6.9. Hubungan Antara Pengawasan Dengan Perilaku Penggunaan Alat
Pelindung Diri APD di Industri Pengelasan Informal di Kelurahan Gondrong, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang Tahun 2013.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada pekerja di Kelurahan Gondrong, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang tahun 2013
didapatkan para pekerja yang bekerja di bengkel las yang mempunyai pengawasan dan menggunakan APD sebanyak 13 orang 76,5, pekerja
yang bekerja di bengkel las yang mempunyai pengawasan namun tidak menggunakan APD sebanyak 4 orang 23,5, pekerja yang bekerja di
bengkel las yang tidak mempunyai pengawasan dan menggunakan APD sebanyak 11 orang 37,9 sedangkan pekerja yang bekerja di bengkel las
yang tidak mempunyai pengawasan dan tidak menggunakan APD sebanyak 18 orang 62,1.
Berdasarkan hasil uji statistik, dengan menggunakan uji Chi Square X
2
pada variabel pengawasan didapatkan pvalue yaitu 0,012 yang berarti nilai Pvalue 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara
pengawasan dengan penggunaan Alat Pelindung Diri APD pada industri pengelasan informal di Kelurahan Gondrong, Kecamatan Cipondoh, Kota
Tangerang Tahun 2013. Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Arianto Wibowo
2010 didapatkan P = 0,000 Pvalue 0,05 sehingga menunjukkan ada hubungan bermakna antara pengawasan dan perilaku penggunaan APD.
Kemungkinan bias pada variabel ini adalah pengawasan yang dilakukan tidak hanya bersifat khusus yaitu penggunaan APD, tetapi juga pengawasan
yang bersifat umum yaitu pengawasan terhadap kinerja para pekerja di bengkel las dan kondisi bengkel las.
Hasil ini sesuai dengan pendapat Green dalam Notoadmojo 2005 yang menyatakan pengawasan merupakan salah satu faktor penguat
reinforcement factors yang mendorong atau menghambat individu untuk berperilaku dalam hal ini penggunaan APD.
Namun hubungan tersebut dimungkinkan karena pekerja takut mendapatkan hukuman apabila tidak menggunakan APD saat ada
pengawasan dari pengawas baik dari pihak bengkel las maupun dari pihak pemerintahan selaku pembuatan kebijakan dan SIUP. Walaupun memiliki
pengawasan dalam penggunaan APD, masih ada pekerja yang tidak menggunakan APD. Pengawasan yang ada di bengkel las dilakukan
sebagian besar dilakukan oleh pemilik usaha pengelasan. Sehingga pelanggaran yang mungkin terjadi tidak diketahui oleh pengawas pemilik
usaha. Dalam ketersediaan APD diperlukan juga kebijakan atau peraturan
yang berhubungan dengan bengkel las tidak hanya sebagai usaha sektor informal yang memerlukan SIUP, tetapi juga bengkel las sebagai home
industry yang mempunyai kapasitas produksi yang kecil dengan jumlah pekerja yang juga sedikit. Sehingga dalam menyediakan APD di tempat
kerja tidak hanya disediakan oleh bengkel las tetapi juga disuplai dari pemegang kebijakan pemerintah setempat.
6.10. Hubungan Antara Hukuman Dengan Perilaku Penggunaan Alat