengetahui tanggapan atau respon siswa terhadap peningkatan kemampuan menulis karangan sederhana tiga paragraf melalui media kolase ciptaan siswa sendiri berupa jurnal siswa.

4. Data untuk mengetahui tanggapan atau respon siswa terhadap tingkah laku guru selama proses belajar mengajar berlangsung, yang berupa pemberian lembar observasi kepada setiap siswa diakhir pembelajaran dengan menuntut jawaban sangat kurang, kurang, cukup, baik, dan sangat baik.

H. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan tes dan non tes.

1. Instrumen Tes

Tes merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan pengukuran, yang didalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh peserta didik untuk mengukur aspek perilaku peserta didik.5

Adapun jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kinerja. Tes kinerja ini merupakan postest, pemberian postest dilakukan setelah proses pembelajaran berlangsung, postest untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat mencapai tujuan program pembelajaran setelah mereka mengikuti program pembelajaran tersebut, atau untuk mengetahui hasil belajar setelah mereka mendapatkan perlakuan pembelajaran.

2. Instrumen Non Tes

Dengan teknik non tes maka penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan dengan tanpa “menguji” peserta didik, melainkan dilakukan dengan melakukan pengamatan secara sistematis (observation), melakukan wawancara (interview), menyebarkan angket (questionnare), dan memeriksa

5


(47)

atau meneliti dokumen-dokumen (documentary analysis). Pada prosesnya teknik non tes ini untuk mengukur dan mengevaluasi hasil belajar peserta didik dari segi ranah sikap hidup (affective domain) dan ranah keterampilan (psycomotoric domain). Sedangkan teknik tes, untuknmengukur hasil belajar peserta didik dari segi ranah proses berpikirnya (cognitive domain). Penelitian ini selain menggunakan instrumen tes juga menggunakan instrumen non tes, yaitu:

a. Angket

Angket diberikan kepada siswa untuk mengetahui sejauh mana respon siswa terhadap mata pelajaran bahasa Indonesia yang dilakukan pada awal pembelajaran tepatnya pada pertemuan pertama siklus I sebelum menggunakan media kolase ciptaan sendiri dalam menulis karangan sederhana.

b. Lembar Observasi

Lembar observasi adalah alat pengamatan yang digunakan untuk mengukur sejauh mana tindakan yang dilakukan peneliti telah mencapai tujuan. Lembar observasi ini dapat dilengkapi dengan blangko atau form yang berisi aspek-aspek tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan yang terjadi selama proses belajar mengajar berlangsung, baik dari aktivitas siswa maupun dari aktivitas guru. Dari pengamatan ini, peneliti bukan sekedar mencatat, tetapi juga mengadakan pertimbangan dan penilaian kedalam suatu skala bertingkat.


(48)

Tabel 3.1

Pengamatan Aktivitas Siswa

No Kategori Pengamatan Skor Jml

1 2 3 4 5 A Ketekunan dalam membuat kolase

B Keaktifan dalam bertanya

C Kerapihan dalam membuat kolase D Kesesuaian isi karangan dengan gambar

kolase

E Keberanian siswa dalam membacakan hasil karangannya di depan kelas

Keterangan: 5 = Sangat Baik 4 = Baik

3 = Cukup 2 = Kurang

1 = Sangat Kurang

c. Catatan Lapangan

Catatan lapangan adalah bentuk temuan selama pembelajaran yang diperoleh oleh peneliti, yang tidak ternamai dalam lembar observasi. Catatan lapangan dapat didiskusikan dengan observer dan bentuk temuan ini berupa aktivitas siswa dan permasalahan yang dihadapi selama pembelajaran berlangsung.


(49)

Tabel 3.2 Catatan Lapangan

CATATAN LAPANGAN

……… ……… ……… ………

d. Dokumentasi

Dokumentasi dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan penyimpanan informasi dalam bidang pengetahuan, pemberian atau pengumpulan bukti-bukti dan keterangan-keterangan(seperti gambar, kutipan).6 Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa hasil karangan siswa, dan daftar nilai siswa. Untuk memberikan gambaran secara konkret mengenai kegiatan siswa dan menggambarkan suasana kelas ketika aktivitas belajar berlangsung digunakan dokumentasi foto.

I. Teknik Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data penelitian ini menggunakan instrument yang telah disebutkan diatas, antara lain berupa posttest. Instrument posttest berupa tugas individu yaitu membuat karangan sederhana tiga paragraf dengan media kolase ciptaan siswa sendiri yang diberika oleh guru. Instrument posttest bertujuan untuk mengetahui hasil belajar bahasa Indonesia siswa pada pokok bahasan menulis karangan sederhana. Instrument tes dikatakan berhasil apabila mampu mengukur apa yang diinginkan menjadi valid dan dapat

6 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008), h. 361


(50)

mengungkap data dari variable yang diteliti secara tepat. Instrument tes juga dikatakan baik jika telah memiliki reliabilitas atau bersifat reliable. Dengan demikian, instrument yang baik harus memenuhi kriteria penting yakni valid dan reliable.

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi

Untuk memperoleh data yang valid, maka peneliti menggunakan teknik triangulasi, merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Dengan teknik triangulasi, peneliti sebenarnya mengumpulkan data sekaligus menguji kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data. Adapun tindakan yang dilakukan yaitu:

1. Pengambilan data dari berbagai sumber, yaitu peneliti, guru, dan siswa 2. Penggunaan berbagai alat atau instrument agar data yang terkumpul lebih

akurat. Dalam penelitian ini langkah yang ditempuh adalah mengisi lembar observasi, catatan lapangan, angket siswa, dan hasil tes siswa. 3. Penggunaan teknik atau cara analisis sehingga data yang terkumpul dapat

dipercaya. Dalam hal ini dilakukan pengamatan langsung.

4. Memeriksa lagi data-data yang telah terkumpul baik keaslian maupun kelengkapannya.

5. Mengulang kembali pengolahan dan analisis data yang sudah terkumpul.

K. Analisis Data dan Interpretasi Data

Untuk mengetahui keefektifan suatu teknik dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini digunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa, juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.


(51)

1. Untuk menilai tes tulisan atau tes kinerja

Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada dikelas tersebut sehingga diperoleh:

Rata-rata tes dapat dirumuskan: X = ∑X ∑N

Dengan : X = Nilai rata-rata

∑X= Jumlah semua nilai siswa ∑N= Jumlah siswa

Persentase = Skor Seluruh Siswa x 100% Jumlah skor ideal seluruh siswa

2. Lembar observasi guru dan siswa

Untuk menghitung lembar observasi aktivitas guru dan siswa dugunakan rumus sebagai berikut:

 Aktivitas guru

Jumlah rata-rata keseluruhan = Jumlah skor yang didapat siswa Jumlah siswa

3. KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)

Untuk KKM mata pelajaran bahasa Indinesia di MI. Ainul Yaqiin kelas III adalah 7,0 (tujuh koma nol). Yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai nilai 7,0 dan mata pelajaran tersebut disebut tuntas belajar.

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan

Dalam penelitian ini, peneliti akan menguji penggunaan media kolase ciptaan siswa sendiri untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan sederhan. Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa pada


(52)

pembelajaran bahasa Indonesia, untuk itu perlu adanya penelitian tindak lanjut. Siklus PTK akan berakhir jika perbaikan sudah berhasil dilakukan. Perlu dicatat bahwa satu siklus PTK dapat terjadi pada satu atau lebih pertemuan. Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi aktivitas siswa, catatan lapangan, angket siswa serta tes kinerja siswa.


(53)

38 A. Profil Sekolah

1. Sejarah Berdiri

Yayasan Ainul Yaqiin adalah sebuah yayasan umum bercirikan islam yang menjalankan fungsinya untuk kemashlahatan masyarakat khususnya ummat islam di sekitarnya.

Kegiatan pendidikan di lingkungan Rt. 03/02 diawali dengan adanya pelajaran membaca Al qur’an di Musholla Ainul Yaqiin sekitar tahun 60 -an yang dilakukan selepas maghrib. Inilah yang menjadi cikal bakal dari yayasan Ainul Yaqiin di masa kini. Setelah sekian lama berjalan, baru pada sekitar tahun 1979 dibuka sekolah diniyah (sekolah agama) yang dikenal oleh masyarakat dengan sebutan sekolah arab yaitu berupa kegiatan belajar baca tulis huruf Al qur’an yang berlangsung dari pukul 13.00 s/d 17.00 WIB yang juga mengambil tempat di Musholla Ainul Yaqiin. Setelah berjalan beberapa tahun dan siswa yang semakin banyak diputuskanlah untuk membangun sebuah ruangan lain yang dapat menampung para siswa dengan swadaya masyarakat. Kemudian pada tahun 1985 diresmikanlah pembukaan angkatan I “Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ainul Yaqiin ” dengan ruang belajar sebanyak 2 lokal.

Selanjutnya untuk tertib administrasi dan kesinambungan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) para siswa dibentuklah oleh pengelola sebuah


(54)

Yayasan dengan nama “Yayasan Ainul Yaqiin” yang secara resmi diaktanotariskan pada bulan Juni 2004.

1. Visi

Menuju Masyarakat Yang Beriman & Bertaqwa, Berwawasan, Cerdas, Bermoral dan Peduli Terhadap Lingkungan

2. Misi

1. Menciptakan ummat yang bertaqwa terhadap Allah SWT

2. Menciptakan ummat yang berilmu, berwawasan dan berakhlaqul karimah

3. Menciptakan lingkungan yang ramah dan tertata secara islami

AKTE NOTARIS

RUSNALDY SH / NO. 25 / 08 JUNI 2004 DOMISILI

PARUNG JAYA RT. 03/02 KEC. KARANG TENGAH TANGERANG 15159 TELP. 021- 557 530 48

2. Jumlah Guru

Guru yang mengajar di MI Ainul Yaqiin berjumlah 13 orang. Guru merupakan profesi yang sangat mulia, karena seorang guru dituntut untuk melaksanakan tanggung jawab yang besar yaitu mencerdaskan generasi


(55)

bangsa. Di bawah ini daftar nama-nama guru beserta jabatannya di MI Ainul Yaqiin.

Tabel 4.1

Keadaan Guru MI Ainul Yaqiin

No Nama L/P Pendidikan Jabatan/Tugas

Mengajar 1 Samsu Romli S.T L S – 1 Kepala Sekolah 2 Sri Wulandari P SLTA Guru Kelas 1 3 Uci S.pd.I P S – 1 Guru Kelas 1 4 Mardiatul Islamiyah P D – 2 Guru Kelas 2

5 Sugiati P SLTA Guru Kelas 3

6 Indri Aunila Sari P SLTA Guru Kelas 4 7 Budi S.pd P S – 1 Guru Kelas 5 8 Tihamah S.pd.I P S – 1 Guru Kelas 6 9 Suhaeri S.Com L S – 1 Guru Komputer 10 Muh. Fahmi L SLTA Guru Penjas 11 Munawaroh S.pd.I P S – 1 Guru SBK 12 Mariyanih P D – 2 Guru Bhs Inggris 13 Suryadi Sudirja L D – 3 Guru Bhs Arab


(56)

3. Jumlah Siswa Tahun Pelajaran 2013/2014

Tabel 4.2

Jumlah Siswa Kelas 1 s.d. Kelas 6 MI Ainul Yaqiin Tahun Pelajaran 2013/2014

No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah Rombel

1 I 32 orang 26 orang 58 orang 2 kelas 2 II 19 orang 12 orang 31 orang 1 kelas 3 III 7 orang 11 orang 18 orang 1 kelas 4 IV 8 orang 3 orang 11 orang 1 kelas 5 V 4 orang 7 orang 11 orang 1 kelas 6 VI 9 orang 13 orang 22 orang 1 kelas

4. Status Akreditasi

Madrasah Ibtidaiyah Ainul Yaqiin berada di bawah pembinaan dan pengawasan Kanwil Departemen Agama Propinsi Banten. Namun demikian MI Ainul Yaqiin tetap berada di bawah pengelolaan Yayasan Pendidikan Islam Ainul Yaqiin. Status akreditasi MI Ainul Yaqiin adalah terakreditasi dengan nilai B pada tahun 2013.

B. Deskripsi Data

Penelitian ini dilakukan di MI Ainul Yaqiin Parung Jaya pada kelas III. Hasil penelitian yang diuraikan adalah tentang kemampuan menulis siswa dengan menggunakan konsep yang disajikan di awal sebelum tindakan, kemudian kemampuan menulis pada tindakan pertama ( siklus I ), dan kemampuan menulis pada tindakan kedua ( siklus II ). Hasil belajar siswa


(57)

tentang kemampuan menulis merupakan posttest yang dilakukan pada akhir pembelajaran. Pelaksanan tindakan kelas persiklus merupakan kemampuan menulis karangan sederhana melalui media gambar kolase ciptaan siswa sendiri, dan sebagai pelengkap data, maka peneliti memyediakan lembar observasi setiap pembelajaran berlangsung..

Data penelitian yang diperoleh adalah data observasi, yaitu pengamatan langsung terhadap aktivitas dan gairah belajar siswa pada proses pembelajaran berlangsung. Tes obyektif yaitu berupa tes kinerja yang dilakukan siswa di akhir siklus untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Jurnal siswa, yaitu data untuk mengetahui tanggapan dan respon siswa terhadap peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia dalam pokok bahasan menulis karangan sederhana melalui media kolase ciptaan siswa sendiri.

Proses pelaksanaan penelitian ini berjalan seperti yang telah direncanakan yaitu terdiri dari dua siklus, dan masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.

1. Siklus I a. Perencanaan

Rancangan yang dibuat untuk penelitian pada siklus I berupa RPP, lembar pengamatan, angket siswa, catatan lapangan serta alat dan sumber belajar yang mendukung agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar siklus I antara pertemuan I dan pertemuan 2 dilaksanakan pada tanggal 16 April 2014. Pertemuan 1 dan pertemuan 2 mebahas materi menulis karangan sederhana. Langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut:

1. Guru membuka pelajaran dengan kegiatan ice breaking, tujuan adalah untuk memusatkan perhatian siswa pada materi yang akan disampaikan.


(58)

2. Ice breaking dilakukan dengan kegiatan gerak dan lagu yaitu guru menyanyikan lagu “angin”dengan diikuti gerakan sederhana, kemudian siwa mengikutinya.

3. Guru menjelaskan materi pembelajaran yaitu “menulis karangan sederhana”, dan menjelaskan tujuan pembelajaran.

4. Guru mencontohkan cara menulis karangan sederhana kepada siswa. 5. Guru memerintahkan anak untuk menulis karangan sederhana tiga

paragraf dengan tema bebas, kemudian dibacakan hasil karangannya di depan kelas.

6. Guru berkeliling mengamati, memotivasi, dan membimbing siswa dalam menulis karangan sederhana.

7. Guru memberikan penghargaan atau rewards kepada siswa yang berani membacakan hasil tulisannya di depan kelasa, dan paling tinggi nilai hasil mengarangnya.

8. Guru memberikan tanggapan dan penegasan atau penguatan serta menyimpulkan materi.

c. Pengamatan

Data yang diperoleh dari siklus I adalah tentang penilaian hasil pengamatan atau observasi yaitu: aktivitas siswa dalam menulis karangan terlihat masih sangat bingung dalam mencari kata-kata, serta keberanian siswa untuk membacakan hasil karangannya di depan kelas juga masih kurang.

d. Refleksi

Dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus I diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut:

1. Ketika guru membuka pelajaran dengan ice breaking, yaitu menyanyikan lagu dan gerak sederhana, siswa tampak bersemangat mengikutinya.


(59)

2. Kemudian ketika guru mencontohkan bagaimana menulis sebuah karangan sederhana tiga paragraf dengan tema liburan, siswapun mengikuti dan menyimak dengan baik alur cerita tersebut.

3. Namun ketika mereka diperintahkan untuk menuliskan karangan sederhana dengan tema bebas, mereka mulai terlihat sangat kebingungan. 4. Sebagian besar siswa belum terampil menuliskan karangan sederhana,

masih perlu bimbingan dan media yang sesuai dengan materi pembelajaran.

5. Secara umum hanya 25 % siswa yang menunjukkan kemahirannya dalam menuliskan sebuah karangan sederhana tiga paragraf.

6. Penggunaan media yang tepat sangat diperlukan agar siswa menjadi tertarik dalam pelajaran mengarang dan untuk memudahkan siswa dalam menuliskan suatu ide dan fikirannya.


(60)

Tabel 4.3

Hasil Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah Tindakan

Sebelum Siklus I

1 Livia 65 70

2 Suci 65 75

3 Unul 70 75

4 Anis 60 65

5 Zakiah 60 70

6 Faula 70 80

7 Nunu 50 60

8 Nurul 50 70

9 Rahman 50 50

10 Eza 60 70

11 Azhar 50 50

12 Robi 55 60

13 Adit 55 60

14 Abiyan 60 60

15 Zidan 50 50

16 Rido 50 50

17 Azmi 60 65

18 Rizky 55 60

Jumlah 1035 1140

Rata-rata 57,50 63,33

Nilai

No Nama Siswa

2. Siklus II a. Perencanaan

Pada tahap ini guru mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP 2, catatan lapangan, lembar observasi media pembelajaran yaitu kolase ciptaan siswa sendiri dan alat penunjang lainnya.

b. Pelaksanaan

Siklus II dilaksanakan pada tanggal 23 April 2014 dengan materi pokok yaitu menulis karangan sederhana dengan menggunakan media kolase ciptaan sendiri, dengan langkah-langkah sebagai berikut:


(61)

1. Guru memerintahkan siswa untuk menggambar di kardus berukuran kertas polio dengan tema tumbuhan,hewan dan lingkungan rumah.

Kemudian kardus tersebut dilumuri dengan lem, setelah itu guru memerintahkan siswa untuk memetik daun-daunan yang ada di sekitar sekolah, kemudian menutup permukaan gambar tersebut dengan daun yang mereka petik.

2. Setelah mereka selesai mengkolase gambar tersebut, mereka diperintahkan untuk membuat suatu karangan tentang hasil gambar kolase mereka masing-masing.

3. Guru memberi motivasi kepada siswa dan pengarahan dalam menuliskan karangan sederhana yang sesuai dengan media kolase ciptaan mereka sendiri.

4. Guru memerintahkan siswa untuk membacakan hasil karangannya di depan kelas.

5. Guru memberikan penghargaan atau reward kepada siswa yang berani untuk tampil pertama kali dalam membacakan hasil kerjanya.

6. Guru juga memberikan hadiah berupa bingkisan makanan bagi siswa yang paling bagus hasil karangannya, dan paling bagus hasil kolasenya.

7. Diakhir pembelajaran guru memberi kesimpulan dan penegasan terhadap materi yang diajarkan.

c. Pengamatan atau Observasi

Data yang diperoleh dari hasil pengamatan/observasi tentang aktivitas belajar siswa dalam siklus II ini,yaitu pada pertemuan ke -3 sudah terlihat adanya keaktifan dan keberanian siswa untuk tampil di depan kelas, masing-masing bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan oleh guru.


(62)

Hasil pengamatan pada siklus II ini terlihat siswa sangat bersemangat dalam mengerjakan tugas membuat kolase, terutama ketika mereka diperintahkan untuk ke luar kelas mencari daun-daunan. Mereka terlihat sangat senang dan gembira, karena selama ini mereka tidak pernah melakukan kegiatan pembelajaran di luar lingkungan sekolah.

d. Refleksi

1. Sebagian besar siswa sudah memahami arti suatu karangan, walaupun masih ada beberapa anak yang belum mengerti apa itu karangan, dan bagaimana cara menulis suatu karangan.

2. Dalam mengerjakan tugasnya membuat kolase siswa terlihat sangat antusias dan bersemangat, mereka terlihat sangat tekun dan serius. 3. Secara umum penguasaan terhadap materi cukup baik, hal ini

terlihat pada saat mereka melakukan tes kinerja.

4. Hasil test pada siklus II terjadi peningkatan yang cukup baik, yaitu sekitar 15%.


(63)

Tabel 4.4

Rekap Hasil Test Pada Siklus II

No Nama Siswa Nilai

1 Livia 90

2 Suci 85

3 Unul 90

4 Anis 75

5 Zakiah 80

6 Faula 95

7 Nunu 70

8 Nurul 85

9 Rahman 70

10 Eza 80

11 Azhar 65

12 Robi 80

13 Adit 85

14 Abiyan 70

15 Zidan 60

16 Rido 60

17 Azmi 80

18 Rizky 75

Jumlah 1395

Rata-rata 77,50

C. Analisis Data 1. Hasil Angket

Angket tertutup mengenai ketertarikan siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia yang dilakukan pada awal pembelajaran, tepatnya pada pertemuan pertama siklus I sebelum menggunakan media kolase ciptaan sendiri. Data hasil angket tersebut bahwa ketertarikan siswa berada dalam katagori rendah, dari jumlah siswa sebanyak 18 orang, hanya 3 orang


(64)

menyatakan suka, 10 orang menyatakan biasa saja, dan 5 orang menyatakan tidak suka.

Dibawah ini respon atau ketertarikan siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia sebelum menggunakan media kolase dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

Tabel 4.5

Persentase ketertarikan Siswa terhadap Mapel Bahasa Indonesia

Respon Siswa Persentase

Tinggi 16,67 %

Sedang 55,56 %

Rendah 27,78 %

2. Catatan Lapangan a. Siklus I


(65)

Tabel 4.6

Catatan Lapangan Siklus I CATATAN LAPANGAN

Berdasarkan pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung, diperoleh catatan tentang aktivitas siswa pada siklus I yaitu bahwa aktivitas siswa tergolong masih kurang, bahkan pada awal pembelajaran siswa masih sangat ramai dan belum terpusat perhatiannya. Saat guru membuka pelajaran dengan ice breaking, yaitu bernyanyi sambil melakukan gerak sederhana, baru terlihat siswa mulai terfokus perhatiannya.

Pada saat guru mengadakan tanya jawab tentang mengarang, terlihat hanya beberapa siswa yang menjawab, sedangkan yang lain hanya terdiam saja, hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan siswa tentang mangarang sangat rendah.

Pada saat guru memerintahkan siswa untuk menulis suatu karangan sederhana tiga paragraf dengan tema cita-cita dan liburan, terlihat siswa sangat kesulitan untuk mencari kata-kata dan merangkaikannya menjadi suatu kalimat.

Di akhir kegiatan walaupun guru sudah memotivasi siswa dengan memberikan hadiah, tapi siswa masih terlihat malu-malu dan enggan untuk tampil ke depan membacakan hasil karangannya.


(66)

Tabel 4.7

Catatan Lapangan Siklus II CATATAN LAPANGAN

Pada awal pembelajaran seperti biasa guru membuka pembelajaran dengan ice breaking, terlihat siswa sudah mulai terpusat perhatiaannya untuk mengikuti pembelajaran.

Di kegiatan inti siswa diperintahkan untuk mencari daun-daunan yang ada di sekitar lingkungan sekolah untuk bahan membuat gambar kolase dengan tema bebas sesuai dengan keinginan mereka. Siswa terlihat sangat bersemangat mencari daun-daunan tersebut, dan mereka kelihatan sangat senang melakukannya.

Setelah selesai membuat kolase siswa diperintahkan untuk membuat karangan sederhana tiga paragraf sesuai dengan gambar kolase ciptaan mereka sendiri. Siswa terlihat lebih lancar dalam mencari kata dan merangkaikannya menjadi suatu kalimat, hal ini terlihat dari ekspresi wajahnya yang terlihat santai dan tenang. Keberanian siswa meningkat untuk membacakan hasil karangannya di depan kelas, setelah guru memotivasi siswa dengan memberikan hadiah.

3. Hasil Observasi a. Siklus I

Berdasarkan hasil pengamatan yag dilakukan selama dua siklus dalam penelitan ini diperoleh data sebagai berikut:


(67)

Tabel 4.8

Hasil Observasi Terhadap Siswa Selama Proses Pembelajaran

A B C D E

1 Livia 5 4 4 4 3 20

2 Suci 5 4 3 4 4 20

3 Unul 5 3 3 4 4 19

4 Anis 5 3 2 4 4 18

5 Zakiah 5 3 4 3 3 18

6 Faula 5 4 4 4 5 22

7 Nunu 2 3 2 3 2 12

8 Nurul 3 3 2 3 2 13

9 Rahman 2 3 3 3 3 14

10 Eza 3 3 4 5 4 19

11 Azhar 2 2 2 2 2 10

12 Robi 4 3 2 5 2 16

13 Adit 4 4 3 4 3 18

14 Abiyan 3 4 3 3 2 15

15 Zidan 2 2 2 2 2 10

16 Rido 2 3 2 3 2 12

17 Azmi 2 3 3 4 4 16

18 Rizky 3 3 4 4 3 17

Total 289

Rata-rata 16.06

No Nama Siswa Kategori Jml

Keterangan:

5 = Sangat Baik A = Ketekunan Membuat Kolase 4 = Baik B = Kerapihan Membuat Kolase 3 = Cukup C = Keaktifan Bertanya

2 = Kurang D = Kesesuain Isi Karangan Dengan Kolase 1 = Sangat Kurang E = Keberanian Tampil di depan kelas

b. Siklus II

Berdasarkan hasil pengamatan yag dilakukan selama dua siklus dalam penelitan ini diperoleh data sebagai berikut:


(68)

Tabel 4.9

Hasil Observasi Terhadap Siswa Selama Proses Pembelajaran

A B C D E

1 Livia 5 4 3 5 5 22

2 Suci 5 5 3 5 5 23

3 Unul 5 4 3 5 5 22

4 Anis 5 4 3 4 5 21

5 Zakiah 3 4 4 5 5 21

6 Faula 5 5 4 5 5 24

7 Nunu 3 3 2 3 3 14

8 Nurul 4 4 2 4 3 17

9 Rahman 4 3 2 3 5 17

10 Eza 5 4 3 5 5 22

11 Azhar 5 5 4 3 5 22

12 Robi 5 5 3 4 5 22

13 Adit 5 5 3 4 5 22

14 Abiyan 5 4 3 4 5 21

15 Zidan 3 2 3 3 5 16

16 Rido 3 3 3 4 5 18

17 Azmi 4 4 3 4 5 20

18 Rizky 5 5 3 4 5 22

Total 366

Rata-rata 20.33

No Nama Siswa Kategori Jml

Keterangan:

5 = Sangat Baik A = Ketekunan Membuat Kolase 4 = Baik B= Kerapihan Membuat Kolase 3 = Cukup C= Keaktifan Bertanya

2 = Kurang D = Kesesuain Isi Karangan Dengan Kolase 1 = Sangat Kurang E = Keberanian Tampil di depan kelas

4. Dokumentasi

Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi berupa Foto atau gambar selama proses pembelajaran berlangsung mulai dari siklus I sampai siklus II.


(69)

Gambar 4.1 Foto Kegiatan Anak


(70)

5. Nilai Tes Hasil Belajar

Nilai tes hasil belajar dijadikan sebagai tolak ukur untuk menilai sejauh mana penggunaan media gambar kolase ciptaan siswa sendiri dapat


(1)

LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS II

Nama : Kelas : Materi : Alokasi Waktu :

Petunjuk :

Buatlah sebuah karangan sederhana tiga paragraf sesuai dengan gambar kolase yang kamu ciptakan sendiri!

……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ………....


(2)

LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS II

Nama : Kelas : Materi : Alokasi Waktu :

Petunjuk :

Buatlah sebuah karangan sederhana tiga paragraf sesuai dengan gambar kolase yang kamu ciptakan sendiri!

……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ………....


(3)

LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS II

Nama : Kelas : Materi : Alokasi Waktu :

Petunjuk :

Buatlah sebuah karangan sederhana tiga paragraf sesuai dengan gambar kolase yang kamu ciptakan sendiri!

……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ………....


(4)

Lampiran 6

Mengarang Melalui Media Gambar Kolase

Mengarang adalah menuangkan ide, pikiran maupun gagasan kedalam bentuk tulisan. Untuk memudahkan seseorang dalam menulis sebuah karangan, maka terlebih dahulu harus menyusun kerangka karangan. Cara menulis kerangka karangan adalah sebagai berikut:

1. Menentukan judul

2. Membuat kalimat-kalimat sesuai judul

3. Merangkai kalimat-kalimat menjadi sebuah paragraf 4. Menyusun paragraf-paragraf menjadi sebuah karangan

Gambar kolase adalah gambar yang dibuat dari berbagai jenis seperti biji-bijian, daun-daunan, batu-batuan dan barang bekas lainnya yang di tempelkan pada permukaan gambar.

Cara membuat kolase adalah sebagai berikut:

1. Siapkan kardus dan lem serta daun-daunan yang kita inginkan 2. Gambarlah kardus sesuai tema

3. Lumuri kardus yang telah di gambar dengan lem

4. Tempelkan potongan- potongan daun-daunan kedalam gambar

Cara menulis karangan berdasarkan gambar kolase: 1. Amati gambar dengan seksama

2. Tentukan judul

3. Ceritakan setiap gambar dalam beberapa kalimat

4. Sususnlah kalimat-kalimat tersebut menjadi sebuah paragraf 5. Kemudian sususnlah paragraf menjadi karangan


(5)

(6)

RIWAYAT PENULIS

Mariyanih, lahir di Tangerang, 07 Mei 1980, dari seorang ibu yang bernama Sumiati dan seorang ayah bernama Naman. Menikmati masa pendidikan sejak pendidikan dasar sampai perguruan tinggi S-1 (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) Fakultas ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

Sejak tahun 2000 menjadi tenaga pengajar (guru Taman Kanak-kanak) di TK Al Furqon Parung Jaya. Tahun 2006 sampai sekarang menjadi tenaga pendidik (Guru Bahasa Inggris) di Madrasah Ibtidaiyyah (MI Ainul Yaqiin) Parung Jaya.

Selanjutnya, tanggal 03 Maret 2003 menikah dengan Muhammad Nahwan, yang dikaruniai tiga orang putra yaitu bernama Al Fattah Rizki zidane, Muhammad Daffa Rajabi dan Ananda Rakha Syawali. Al fattah Rizki Zidane berumur Sembilan tahun dan sekarang duduk di kelas tiga MI Ainul Yaqiin, Muhammad Daffa Rajabi berumur enam tahun dan duduk di sekolah Taman Kanak-kanak Paud Tunas Mulia, sedangkan Ananda Rakha Syawali berumur empat tahun dan belum mengenyam pendidikan.

Beberapa pelatihan dan workshop yang diikuti selama menjadi tenaga pendidik, di antaranya yaitu pelatihan jarimatika, pelatihan membuat media dari barang-barang bekas dan bahan daur ulang, workshop tentang membuat karya kerajinan dari kertas origami dan yang terakhir mengikuti workshop tentang kurikulum 2013 yang diadakan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


Dokumen yang terkait

Peningkatan kemampuan memahami bacaan melalui media gambar pada siswa kelas VII-4 SMP Darussalam Ciputat Tahun pelajaran 2013/2014

1 16 116

Peningkatan hasil belajar siswa dengan metode diskusi pada mata pelajaran IPS di kelas V MI Ta’lim Mubtadi I Kota Tangerang

0 12 121

Upaya meningkatan hasil belajar siswa mata pelajaran pkn pada pokok bahasan sejarah berdirinya asean melalui penerapan metode jigsaw pada siswa kelas VI di MI Arrobiatul Adawiyah Kota Tangerang Tahun ajaran 2012/2013

0 22 114

Peningkatan hasil belajar IPS siswa melalui strategi pembelajaran kooperatif tipe team game tournament materi masalah sosial lingkungan setempat kelas IV MI Dayatussalam Cileungsi Bogor Jawa Barat Tahun pelajaran 2013/2014

0 4 121

Peningkatan hasil belajar matematika siswa melalui pendekatan realistik pada pokok bahasan pecahan

2 17 79

Peningkatan keterampilan berbicara dengan menggunakan media gambar dalam pembelajaran bahasa indonesia kelas V MI Al-Husna Jurang Mangu Tanggerang Selatan

0 6 159

Peningkatan hasil belajar bahasa Indonesia dalam pokok bahasan mengarang melalui media gambar kolase di MI Ainul Yaqiin Parung Jaya Tangerang Tahun pelajaran 2013/2014

0 12 114

Peningkatan hasil belajar IPS siswa kelas IV melalui penggunaan media poster di MI Al Mukhlish Kota Jakarta Barat

1 7 0

Peningkatan motivasi belajar siswa melalui media audio visual pada mata pelajaran PKN siswa kelas II MI Al-Husna Ciledug Tahun pelajaran 2013/2014

3 12 126

Penggunaan media gambar untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V A MI “Al-Husna” Kecamatan Karawaci Kota Tangerang

2 15 127