Berdasarkan latar belakang diatas, diketahui bahwa masih banyak pekerja pengelasan yang tidak menggunakan APD saat bekerja sehingga
kecelakaan kerja ringan sampai berat dapat membahayakan para pekerja. Dengan demikian diperlukan adanya suatu penelitian yang menggambarkan
perilaku pekerja dalam penggunaan APD pada industri pengelasan informal ini. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pekerja sehingga tidak
menggunakan APD saat bekerja walaupun dari pihak perusahaan atau pemilik usaha antara lain ketidaknyamanan jika menggunakan APD saat
bekerja. Tingginya kasus kecelakaan kerja diarea kerja diakibatkan kecenderungan pekerja untuk bekerja tidak aman unsafe act seperti tidak
menggunakan Alat Pelindung Diri APD pada saat melakukan pekerjaannya, hal ini juga yang berkaitan dengan behavior yang dimiliki
oleh pekerja tersebut.
1.3. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana gambaran perilaku pekerja dalam penggunaan Alat Pelindung Diri APD ditempat kerja.?
2. Bagaimana gambaran faktor Predisposing Pengetahuan, Pelatihan, Sikap, Motivasi, dan Komunikasi pekerja dalam perilaku penggunaan
Alat Pelindung Diri APD di industri pengelasan informal di Kelurahan Gondrong.
3. Bagaimana gambaran faktor Enabling Ketersediaan APD pekerja dalam penggunaan Alat Pelindung Diri APD di industri pengelasan
informal di Kelurahan Gondrong.
4. Bagaimana gambaran faktor Reinforcing Pengawasan, Hukuman dan Penghargaan pekerja dalam perilaku penggunaan Alat Pelindung Diri
APD di industri pengelasan informal di Kelurahan Gondrong. 5. Bagaimana hubungan faktor Predisposing Pengetahuan, Pelatihan,
Sikap, Motivasi, dan Komunikasi pekerja dengan perilaku penggunaan Alat Pelindung Diri APD di industri pengelasan informal di
Kelurahan Gondrong. 6. Bagaimana hubungan faktor Enabling Ketersediaan APD pekerja
dengan penggunaan Alat Pelindung Diri APD di industri pengelasan informal di Kelurahan Gondrong.
7. Bagaimana hubungan faktor Reinforcing Pengawasan, Hukuman dan Penghargaan pekerja dengan perilaku penggunaan Alat Pelindung Diri
APD di industri pengelasan informal di Kelurahan Gondrong.
1.4. Tujuan Penelitian
1.4.1. Tujuan Umum
Diketahuinya hubungan faktor-faktor perilaku pekerja dalam penggunaan APD pada industri pengelasan informal di Kelurahan Gondrong, Tangerang.
1.4.2. Tujuan Khusus
1. Diketahuinya gambaran perilaku pekerja dalam penggunaan Alat Pelindung Diri APD di industri pengelasan informal di Kelurahan
Gondrong.? 2. Diketahuinya gambaran faktor Predisposing Pengetahuan, Pelatihan,
Sikap, Motivasi, dan Komunikasi pekerja dalam perilaku penggunaan
Alat Pelindung Diri APD di industri pengelasan informal di Kelurahan Gondrong.
3. Diketahuinya gambaran faktor Enabling Ketersediaan APD pekerja dalam penggunaan Alat Pelindung Diri APD di industri pengelasan
informal di Kelurahan Gondrong. 4. Diketahuinya gambaran faktor Reinforcing Pengawasan, Hukuman dan
Penghargaan pekerja dalam perilaku penggunaan Alat Pelindung Diri APD di industri pengelasan informal di Kelurahan Gondrong.
5. Diketahuinya hubungan faktor Predisposing Pengetahuan, Pelatihan, Sikap, Motivasi, dan Komunikasi pekerja dengan perilaku penggunaan
Alat Pelindung Diri APD di industri pengelasan informal di Kelurahan Gondrong.
6. Diketahuinya hubungan faktor Enabling Ketersediaan APD pekerja dengan penggunaan Alat Pelindung Diri APD di industri pengelasan
informal di Kelurahan Gondrong. 7. Diketahuinya hubungan faktor Reinforcing Pengawasan, Hukuman dan
Penghargaan pekerja dengan perilaku penggunaan Alat Pelindung Diri APD di industri pengelasan informal di Kelurahan Gondrong.
1.5. Manfaat Penelitian
1.5.1. Manfaat Teoritis
Sebagai sumbangan referensi akademis berkaitan dengan faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pekerja dalam penggunaan APD pada
pekerjaan pengelasan di Kelurahan Gondrong.
1.5.2. Manfaat Metodoligis
Penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan tentang metodologi penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan perilaku pekerja dalam
penggunaan APD.
1.5.3. Manfaat Aplikatif
1. Bagi industri, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan evaluasi mengenai faktor perilaku pekerja dalam penggunaan APD,
serta dapat melakukan upaya pencegahan terhadap risiko dan bahaya kecelakaan di tempat kerja.
2. Bagi fakultas, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam pengembangan kurikulum program studi Kesehatan Masyarakat
khususnya pada konsentrasi K3. 3. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini bermanfaat untuk dijadikan bahan
perbandingan ataupun data dalam penelitian faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pekerja dalam penggunaan APD pada
industri pengelasan informal.
1.6. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bertujan untuk mengetahui hubungan antara faktor yang mempengaruhi perilaku dengan perilaku penggunaan Alat Pelindung
Diri APD pada pekerjaan pengelasan informal di Kelurahan Gondrong. Penelitian ini perlu dilakukan karena masih kurangnya penggunaan APD
sebagai salah satu bentuk pengendalian dari bahaya yang terjadi ditempat kerja sehingga para pekerja masih mengalami Penyakit Akibat Kerja PAK
dan Kecelakaan Kerja. Penelitian ini menggunakan disain penelitian kuantitatif dengan metode studi cross sectional. Penelitian akan
dilaksanakan oleh peneliti itu sendiri. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 46 orang dari 12 bengkel las yang ada di Kelurahan Gondrong dengan
menggunakan teknik Accidental Sampling. Penelitian dilaksanakan pada bulam Mei-Juni 2013. Penelitian ini menggunakan data primer yang
diperoleh dengan cara pengisian kuesioer dan lembar obsevasi, sedangkan data sekunder yaitu jumlah tempat pengelasan informal. Observasi
dilakukan untuk melihat bagaimana penggunaan APD para pekerja pada pekerjaan pengelasan di lapangan. Wawancara dilakukan untuk mengetahui
data pekerja, pengetahuan, pelatihan, sikap, motivasi, komunikasi,
pengawasan, dan fasilitas mengenai APD.
107
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengelasan
2.1.1. Pengertian Pengelasan
Banyak institusi maupun para ahli yang mendefinisikan tentang pengelasan. Namun secara umum pengelasan welding adalah salah satu
teknik penyambungan logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan ligam pengisi dengan atau tanpa tekanan dan dengan atau tanpa logam
penambah dan menghasilkan sambungan yang kontinyu.
Menurut Deutsche Industrie Normen DIN 2008 las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan
lumer atau cair, dari definisi tersebut dapat dijelaskan lebih lanjut bahwa las adalah sesuatu proses dimana bahan dan jenis yang sama digabungkan
menjadi satu sehingga terbentuk suatu sambungan melalui ikatan kimia yang dihasilkan dari pemakaian panas dan tekanan.
Menurut Wiryosumarto 2000, las adalah suatu cara untuk menyambung benda padat dengan jalan mencairkannya melalui pemanasan.
Untuk berhasilnya penyambungan diperlukan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi yakni:
a. Bahwa benda cair tersebut dapat cairlebur oleh panas. b. Bahwa antara benda-benda padat yang disambung tersebut terdapat
kesesuaian sifat lasnya sehingga tidak melemahkan atau menggagalkan sambungan tersebut.