Pengertian Pencatatan Perkawinan Pengertian Perkawinan di Bawah Tangan dan Pencatatan Perkawinan

2. Pengertian Pencatatan Perkawinan

Pencatatan perkawinan adalah suatu pencatatan yang dilakukan oleh pejabat negara terhadap peristiwa perkawinan. Dalam hal ini Pegawai Pencatat Nikah yang melakukan pencatatan, ketika akan melangsungkan suatu akad perkawinan antara calon suami dan calon isteri. 4 Pencatatan perkawinan bertujuan untuk mewujudkan ketertiban perkawinan dalam masyarakat. Ini merupakan suatu upaya yang diatur melalui perundang- undangan, untuk melindungi martabat dan kesucian misaq al-galid perkawinan, dan lebih khusus lagi perempuan dalam kehidupan rumah tangga. Melalui pencatatan perkawinan yang di buktikan dengan Akta Nikah, yang masing-masing suami isteri mendapat salinannya. Akta nikah atau akta Perkawinan yaitu suatu akta yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama sebagai bukti bahwa telah terjadi suatu akad perkawinan berdasarkan laopran Pegawai Pencatat Nikah. Menurut Ahmad Rofiq dengan dicatatkannya perkawinan seseorang itu sangat penting, misalnya saja apabila terjadi perselisihan atau percekcokan di antara mereka, atau salah satu tidak bertanggung jawab, maka yang lain dapat melakukan upaya hukum guna mempertahankan atau memperoleh hak-hak masing-masing. Karena dengan akta tersebut, suami isteri memiliki bukti otentik atas perbuatan hukum yang telah mereka lakukan. 4 Muhammad Zain dan Mukhtar Alshodiq, Membangun Keluarga Humanis “Counter Legal Draft Kompilasi Hukum Islam yang Kontroversial itu ”, Jakarta : Grahacipta 2005, h 38 Kiranya dapatlah dikatakan bahwa pencatatan perkawinan itu bertujuan untuk menjadikan peristiwa perkawinan itu menjadi jelas, baik bagi yang bersangkutan maupun bagi orang lain dan masyarakat, karena dapat dibaca dalam suatu surat yang bersifat resmi dan termuat pula dalam suatu daftar yang khusus disediakan untuk itu, sehingga sewaktu-waktu dapat dipergunakan jika diperlukan, terutama sebagai suatu alat bukti tertulis, dengan adanya surat bukti itu dapatlah dibenarkan atau dicegah suatu perbuatan lain. 5

B. Dasar Hukum Pencatatan Perkawinan