Faktor-Faktor Terjadinya Perkawinan di Bawah Tangan

Disini keberanian para Hakim Peradilan Agama sangat diharapkan untuk membatalkan perkawinan atau penolakan kehendak nikah yang tidak dicatat itu apabila diajukan oleh pihak-pihak yang merasa dirugikan kepadanya. 21 f Pelaksanaan Akad Nikah 1. Akad Nikah dilangsungkan dihadapan Penghulu tau Petugas Kantor Urusan Agama. 2. Jika dilakukan oleh Wali Nikah sendiri. 3. Wali Nikah dapat mewakilkan ijab kepada orang lain yang memenuhi persyaratan, atau kepada Penghulu. 4. Akad Nikah dilangsungkan di Kantor Urusan Agama Balai Nikah. 5. Atas permintaan yang bersangkutan dan mendapat Persetujuan dari Kepala Kantor Urusan Agama, Akad Nikah dapat dilangsungkan di Luar balai Nikah. 6. Biaya pemanggilan, transportasi, dan akomodasi Penghulu atau Petugas Kantor Urusan Agama untuk menghindari akad nikah di luar balai nikah dibebankan kepada yang mengundang. g Pencatatan Nikah 1. Pencatatan Nikah dilakukan oleh Penghulu atau Kepala Kantor Urusan agama setelah nikah dilangsungksn dengan benar, pada Akta Nikah Register Model N. 2. Kepada kedua pengantin diberikan Kutipan Akta Nikah berupa Buku Nikah, Model NA. Akta Nikah selain merupakan bukti otentik suatu perkawinan, ia memiliki manfaat sebagai “jaminan hukum” apabila salah seoarang suami atau isteri melakukan suatu tindakan yang menyimpang. 22

D. Faktor-Faktor Terjadinya Perkawinan di Bawah Tangan

Setiap warga negara hendaknya melaksanakan setiap peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, sebab semua peraturan pada hakekatnya adalah bertujuan untuk kepentingan masyarakat demikian juga dalam hal perkawinan. 21 Abdul Manan, Aneka Masalah Hukum Perdata Islam Di Indonesia, Jakarta : Kencana Prenada Media Group 2006, h 53 22 Ahmad Rofiq, Hukum Islam Di Indonesia, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada 2002, h 116 Undang-undang No 1 tahun 1974 tantang Perkawinan tidak mensahkan perkawinan di bawah tangan, karena sebagai warga negara Indonesia, umat Islam juga dituntut untuk menjadi warga negara yang baik , dengan menuruti perundang- undangan yang berlaku. 23 Masih terdapat di anggota masyarakat yang perkawinannya dilaksanakan tanpa sepengetahuan Pegawai Pencatat Nikah adakalanya mencukupkan hadirnya seorang kiyai atau pemuka agama, merasa tanpa kehadiran aparat yang berwenang dianggap sudah sah, menurut hukum agama Islam pencatatan itu dianggap sah yang sifatnya administratif saja. Tidak tercatatnya perkawinan tersebut, mungkin karena mereka tidak mencatatkan perkawinan itu kepada petugas yang berwenang, sekalipun dilakukan sesuai dengan ketentuan agamanya, atau karena perkawinan itu dianggap tidakbelum memenuhi persyaratan sebagaimana yang ditentukan dalam Undang- undang No 1 tahun 1974. Diantaranya terdapat berbagai alasan yang mendasari perkawinan di bawah tangan adalah : 1. Tidak terpenuhinya syarat-syarat untuk berpoligami terutama tidak adanya persetujuan dari isteri sebelumnya, maka orang terebut melaksanakan perkawinan di bawah tangan, cukup dihadapan pemuka agama. 2. Dengan adanya PP No. 10 Tahun 1983 jo PP No. 45 Tahun 1990, dalam pasal 4 ayat 1 diantaranya menyebutkan, bahwa pria yang berstatus Pegawai 23 A. Zuhdi Muhdlor, Memahami Hukum Perkawinan, Bandung : AL-BAYAN 1994, Cetakat ke-I, h 22 Negeri Sipil tidak boleh beristeri lebih dari seorang. Mereka beranggapan bahwa dengan sulitnya persyaratan untuk poligami, maka terdapat walaupun sedikit pegawai negeri yang melaksanakan perkawinan dengan tidak melalui prosedur yang sebenarnya. 3. Dikarenakan banyak masyarakat yang masih awam, adanya perasaan takut untuk berhadapan dengan pejabat Kantor Urusan Agama dan menganggap mereka lebih baik perkawinannya dilaksanakan di depan pemuka agama. 4. Mahalnya biaya pencatatan perkawinan, karena oknum-oknum tertentu. 5. Agama sering dijadikan dalil untuk melegitimasi keinginan-keinginan tertentu yang subjektif. Padahal aturan agama juga sama jelasnya, bahwa Undang- Undang No. 1 Tahun 1974 berlaku untuk semua masyarakat. 24 Sebab-sebab itulah yang menjadi dasar perkawinan di bawah tangan di samping faktor sosial, budaya, ekonomi, agama dan juga tingkat pendidikan yang masih rendah.

E. Dampak Perkawinan di Bawah Tangan Meurut Undang-Undang Di