4. Mengapa masih banyak orang yang melakukan perkawinan di bawah
tangan, faktor-faktor apa yang melatarbelakangi mereka sehingga melakukan perkawinan di bawah tangan?
Banyak faktor-faktor yang menjadikan orang melakukan perkawinan di bawah tangan, tetapi kebanyakan di desa wibawa mulya ini karena pergaulan bebas,
hamil duluan sebelum menikah dan juga ketidaktahuan orang tuanya menikahkan anaknya dan tidak di catatkan
5. Apakah masyarakat tahu tentang pentingnya pencatatan perkawinan?
Kalau dulu di desa Wibawa Mulya kebanyakan masyarakatnya tidak tahu tentang pentingnya pencatatan perkawinan, tetapi sekarang masyarakat sudah banyak yang
tahu, walaupun ada beberapa yang tidak tahu.
6. Pernahkah dari pihak desa bekerja sama dengan pihak KUA dalam
mensosialisasikan tentang pentingnya pencatatan perkawinan?
Secara garis besar mengatasnamakan desa belum pernah mengadakan kerja sama dalam mensosialisasikan tentang pentingnya pencatatan, tapi saya pribadi sekalu
penghulu atau amil, sering memberitahukan tentang pentingnya pencatatan perkawinan kepada setiap orang yang ingin menikah, dan tidak semua yang saya
beri tahu kepada masyarakat, masyarakat mau mendengarkan, terkadang ada juga yang mengabaikan.
7. Apakah ada solusi yang diberikaan pihak desa bagi anak yang memiliki
orang tua yang menikah di bawah tangan dan tidak mempunyai akta nikah?
Bagi orang tua yang sudah terlanjur melakukan perkawinan di bawah tangan, maka harus mengajukan isbat nikah kepada Pengadilan Agama, tanpa harus
mengulang lagi pernikahannya.
HASIL WAWANCARA
Nama : Ela Nurlela
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tempat : Di Depan Rumah Ibu Ela Nurlela
Waktu : Selasa, 25 Maret 2014
Pukul : 17:00 WIB
…………………………………………………………………………………………. 1.
Bagaimana pendapat ibu mengenai perkawinan di bawah tangan, Menurut ibu perkawina itu sah atau tidak?
Perkawinan di bawah tangan menurut saya pribadi sah-sah saja, karena kan perkawinan tersebut sudah memenuhi rukun dan syarat sesuai ketentuan agama
Islam.
2. Bagaimana kedudukan Perkawinan tersebut dari sudut pandang hukum