Dampak Perkawinan di Bawah Tangan Meurut Undang-Undang Di

Negeri Sipil tidak boleh beristeri lebih dari seorang. Mereka beranggapan bahwa dengan sulitnya persyaratan untuk poligami, maka terdapat walaupun sedikit pegawai negeri yang melaksanakan perkawinan dengan tidak melalui prosedur yang sebenarnya. 3. Dikarenakan banyak masyarakat yang masih awam, adanya perasaan takut untuk berhadapan dengan pejabat Kantor Urusan Agama dan menganggap mereka lebih baik perkawinannya dilaksanakan di depan pemuka agama. 4. Mahalnya biaya pencatatan perkawinan, karena oknum-oknum tertentu. 5. Agama sering dijadikan dalil untuk melegitimasi keinginan-keinginan tertentu yang subjektif. Padahal aturan agama juga sama jelasnya, bahwa Undang- Undang No. 1 Tahun 1974 berlaku untuk semua masyarakat. 24 Sebab-sebab itulah yang menjadi dasar perkawinan di bawah tangan di samping faktor sosial, budaya, ekonomi, agama dan juga tingkat pendidikan yang masih rendah.

E. Dampak Perkawinan di Bawah Tangan Meurut Undang-Undang Di

Indonesia Akibat hukum dari perkawinan di bawah tangan, meski secara agama dianggap sah, namun perkawinan yang dilakukan diluar pengetahuan dan pengawasan pegawai pencatat nikah tidak memiliki kekuatan hukum yang tetap dan 24 Suparman Usman., Perkawinan Antar Agama Dan Problematika Hukum Perkawinan Di Indonesia, Serang : Saudara Serang 1995, h 142 dianggap tidak sah di mata hukum negara. Akibat hukum perkawinan tersebut adalah berdampak negatif sangat merugikan bagi isteri dan perempuan umumnya, baik secara hukum maupun sosial, serta bagi anak yang dilahirkan. Dalam Kompilasi Hukum Islam KHI di Indonesia disebutkan, tujuan pencatatan perkawinan yang dilakukan di hadapan dan di bawah pengawasan pegawai pencatat nikah adalah untuk terjaminnya ketertiban perkawinan. Namun ditegaskan, perkawinan yang dilakukan di luar pegawai pencatat nikah tidak mempunyai kekuatan hukum. 25 Secara hukum, perempuan tidak dianggap sebagai isteri sah. Ia tidak berhak atas nafkah dan warisan dari suami jika dicerai hidup atau ditinggal mati. Selain itu sang isteri tidak berhak atas harta gono-gini atau harta bersama jika terjadi perpisahan, karena secara hukum perkawinan tersebut dianggap tidak pernah terjadi. Secara sosial sang isteri akan sulit bersosialisasi, karena perempuan yang melakukan perkawinan di bawah tangan, sering dianggap telah tinggal serumah dengan laki-laki tanpa ikatan perkawinan atau dianggap menjadi isteri sampingan atau simpanan. Tidak sahnya perkawinan di bawah tangan menurut hukum negara, memiliki dampak negatif bagi status anak yang dilahirkan di mata hukum. Status anak yang dilahirkan sebagai anak tidak sah. Konsekuensinya, anak yang dilahirkan hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibu dan keluarga ibu. 25 Khoiruddin Nasution, Status Wanita Di Asia Tenggara : Studi Terhadap Perundang- undangan Perkawinan Muslim Kontemporer Di Indonesia Dan Malaysia, Jakarta : INIS 2002, h 149 Keterangan berupa status sebagai anak luar nikah dan tidak tercantumnya nama si ayah, akan berdampak sangat mendalam secara social dan psikologis bagi si anak dan ibunya. Bisa saja, suatu waktu ayahnya menyangkal bahwa anak tersebut bukan anak kandungnya, atau bila suamiayahnya meninggal dunia dalam hal pembagian harta warisnya oleh pengadilan agama, karena tidak ada bukti bahwa ia itu isteri dari suami yang meninggal dunia atau ia anak dari ayah yang meninggal dunia. 26 Anak tidak berhak atas biaya kehidupan dan pendidikan, nafkah dan warisan dari ayahnya. Perkawinan di bawah tangan berdampak menyakitkan dan merugikan, kecuali jika kemudian perempuan tersebut dapat mengusahakan perkawinan yang sah. Anak hasil perkawinan di bawah tangan dianggap anak tidak sah, apabila terjadi perkawinan sah, maka anak dapat diakui. Sedangkan anak yang lahir di dalam perkawinan di bawah tangan dikatakan anak yang disahkan karena hanya ada pengakuan dari ayah anak tersebut dan harus disertai putusan pengadilan. Ada beberapa dampak perkawian di bawah tagan menurut undang-undang yaitu : 1 Perkawinan dianggap tidak sah meski perkawinan dilakukan menurut agama dan kepercayaan, namun di mata negara perkawinan tersebut dianggap tidak sah jika belum dicatat oleh Kantor Uusan Agama atau Kantor Catatan Sipil. 26 Mardani, Hukum Perkawinan Islam Di Dunia Islam Moderen, Yogyakarta : Graha Ilmu 2011, h 17 2 Anak hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibu dan keluarga ibu. Anak yang dilahirkn di luar perkawinan atau perkawinan tidak tercatat, selain dianggap anak tidak sah, juga hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibu atau keluarga ibu. 3 Anak dan ibu nya tidak berhak atas nafkah dan warisan, dan baik isteri maupun anak yang dilahirkan dari perkawinan tersebut, tidak berhak menuntut nafkah ataupun warisan dari ayahnya. Harta yang didapat dalam perkawinan dibawah tangan hanya dimiliki oleh masing-masing yang menghasilkannya, karena tidak adanya harta gono-gini atau harta bersama. 27 27 Asrorun Ni’am Sholeh, Fatwa-Fatwa Masalah Pernikahan Dan Keluarga, Jakarta : GRAHA PARAMUDA 2008, h 151 38

BAB III PROFIL DESA WIBAWA MULYA

A. Sejarah Singkat Desa Wibawa Mulya

Pada jaman dahulu, yaitu sebelum tahun 1978 Desa Wibawa Mulya Kecamatan Cibarusah Kabupaten Bekasi, masih satu desa dengan desa Sindangmulya, dan dipimipin oleh seorang Lurah bernama H. Maskudi alm. Selanjutnya pada tahun 1978 Desa Sindangmulya di bagi menjadi dua Desa yaitu Desa Sindangmulya dan Desa Wibawa Mulya yang dipimpin oleh : 1. Lurah Endin memimpin wilayah Desa Sindangmulya 2. Lurah Udin Saepudin memimpin Wilayah Desa Wibawa Mulya. Pada periode 1983 Sd 1991 di bawah kendali Kepemimipinan Bpk. Lurah Udin Saepudin Memimpin Desa Wibawa Mulya selama + 6 tahun, dan mulai menata desa Wibawa Mulya dengan membuat sarana-sarana sosial atau umum secara gotong royong dengan masyarakat. Bukti dari semua itu maka desa Wibawa Mulya dijadikan sebagai Desa Percontohan, trand setter dan Icon se Kabupaten Bekasi, dalam bidang Pertanian. Sebelum masa jabatannya habis beliau meninggal dunia bersama istri tercintanya di Mekkah Tragedi Mina dalam rangka menunaikan ibadah Haji. 1 1 Wawancara pribadi dengan Bapak Soleh Hidayat bagian Kaur Pemerintahan Desa Wibawa Mulya di balai desa Minggu, 30 Maret 2014 pukul 09:30.